My Kim Sang Bum

My Forever Love

Powered By Blogger

Blogger news

Blogger templates

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Dhea love Kim Bum always and forever

our story


       Cerita Kita

            Pagi usai Subuh,matahari belum sepenuhnya terbit,titik-titik embun menetes dari daun,Robert,Marsha,Gea,Edwards,Nadin,Gellbert,Gillbert,Dhea,Bryan,Dava,dan Selin serta Bu Fauziah si pemilik vila jalan-jalan ke sebuah danau yang besar yang terdapat di Pandaan.
“Pelan-pelan saja ya jalannya,maklum sudah tua,”kata Bu Fauziah tersenyum lebar
“He he…..iya Bu,tenang aja,”kata mereka berdua belas kompak.
“Lihat anak-anak,pemandangan di depan mata kita begitu indahnya.Itu orang-orang sudah mulai menggarap ladangnya,mereka begitu bersemangat,pagi-pagi begini sudah menjemput sebagian karunianya.Nah itu ada yang mulai cari ikan di danau,itu nelayan yang tinggal di perkampungan dekat sini,”kata Bu Fauziah seperti komentator acara TV
“Iya bu,aku melihatnya,”kata Dhea.
“Lihat,hamparan kebun dengan beragam tanaman herbal ada kunyit,jahe,lengkuas,kumis kucing,tapak dara,srikaya,pandan wangi,dan masih banyak lagi,”kata Bu Fauziah.
Mereka hanya mengangguk-ngangguk saja tidak mengerti.
“Itu proyeknya penduduk setempat sini dengan pengarahan penelitian IPB.Sudah canggih loh mereka itu,nggak cuma direbus atau diseduh gitu aja,tapi sudah dibuat es krim,sirup,kripik,dan entah apa lagi.Oh ya,juga buat kosmetika,kosmetika herbal,”cerita Bu Fauziah dengan bangga.
“Oh iya kapan kalian bakalan pulang?”tanya Bu Fauziah
“Minggu depan karena udah masuk sekolah,aku pulang ke Batu,Robert sama Gellbert ke Malang,dan yang lainnya ke Surabaya,”jawab Dhea.

                                                             ***

“Ayo Dhe,lelet amat si loe!”teriak Robert.
“Aduh capek banget gue,tungguin napa!”balas Dhea.
“Masak loe kalah sama Bu Fauziah,udah jalan sejauh ini,tapi staminanya masih baik,”kata Gellbert.
“Aduh iya iya,cerewet loe pada!”teriak Dhea.
Sampai di depan vila,tercium bau harum dari arah dapur.Bibi Wati,pembantu Bu Fauziah,istri sopirnya,pintar memasak.Ia menyiapkan makan siang untuk mereka berdua belas yaitu ayam panggang bumbu rujak dan minumnya teh hangat.Selesai makan siang mereka semua melanjutkan aktivitas masing-masing.Bu Fauziah sempat beramah-tamah dengan beberapa orang yang dikenalnya sejak lama.
“Eh Bryan mana ya?Sejak makan siang tadi tiba-tiba dia nggak ada!”kata Selin.
“Iya ya,ya udah deh gue cari dulu,”kata Dhea.
“Gue ikut Dhe,”kata Edwards yang langsung ngikutin Dhea.
Ternyata Bryan lagi duduk di taman dekat vila dengan muka yang merenung,Dhea dan Edwards pun menghampirinya.
“Woy,jangan ngelamun loe!”teriak Dhea yang berhasil buat Bryan sadar dari lamunannya.
“Ah,loe Dhe bikin kaget gue aja!”kata Bryan.
“Ya habis loe ngelamun aja,”kata Edwards.
“Eh kita ini lagi liburan seharusnya senang-senang,tapi kenapa loe galau kayak gini?”tanya Dhea.
“Setelah loe nolak gue,gue ditolak lagi tadi pagi,”jawab Bryan.
“Ditolak sama siapa loe?”tanya Dhea.
“Lian,”jawab Bryan.
“Siapa itu?”tanya Dhea.
“Manusia,”jawab Bryan.
“Ya iyalah manusia,siapa juga yang bilang dia Setan!Maksud gue dia itu siapa?”tanya Dhea.
“Adik kelas gue,”jawab Bryan.
“Ha?Adik kelas loe?Berarti dia juga adik kelas gue donk!”kata Edwards.
“Iya,Lian anak klz 8F yang ikut ekstra conversation,”jawab Bryan.
“Oh anak itu yang main basketnya parah banget,”kata Edwards.
“Emank yang mana sih kok gue nggak pernah tahu,”kata Dhea.
“Itu loh yang waktu kita selesai dance cover di Citra Lend,yang ngucapin ulang tahun sama loe,”jawab Bryan.
“Oh yang rambutnya gelombang itu?”tanya Dhea memastikan.
“Iya,”jawab Bryan.
“Ya udahlah baru juga ditolak dua kali,gue aja udah berkali-kali,”kata Edwards.
“Iya nih,”kata Dhea.
“Ye gue kan nggak kayak loe berdua playboy sama playgirl,”kata Bryan.
“Gue udah tobat,udah kelas 9,”balas Dhea.
“Ehm gue juga,udahlah nggak usah dipikirin ya,cewek masih banyak,”kata Edwards yang member semangat buat Bryan.
Bryan Cuma mengangguk saja.
“TOLONGIN GUE!!!!!!!!!BUKAIN PINTUNYA!!!!!!!!!!!!!”
“Eh suara siapa itu?”tanya Dhea.
“Nggak tahu tapi kedengerannya kayaknya di rumah besar itu!”jawab Edwards.
‘Kayaknya dia minta tolong deh,ayo kita tolongin!!”ajak Dhea.
Mereka bertiga langsung berlari ke arah rumah besar itu.

                                                                   ***
Dera yang sudah mengeringkan badan di villa yang Dhea dan teman-teman sewa kini terduduk
lemah di sofa.
“Jadi nama kamu Dera?”tanya Dhea
“Iya,”jawab Dera
“Kenalin aku Dhea dan ini teman-teman aku
Robert,Marsha,Gea,Edwards,Nadin,Gellbert,Gillbert,Bryan,Dava,dan Selin,”kata Dhea    
memperkenalkan satu-satu.
“Siapa yang ngelakuin ini sama kamu?”tanya Edwards langsung.
“Dia Tante Jinri teman papaku yang sementara numpang di rumahku sama anaknya Mike karena rumahnya rusak akibat kebakaran,”jawab Dera
“Orang tua kamu nggak tahu?”tanya Edwards.
“Papa sama mama lagi ada urusan di luar kota buat Grand Opening restoran kita yang baru di Bekasi,”jawab Dera.
“Memangnya kamu anak tunggal?”tanya Edwards lagi yang seperti mewawancarai.
“Nggak aku punya kakak cowok,tapi dia lagi pergi sama pacarnya,jadi dia nggak tahu kalau tadi aku disiksa. Hiks.. aku benci sama dia! Aku benci Tante Jinri!” isak Dera, kekejaman Jinri masih terbayang-bayang dibenaknya.
“ Untung gue bisa buka pakai obeng tadi.Udah tenang ya,” Edwards menenangkan Dera
“ Makasih ya udah nolongin aku.Edwards, Bryan.. Kamu juga, Dhea.” Dera tersenyum disela tangisannya.
“ Emang kenapa kamu bisa sampe digituin sama Tante Jinri?” tanya Dhea.
“ Ringan kok masalahnya, cuma gara-gara aku keceplosan bilangin Mike anak tikus,soalnya dia nakal banget.”jawab Dera.
“ Sensi banget itu ibu-ibu.” timpal Bryan.
“ Iya.”jawab Dera pendek dengan nada sedih, “…aku beneran udah nggak betah lagi dirumah. Aku gak bisa minta banyak perlindungan dari Kak Nino, toh dia juga sering dibohongin sama Mike.”
“Oh jadi nama kakak kamu Nino?”tanya Selin.
“Iya,”jawab Dera.”
“Itu anak nakal banget ya, sama jahatnya kayak ibunya,”kata Edwards
“ Jahilan mana sama gue?” cetus Bryan.
“ Jahilan mana juga sama gue?” tanya Gellbert.
“ Yah, kok jadi adu jahil sih.” Dhea bingung.
“ Gak, gak gitu. Gue cuma lagi ada hasrat aja untuk balas kelakuan dia
dan mamanya,”kata Bryan.
“ Boleh tuh, gue bantu. Kebetulan setan gue lagi kumat nih.” Gellbert antusias.
“ Kayaknya gue juga setuju deh. Ya.. itung-itung dikasih pelajaran aja biar kapok.”sambung Selin.
“ Gimana?” tanya Dhea ke anak-anak yang lain.
“SETUJU”jawab mereka kompak.
“ Setuju banget! Tapi.. jangan sampe ketahuan ya. Males nyari ribut.”kata Edwards.
Dhea mengangguk, “ Soal jahil yang jago Bryan dan Gellbert.”
“ Kalo gitu deal! Gue udah tau caranya bikin ibu dan anak itu kapok.Tenang aja deh.”kata Bryan  dengan nada licik.
“ Hah? Siapa? Siapa?” seorang cowok tiba-tiba membuka pintu.
“Kakak!!!”panggil Dera.
“Oh jadi dia kakak loe?”tanya Edwards.
Dera hanya mengangguk saja.
“ Kemana aja lo!? Adek lo dianiaya nih!” kata Bryan.
“ A.. iya udah tau kok tadi aku di sms Dera. Makanya aku buru-buru
kesini. Ra, kamu gak apa-apa kan?”
Dera mengangguk saja, namun Nino merangkulnya dan minta maaf karena
tidak ada dirumah saat itu.
“Ngomong-ngomong kalian siapa?Pendatang ya?”tanya Nino.
“Iya,kita lagi liburan di sini,gue Dhea dari Batu.”kata Dhea memperkenalkan dirinya. “Kalau pingin tahu mereka siapa tanya sendiri ya,malas gue ngenalin satu-satu.”
Nino hanya tersenyum dan anak-anak yang lain pada sewot sama Dhea.
“ Aku denger dari luar tadi katanya kalian mau ngerjain Sam dan Tante
Jinri ya?” tanya Dhea.
Semua mengangguk sambil tertawa kecil.
“ Dan loe harus ikut!” kata Gellbert.
“ Hah?? Aduh.. gimana ya. i.. iya deh aku ikut.”
“ Bagus. Kita mulai malam ini. Gue sama Bryan udah tau apa yang mesti kita lakuin.”
“Makasih ya,padahal kita baru kenal tapi kalian udah mau bantu aku”kata Dera.
“Tenang aja,kenal nggak kenal.sesama manusia harus saling tolong-menolong.”
kata Edwards bijak.
“Kesambet apaan loe?Tiba-tiba ngomong kayak gitu?”tanya Nadin.
“Kesambet cinta pada pandangan pertama,”bisik Edwards ke Nadin.
Kayaknya Edwards ngalami jatuh cinta pada pandangan pertama sama Dera.

                                                                ***


Malam itu juga, Gellbert memasuki sebuah ruangan yang terdapat dibelakang
restoran bakso milik keluarga Dera karena kata Dera,Tante Jinri sementara gantiin posisi papanya di restoran sampai papanya selesai dengan urusan di luar kota, dengan sembunyi-sembunyi Gellbert menjalankan instruksi dari Bryan yang berada diluar restoran.
/“ Ringtonenya juga jangan lupa dinyalain. Guling putih dari Nino jangan sampai nggak dipakai. Jendela jangan lupa direnggangin biar bisa cepet kabur.”/sms Bryan ke Gellbert.
/“ Siap, laksanakan!”/balas Gellbert.
Sementara itu Edwards yang berada disisi lain restoran tepatnya berada di ruangan tempat pusat arus listrik yang berada di belakang restoran.Tugas Edwards gampang, ia hanya ditugaskan untuk mematikan dan menyalakan lampu ruangan kerja Jinri sampai ia puas.

“ Dasar jahat kalian!” sungut seorang anak yang ada dipojok kamar Dera dengan tangan dan kaki diikat oleh tali pramuka, dia adalah Sam. Anak itu sengaja disekap oleh Dhea cs secara sembunyi-sembunyi agar tidak menghancurkan rencana mereka.
“ Emak lo lebih jahat!” balas Dera sambil menjulurkan lidahnya.
“ Awas lo! Gue bilangin ke nyokap gue! Biar kapok lo nanti!! Liatin aja lo!!”ancam Sam.
“ Silahkan.” Dera malah semakin semangat meledek Sam.

“ Haaaah.. menyebalkan sekali. Kenapa coba saya mesti lembur ngitungin gini doang! Saya juga kan mau shopping, mau nyalon, mau jalan-jalan..” Jinri terus mengomel sendiri sambil mengerjakan hitungannya.
“…liat aja, secepatnya saya akan bikin Mas Adrian benci dengan si Miranda itu! Karena kalo mereka udah saling benci,mereka akan cerai dan aku bakalan jadiin diriku sebagai istrinya.Saya nggak akan disuruh kerja begini lagi. Hahahaha!” lagi-lagi ia bicara sendiri.
“ Jahat amat sih jadi orang.”gerutu Gellbert setengah berbisik.
Ia pun langsung keluar dari persembunyiannya, dengan tetap siaga ia mendekati sebuah pot yang terletak didepan pintu kamar mandi kemudian menaruh guling putih yang ia dapat dari Nino yang katanya itu guling milik Sam yang pernah digunakan untuk mengerjai Nino, tapi untungnya nggak mempan karena ternyata Nino nggak takut dengan gulingnya.
Tiba-tiba..
BLAM!
Lampu ruangan mati seketika.
“ Pasti si Edwards nih. Haduh.. kenapa gak ngasih tau sih, kaget juga gue.”desis Gellbert, ia langsung mengeluarkan ponselnya dan mencari-cari ringtone yang ia baru terima via bluetooth dari Bryan.
“ Hah!! Apa pula ini! Belum setengah selesai udah mati listrik aja!
Dasar bodoh.” Jinri yang terkejut langsung berdiri dan berjalan pelan mencari lilin.
Namun,
TRING (?), lampu menyala lagi.
“…ck.” Jinri pun kembali ke meja kerjanya.
BLAM! Lampu mati kembali.
“…ih! apa-apaan ini!!” omel Jinri, ia pun kembali berbalik untuk mencari lilin.
Akan tetapi lampu menyala lagi, tak lama mati lagi, dan terus-terusan seperti itu.
“…dasar gila! Bodoh!! Sialaaaan!!” omel Jinri tak karuan, ia pun menuju pintu, hendak keluar.
“ Aduh, gulingnya nggak keliatan dong. Ck, gimana nih. Aha!” Gellbert mengambil guling putihnya kemudian dengan hati-hati ia lemparkan kearah pintu.
Tepat!
“ AAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!” Jinri berteriak ketakutan ketika melihat guling putih mengerikan yang tiba-tiba ada didepan matanya, ia langsung mundur dan menutup matanya bahkan saking paniknya ia melempar high heelsnya kearah guling tersebut.
Gellbert mencoba menahan tawanya, ia langsung menyalakan ringtone yang ia dapat dari Bryan dengan volume full. Ternyata ringtone tersebut adalah ringtone suara Kuntilanak ketawa.
“ HiHiHiHiHiHi…”
“ Aaaaaaa!! Siapa itu!! Siapaaaa!! Aaaaaaaaaaa!!!!” Jinri menutup telinga dan matanya. Lampu ruang kerjanya masih terus menyala-mati, guling putih itu, dan suara itu membuatnya stres mendadak hingga terduduk dilantai ruangan sambil terus berteriak tak karuan.
Merasa puas, Gellbert langsung melompat ke jendela dan kabur sembari berucap,
“ Alhamdulillah ya, sesuatu^^”

                                                                ***

“ Astaghfirullah.. mana mungkin ada setan di restorannya Pak Adrian.” Ustad Rahmad masih tidak percaya dengan berita yang disampaikan istrinya Bu Fauziah.
“ Yah, gak tau juga pa. Ibu denger beritanya dari tetangga komplek sebelah. Kemarin mbak Jiinri sampai pingsan, diantar kerumahnya juga pake ambulance. Beberapa jam sempet dilarikan ke rumah sakit karena syok.”
“ Everyday I shock, everynight I shock. hahaha!!” ledek Edwards setengah
berbisik sambil melirik Gellbert.
“ Lebay banget sih dia, dijailin gitu doang sampe masuk rumkit.” bisik Gellbert.
“ Iya, udah gitu cepet nyebar ke tetangga. Haduh..” timpal Edwards.
“ Kalian kenapa bisik-bisik?” tanya ustad Rahmad.
“ Eh, enggak kok Pak.”sela Edwards.
“ Kalian tau soal kejadian yang dialami sama teman papanya Dera?”tanya Ustad Rahmad
Mereka langsung menggeleng cepat-cepat.
“ Gak mungkin ah ada setan di restoran bakso Pak Adrian. Waktu selametan disana aja kan papa yang pimpin doanya.”kata Bu Fauziah.
“ Papa rasa ada tangan-tangan jahil aja yang begitu.”jawab ustad Rahmad.
Robert,Marsha,Gea,Edwards,Nadin,Gellbert,Gillbert,Dhea,Bryan,Dava,dan Selin nyaris tersedak camilan dimulut mereka karena ingin tertawa.

“ Apa?? Jadi kamu disekap?? ” Jinri yang masih terbaring ditempat tidur karena masih mengidap syok atas kejadian kemarin malam.
“ Iya, Mi!”jawab Sam.
“ Sialan!! Ini gak bisa kita biarkan!” amuk Jinri.
“ Kita mesti gimana, Mi?”tanya Sam.
“…aha, mami tau.”katanya licik.
“ Gimana? Gimana Mi?”tanya Sam penasaran.
“Brankas yang ada di kamar om Adrian,kita buka dan kita ambil semua yang ada di brankas itu kita sembunyiin dan begitu om Adrian pulang kita taruh di kamar Dera dan Nino biar mereka yang kena marah.”kata Jinri
Sam tersenyum, ia bangga punya mami sepintar Jinri.

“Ya ampun brankasnya pakai kode,mami nggak tahu kode brankasnya apaan!”kata Jinri.
“Terus kita harus gimana mi?”tanya Sam.
“Ah om Adrian pernah bilang kalau dia suka berbagi rahasianya sama Nino.”kata Jinri.
“Kemungkinan kak Nino tahu kode brankasnya mi.”kata Sam.
“Mungkin,tapi gimana caranya supaya Nino mau kasih tahu?”tanya Jinri.
“ Ah, kalo gitu mah gampang! Sam tahu caranya supaya kak Nino ngasih tau kode brankas om Adrian!”
“ Oh ya? Gimana?”
Sam membisikkan sesuatu ke telinga Jinri sambil tertawa licik, Jinri tersenyum menyetujui ide anaknya.

“ Mana Dera? Apa dia belum pulang?” tanya Jinri yang baru saja dari kamar om Adrian dan mendapati Nino sendirian dirumah.
“ Belum, katanya lagi makan siang diluar.”jawab Nino tanpa menoleh.
Jinri manggut-manggut saja, kemudian dengan berlagak sok basa-basi ia duduk disamping Nino.
“ Nino, tante.. boleh tanya sesuatu?”
“ Tanya apa?”tanya Nino.
“ Kamu tahu kode brankas papamu itu kan? beritahu saya.. apa kodenya?”
Dahi Nino keriting seketika mendengar pertanyaan itu,dengan cepat ia menggeleng.
“…bener nih gak mau ngasih tau?”
“ Nggaaak. Maaf tante, papa bilang jangan kasih tau siapa-siapa.”
“ Beritahu, atau Tiara…..”
“ Tiara?Ada apa dengan dia?”Nino terkejut dan tak mengerti karena Jinri berbicara seakan-akan wanita itu sedang ‘menculik’ seseorang.

                                                                           ***

“ Duh, harus tali pramuka!”
“ Loh, tali ini nggak bisa?”
“ Nggak bisa.”
“ Lu tau darimana kalo mesti pakai tali pramuka?”
“ Waktu gue disekap, gue diiket pake tali pramuka. Kalo pake tali rafia nggak kencang.”
“ Yah, ya udah entar gue cari dulu.”
Tiara geleng-geleng kepala melihat tingkah ketiga anak didepannya itu.
“ Udah, gak usah repot-repot ngikat. Kakak gak bakalan pergi kok.”kata Tiara kemudian.
Sam serta teman-temannya Danny dan Bisma langsung menatapnya.
“ Serius nih kak? Namanya orang diculik kan pasti pengen kabur.”kata Bisma polos.
“ Duuh.. tapi kakak enggak. Kakak juga males pulang kerumah.”
“ Tapi..” Sam masih tidak yakin.
“ Ya udahlah Sam,nggak usah diikat. Kita kan gak punya tali pramuka..” kata Danny tak kalah polosnya.
“ Yaudah deh. jangan pergi-pergi yah!”
Tiara mengangguk sambil menahan tawanya, kemudian duduk diatas karpet sembari bergumam, “ Kasian banget anak-anak ini. Masih kecil udah dididik jadi bandit, dasar tante Jinri.”
“ Ya udah kalo gitu sambil ngejagain kakak ini kita ngerjain PR aja yuk.”ajak Bisma sambil mengeluarkan buku tulisnya.
“ Iya, PRnya kan lumayan susah nih.”kata Danny sambil mengeluarkan buku tulisnya.
“ Aku gak bisa.. Matematika kan susah.”kata Sam ngeluh padahal belum apa-apa.
“ Sini deh kakak bantu, mana soalnya?” kata Tiara ramah.Sam,Danny,dan Bisma langsung nyengir.
“ Ini kak..”
“ Ah, ini mah gampang. Sini kakak ajarin. Nah, kalo disini ada tanda kurungnya, berarti ini yang dihitung duluan..”
“ Ooh.. iya-iya. Terus?”
“ Yaudah, kalikan dulu, kalo sudah, simpan angkanya. Kerjakan yang lain, nanti hitung hasil akhirnya..”
Mereka pun sibuk mengerjakan PR Matematika Sam,Danny,dan Bisma.

“ APAAA!? Gak! Enak aja, dasar mak lampir!” Dera yang baru pulang dan langsung pergi ke villa Bu Fauziah karena disuruh ke sana sama Edwards untuk mendengarkan cerita dari Nino dan mendengar cerita dari Nino dia langsung ngamuk gak karuan.
“ Ya itu dia,Ra.. kakak mesti gimana?Kasihan Tiara”Nino masih lemes.
“Tiara itu siapa sih?”tanya Gea.
“Pacar kak Nino.”jawab Dera.
“Gila kejam banget balas dendamnya si nenek lampir itu!”kata Dhea.
“Gue punya ide!”ucap Bryan.
Semuanya menoleh dan bersiap mendengarkan.
“Gimana kalau semua barang yang ada di brankas itu diambil semua terus barang-barangnya ditaruh di kamar Edwards!”saran Bryan.
“Kok di kamar gue?”tanya Edwards.
“Ya habis loe kan dapat kamar di bawah dan ada jendelanya,jadi gampang!”kata Bryan.
 Semua pun ngangguk-ngangguk meyakinkan.
“Oke kode brankasnya apaan?”tanya Gellbert
“Kode brankasnya.. tanggal lahirnya Ben .”
“ HAH??????” Dera terbelalak kaget.
“ Kenapa kodenya tanggal lahir mas Ben?” Dera bertanya-tanya.
Nino mengangkat bahu saja.
“Emangnya Ben itu siapa?”tanya Edwards.
“Adit itu teman satu kelas kak Nino.”jawab Dera.
“ Ya sudahlah. Ayo cepat buka brankasnya, Jinri kebetulan sedang tidur!” kata Nino kemudian. Semua mengangguk, mereka pun langsung ke rumahnya Dera, ketempat dimana brankas
itu berada.
                                                                ***
“ Ha!?”
Mulut Jinri menganga lebar ketika membuka brankas milik om Adrian, padahal sebelumnya ia sudah cengar-cengir geje karena menyangka didalam brankas itu terdapat banyak duit, ternyata didalamnya cuma ada duit monopoli.
Nino pura-pura ikut menganga meskipun aktingnya keliatan jelas karena dia emang nggak bakat, tapi untung nggak bikin Jiyeon itu curiga.
“…apa-apaan ini hah!? Mana uangnya!!??” amuk Jinri.
“ Mana Nino tau, selama ini Nino gak pernah buka brankasnya. Cuma tau kodenya doang.”
“ Kamu tidak bohong kan!?”
“ Nggak lah.. Nino aja kaget sama isi brankasnya.”
“ Sialan. Grrr…” Jinri mendengus kesal.
“ Ya sudah ya Tante, Nino mau jemput Suzy. Sesuai perjanjian kan,Nino sudah ngasih tau kodenya berarti Tiara dilepasin.”
Dengan dongkol Jinri pun menyerahkan kunci rumahnya kepada Nino.
“ Jemput aja dia dirumah Tante.”katanya datar.
“Ha?Rumah tante?Bukannya rumah tante lagi kebakaran?”tanya Nino.
“Eh nggak eh tante salah ucap!”balas Jinri dan langsung berjalan jauh meninggalkan Nino.
Minhyuk pun menjadi curiga.

“ Ha!?” kali ini Nino nganga beneran, bukan akting lagi. Betapa tidak? Tiara yang sejak diculik ia khawatirkan karena takut kenapa-napa,ternyata sekarang sedang mendongeng ria diruang tengah rumah Jinri hingga Sam,Danny, dan Bisma ketiduran dan tergolek dilantai.
“ Hai, cepet amat datangnya. Jangan bilang kamu ngerelain tante Jinri tau kode brankasnya..” kata Tiara.
“ K.. kamu k..kamu..”Nino kebingungan.
“ Hehe, aku kerasan kok disini. Anak-anak ini lucu banget, nggak berbakat jadi penculik. Kamu kok bisa kesini sih?”
“ Ah nanti sajalah, ayo sekarang kuantar kamu pulang! Udah mau maghrib nih.”
“ Lah ini mereka siapa yang jaga?”
“ Biar aja! Ayo!Ini kan rumahnya tante Jinri jadi mereka aman-aman saja di sini.”
“Loh bukannya rumah tante Jinri lagi kebakaran?”
“Kayaknya dia sengaja bohong supaya bisa numpang di rumahku dan ngedekin papa!”
“Gila jahat amat.”
“Makannya aku berniat kalau papa sama mama udah pulang,aku bakalan ngasih tahu semuanya,ya udah ayo pulang!”ajak Nino.
Tiara pun mengangguk, namun karena terlalu baik ia mengeluarkan selendang dari tasnya kemudian menyelimuti ketiga anak yang tertidur pulas tersebut.
                                                              ***
“ Huah.. papa kira bisa pulang sore,ternyata sampai malam. Jalanannya macet.” Pak Adrian duduk diatas sofa mewahnya kemudian menghela nafas lega karena tiba dengan selamat dirumahnya.
Dengan tampang sok malaikat Jinri bersikap baik bikin Nino dan Dera mencibir.
“ Mama mana?” tanya Dera yang heran melihat papanya datang sendiri dan jika mamanya tidak ada dia,Nino,dan Dhea cs tidak bisa membongkar kejahatan Jinri.
“ Mamamu itu ikut truk.”jawab Pak Adrian.
“ HAH!!? Truk..? truk apaan???” semua kaget.
“ Truk pabrik keripik. Dia beli satu truk..”
“ Beli satu truk.. keripik???” tanya Jinri.
“ Iya. Papa juga gak ngerti kenapa dia sampai beli keripik sebanyak itu..” jawab Pak Adrian.
Teeett.. teeetttt!!!
Tiba-tiba terdengar suara klakson yang sangat cempreng. Sebuah mobil truk dengan box bertuliskan ‘Keripik Mercon’ memasuki halaman rumah keluarga Adrian, Dhea cs yang lagi nunggu sembunyi di balik pohon di luar rumah buat memulai rencananya pun kaget melihat truk tersebut.
Nyonya Miranda dengan anggunnya turun dari truk tersebut, ternyata ditengah jalan ia bertukar posisi dengan supir truknya, ia sendiri yang membawa truk tersebut sampai rumahnya.
“ Hai semua.. kok pada bengong? Gak kangen sama saya???” Nyonya Miranda heran melihat anggota keluarganya malah pada bengong melihatnya.
“ Mamaaaa~!! Dera kangeeeen!!” Dera berlari duluan memeluk Nyonya Miranda, Nino ikutan juga.
“ Iya..iya.. mama juga kangen. Sehat-sehat aja kan sayang?”
 “Bagus kalau mama tanya seperti itu!”balas Nino.
“Maksud kamu?”tanya Nyonya Miranda.
“Dengan mama bertanya seperti itu maka kejahatan Tante Jinri bisa terbongkar.”kata Nino.
“Nino maksud kamu apa?”kini Pak Adrian yang tanya.
“Asal mama dan papa tahu,tante Jinri numpang di rumah kita hanya agar mama dan papa bisa cerai.”jawab Nino.
Jinri pun langsung salah tingkah,keringat langsung mengalir di pelipisnya.
“Ha?Jinri datang ke rumah kita karena rumahnya lagi mengalami kebakaran.”kata Pak Adrian.
“Bohong semua bohong,rumah tante Jinri masih utuh dan tidak ada bekas-bekas kebakaran,papa bisa buktiin omongan aku!Selama mama dan papa pergi aku dan Dera selalu disuruh-suruh layaknya seorang pembantu apalagi Dera,tante Jinri tega nyiram dan ngurung dia di rumah sakit.”Nino bercerita panjang lebar.
“Ya ampun benar itu Dera?”tanya nyonya Yuri.
“Iya ma!”jawab Dera.
“Satu lagi tante Jinri menyuruh aku untuk memberitahu kode rahasia brankas papa dan aku minta maaf  papa telah memberitahu kode itu tapi tenang saja semua harta itu sudah aku amankan!”ucap Nino.
“Apa?Kamu amankan di mana Nino?”tanya Pak Adrian.
“Guys kesini!”teriak Nino.
Akhirnya Dhea cs muncul sambil bawa uang milik Pak Adrian dan terkejutnya Pak Adrian dan Nyonya Yuri melihat mereka.
“Loh kalian-kalian siapa?Kok belum pernah lihat!”kata Nyonya Yuri.
“Maaf tante kami sekedar pendatang dan kami hanya membantu Dera dan Nino selama om dan tante nggak ada.”kataDhea.
“Iya selama ini mereka lah yang membantu aku dan Dera untuk menghadapi kejahatan tante Jinri.”ucap Nino.
“Jinri apa benar dengan semua yang dikatakan Nino?”tanya Pak Adrian.
“Maafin aku mas,aku nggak bermaksud berbuat seperti itu!”Jinri langsung berlutut di kakinya Pak Adrian.
“Jadi semuanya benar?Kenapa kamu jahat sekali?”tanya Pak Adrian.
“Maafin aku mas!!!”Jinri memohon-mohon.
“Sekarang kamu angkat kaki dari sini dan jangan pernah muncul lagi!!!!”suruh Pak Adrian.
“Tapi mas……..”
“PERGI!!!!!!!!!!!!!!”bentak Pak Adrian.
Jinri pun kaget dan langsung menarik tangan Sam pergi dari rumah itu.
                                                           
                                                         ***
Akhirnya semua masalah selesai dan setelah kejadian itu kita pun melanjutkannya dengan acara makan-makan dan bakar-bakar barbeque di kebun belakang rumah Pak Adrian yang luas sekalian kita makan kripik mercon yang udah dibeli satu truk sama Nyonya Miranda.
“Gila pedes banget!!!”kata Dhea.
“Payah loe dhe baru juga makan 5 kripik dah kepedesan,gue dong udah 10 bungkus.”kata Robert.
“Ye lidah loe kan lidah naga!”ejek Dhea.
“Sialan loe!”ucap Robert.
“Woi Edwards loe kenapa dari tadi ngelamun?”tanya Bryan.
“Ah enggak.”balas Edwards.
“Pasti lagi mikirin Dera ya?”tanya Selin.
“Apaan sih loe Lin?”tanya Edwards.
“Ya udah loe tembak aja sekarang!!”suruh Selin.
“Nggak,gue nggak bisa nembak dia!!”kata Edwards.
“Loh kenapa?”tanya Dhea.
“Gue dikasih tahu Nino kalau Dera itu sudah dijodohin sama om Adrian,sama anak yang punya tanggal lahir di kode brankasnya om Adrian.”kata Edwards.
“Oh kalau nggak salah namanya Beng Beng,eh itu nama makanan!!”kata Dhea.
“Namanya Ben!!”ucap Edwards.
“Ah iya itu si Ben.”ucap Dhea.
“Kalau kamu menyukai anak saya,saya bisa batalin perjodohan itu.”
“Om Adrian?”semua kaget.
“Kayak ngeliat hantu aja pada kaget,gimana Edwards kamu suka sama Dera?”tanya om Adrian.
“Hehehehe iya om.”jawab Edwards.
“Tapi apa Dera suka sama kamu?”tanya Pak Adrian.
“Kalau soal itu saya nggak tahu om.”jawab Edwards.
“Yak ok nggak tahu sih?Makannya tembak dong!”suruh Pak Adrian.
“Tapi om setuju nggak?”tanya Edwards.
“Ya setuju-setuju saja asalkan kamu benar-benar serius!”ucap Pak Adrian.
“Saya serius om!”kata Edwards.
“Ya udah tembak saja sekarang,entar nyesel loh,masalah jawaban itu belakangan!!”kata Dhea.
“Aduh grogi gue!”ucap Edwards.
‘Udah ayo cepetan.”
Mereka berdua belas menarik Edwards menuju ke Dera diikuti oleh Pak Adrian.
“Dera,dicari Edwards nih!!”teriak Dhea.
Dera pun langsung menghampiri mereka.
“Ada apa?”tanya Dera.
“Nih Edwards mau ngomong sesuatu!!”kata Dhea.
“Kenapa Wards?”tanya Dera.
“Ehhhhhh……….”ucap Edwards grogi.
“Ehm mendingan kita tinggal dulu kalian berdua ya,ayo guys!!!”ajak Dhea.
Mereka bersebelas pun pergi dan mengintip dari balik tembok.
“Mau ngomong apa?”tanya Dera.
“Sebenarnya aku……”
“Sebenarnya apa?”tanya Dera menyakinkan.
“Aku suka sama kamu.”ucap Edwards akhirnya dan Dera kelihatan sok.
“Kamu suka sama aku?Nggak usah bercanda!!”kata Dera.
“Dera aku nggak bercanda,aku serius!!”ucap Edwards.
“Aku juga serius!!”ucap Dera.
“Aku duarius.”
Aku tigarius.”
“Aduh kok malah dua tiga riusan sih,bego banget itu Edwards!!”kata Dhea sambil mengintip dari balik pohon.
“Tahu itu Edwards!!”kata Selin.
“UDAH TINGGAL TEMBAK AJA SUSAH AMAT SIH!!!”teriak Gellbert dari balik pohon.
“Loh jadi kalian dari tadi ada di balik pohon?”tanya Edwards.
“Udah nggak usah nanyain kita,tembak aja Dera!!!!!”suruh Gellbert.
“Iya nih!”kata Dhea.
Edwards pun meraih kedua tangan Dera.
“Dera aku benar-benar suka sama kamu bahkan bisa dibilang aku jatuh cinta pada pandangan pertama sama kamu.Maka dari itu aku pingin kamu tahu tentang perasaanku.Bahkan keinginan aku ingin bisa sama-sama kamu,jadi kamu mau nggak jadi pacar aku?”tembak Edwards.
“TERIMA TERIMA TERIMA TERIMA!!!!!!”teriak anak-anak yang lain.
Dera memandang wajah Edwards dan dia mengangguk sambil tersenyum.
“Iya aku mau!!”jawab Dera.
Edwards pun langsung senang dan memeluk cewek di hadapannya yang kini resmi menjadi pacarnya.
“Ehem jangan dijadiin kita obat nyamuk dong!”ucap Nadin.
Edwards pun melepaskan pelukannya.
“Salah sendiri siapa juga yang nyuruh ada di situ?”tanya Edwards.
“Sialan loe!”balas Nadin.
                                                              ***
Mereka pun kembali dan menghampiri Pak Adrian,Nyonya Miranda,Ustad Rahmad,Bu Fauziah,Nino,dan Tiara.Tapi sebegitu mereka sampai sana,mereka pun mendengar sebuah lagu dan lagu itu adalah lagu ‘Let’s Dance Together’.Ternyata keenam orang itu sedang dance bersama dengan lagu tersebut.Dhea cs pun nggak mau kalah dan memutuskan untuk bergabung dan mulai dance bersama.
“Yuhuuuuuuu…….ler’s dance together,let’s dance together,let’s dance together”
  
                                               

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar