My Kim Sang Bum

My Forever Love

Powered By Blogger

Blogger news

Blogger templates

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Dhea love Kim Bum always and forever

Love 1


*Cast:*

*~Kim Sang Bum
*~Yoona (SNSD)*

*~Kim So Eun*

*~All Member Super Junior*

*Genre: Romance*

*Length: General*

*Happy Reading~~~!*

Annyeonghaseo~! Kim Sang Bum imnida. Nickname-ku adalah ‘Snow White”.  Aku
adalah salah seorang anggota BBF yang saat ini sedang vakum
dalam album keempat dan kelima BBF.Jika kalian sudah mendengar
berita tentang aku, kalian pasti akan tahu bahwa saat ini aku sedang
fokus menjadi seorang aktor. Seharusnya di album kelima ini aku akan
kembali keBBF, tapi dengan penuh penyesalan, aku harus
mengingkari janjiku sendiri karena suatu hal.

Jangan berfikiran buruk tentang aku. Aku bukanlah seorang dongsaeng
ataupun hyung yang jahat. Aku sudah mengirimkan surat sebagai permintaan
maafku kepada para hyung dan dongsaeng-ku diBBF. Aku pun dapat
bernafas lega, setelah mereka mau mamaklumi aku yang sudah mengingkari
janjiku sendiri. Gomawo hyung, gomawo dongsaeng-ku. Tunggulah aku, aku
pasti akan kembali keBBF. Cepat atau lambat.

Sebenarnya, aku memiliki suatu alasan mengenai pengingkaran janjiku
tersebut. Selain untuk mendalami dunia akting, aku juga sedang berusaha
melupakan seorang jeoja yang saat ini masih sangat aku cintai. Yeoja
yang akan sering kutemui jika aku masih berada dalam BBF.. Yeoja
itu adalah bagian dari SM Entertainment. Ia juga seorang idola di
girlband-nya, yaitu SNSD. Kurasa kalian pasti mengenalnya. Namanya
adalah Yoona. Ialah yeoja yang mampu membuatku mengingkari janjiku
terhadap orang-orang yang aku sayangi di BBF..

“Oppa~ Ada telepon Internasional dari Leeteuk~oppa. Kajja~!” panggil Kim
So Eun, yeodongsaeng-ku. Ia yang menemaniku saat ini.

“Ne. Gomawo, jagiya. Aku akan segera kesana.” sahutku.

Jika ada yang heran mengapa Eeteuk~hyung melepon menggunakan telepon
Internasional, jawabannya adalah karena aku sedang tinggal di Los
Angeles, Amerika Serikat.

Ketika sampai di ruang tengah, aku mendapati yeodongsaeng-ku itu sedang
berbicara dengan seseorang di telepon. Kurasa ia sedang berbicara dengan
Eeteuk~hyung.

Meski samar, aku masih bisa mendengar percakapan yeodongsaeng-ku itu.
“Ne, oppadeul. Kim bum~oppa baik-baik saja… Ne… Ne… Arasso. Ah! Itu
Kibum~oppa sudah datang. Annyeong oppadeul~” So Eun memberikan gagang
telepon yang sedari tadi ia genggam. “Mereka sangat mengkhawatirkanmu,
oppa.” ucapnya disertai dengan senyum manis.

Aku membalas senyumannya itu dengan senyumku. “Gomawo, jagiya.” balasku.
Aku menerima gagang telepon itu dan menempelkannya di telinga kiriku.
“Annyeong~” sapaku.

“Annyeong~” terdengar paduan suara dari Eeteuk~hyung, Heechul~hyung,
Donghae, Eunhyuk~hyung, Yesung~hyung, dan si Evil Magnae, Kyuhyun.

“Hyung! Bagaimana kabarmu? Gwaenchana?” tanya Kyuhyun~aa.

“Ne, Gwaenchana. Bagaimana dengan kalian? Kalian pasti sangat lelah
karena harus menyiapkan promo album kelima ini.” Jawabku.

Terdengar suara yang agak berisik disana. Mereka saling berteriak
memperebutkan telepon. Aku pun menjauhkan gagang telepon itu dari telingaku.

“Yaaa!” Heechul~hyung berteriak, aku kembali mendekatkan gagang telepon
itu ke telingaku. “Dongsaeng-ku, kapan kau akan kembali? Aku sangat
merindukanmu. Chu~”

Aigoo… Aku sangat merindukan caranya memanggilku seperti itu. “Jika aku
sudah siap untuk kembali, maka aku akan kembali, hyung. Tunggulah aku.
Mianhe karena sudah mengingkari janjiku.” kataku tulus.

“Gwaenchana. Kami sudah menerima surat darimu. Kami sangat terharu
membacanya. Si Heechul bahkan menangis sambil membaca surat itu.
Akhirnya kami sepakat untuk meneleponmu karena kami sudah sangat
merindukanmu.” kini giliran Eeteuk~hyung yang angkat bicara.

Aku tersenyum setelah mendengar kata-kata Eeteuk~hyung. Apa benar mereka
ini sangat merindukanku? Aku merasa sangat bersalah karena sudah rela
tidak bertemu dengan mereka, hanya karena aku belum dapat melupakan
Yoona. Apa yang harus aku lakukan untuk menebus kesalahanku ini?
Sepertinya aku harus berkunjung kesana. Hanya berkunjung dalam beberapa
hari.

“Hyung, aku akan berkunjung kesana dalam waktu dekat ini,” kataku akhirnya.

“Mwo? Kau ingin kembali?” tanya Eeteuk~hyung memastikan.

“Anni, hyung. Mianhe. Aku masih belum siap untuk kembali. Aku hanya akan
berkunjung selama beberapa hari untuk melepas rasa rinduku ini,” jawabku
lagi.

“Ne. Arasso. Kau boleh mengunjungi kami kapan saja. Jika kau sudah siap,
kembalilah ke Super Junior. Kami akan selalu menunggu kedatanganmu
kembali,” terdengar nada kekecewaan dari suara Eeteuk~hyung.

“Kim bum~aa. Cepatlah kembali. Annyeong~” kembali mereka membuat paduan
suara yang sangat kompak. Apakah mereka sudah berlatih paduan suara
seperti itu sebelum meneleponku?

“Gomawo. Annyeong~” balasku yang sekaligus menjadi penutup perbincangan
kami yang singkat pada siang itu.

Aku tersenyum kecil. Aku menekan beberapa tombol. “Afternoon. I want to
book two flights to Incheon international airport … When the plane will
take off? Tomorrow? 11 am? Okay, I understand … Thank you.”

Kuharap tidak akan bertemu dengan Yoona. Aku belum siap bertemu dengannya.

~~~~~~~~oOo~~~~~~~~~~

“Pesawatnya akan berangkat pukul berapa, Oppa?” tanya So Eun di
sela-sela sarapan kami.

“Pukul sebelas,” jawabku singkat.

“Semua yang perlu dibawa sudah dikemas?” tanyanya lagi.

“Ne, aku sudah siap sejak kemarin malam. Kau tidak perlu cemas, Jagi,”
jawabku sambil tersenyum kepada So Eun.

Yeodongsaeng-ku ini mendesah. “Aku pasti akan merindukanmu, Oppa.” ujarnya.

“Aiyoo~ Aku lupa mengatakannya kepadamu. Kau akan ikut denganku, jagiya.
Siapa yang akan mengurusiku disana jika tidak ada kau?” kataku sambil
menepuk dahiku.

“Jinjja?” So Eun berusaha memastikan, aku hanya mengangguk pelan. “Yaaa!
Kenapa oppa tidak mengatakannya padaku? Aku bahkan belum menyiapkan apa
pun.” Yeodongsaeng-ku itu melirik ke arah jam dinding dan menampakan
ekspresi terkejut. “Aigoo! Hanya tinggal empat jam lagi sampai pesawat
berangkat. Aku harus segera siap-siap.” So Eun meninggalkan meja makan
dan berlari menuju kamarnya.

Tak lama kemudian, ia kembali lagi. “Oppa, jika kau sudah selesai
sarapan, letakkan saja peralatan makanmu itu di meja makan. Nanti aku
yang akan membersihkannya,” ujarnya yang kemudian kembali berlari menuju
kamarnya.

~~~~~~~~oOo~~~~~~~~~~

Saat ini, aku dan So Eun sudah duduk di kursi pesawat yang sudah kami
pesan. So Eun duduk disebelahku.

“Oppa~” panggilnya dengan nada manja.

“Wae, jagiya?” sahutku sambil mengelus lembut rambutnya.

So Eun tersenyum manis. “Tidurlah, oppa. Kau pasti akan lelah jika sudah
tiba di Seoul.” ujarnya.

“Kau juga harus tidur. Kajja~” kataku dengan senyum kecil.

~~~~~~~~oOo~~~~~~~~~~

Aku dan So Eun sudah sampai di kamar hotel yang sudah kami pesan.
Setelah beristirahat sejenak, aku mengaktifkan ponselku dan menekan
beberapa tombol.

“Annyeong, hyung. Ne… Aku sudah sampai di Seoul… Kalian selesai rekaman
pukul berapa? Tujuh malam? Ne, Arasso. Aku akan segera kesana pukul
delapan malam… Mwo? Kimchi? Ne, aku akan membawakannya untuk kalian.”
Aku meletakkan ponselku pada saku celanaku.

“Jagi, sepertinya kau harus membuat kimchi hari ini,” kataku pada
yeodongsaeng-ku.

~~~~~~~~oOo~~~~~~~~~~

Saat ini masih pukul enam sore. Karena bosan berada di kamar hotel, aku
memutuskan untuk berjalan-jalan mencari udara segar. Entah sejak kapan
aku menginjakkan kaki di tempat ini. Ini adalah taman yang berada di
dekat dorm SNSD. Terkadang, aku bertemu dengan Yoona disini.

Aku masih sangat mengingat kenanganku bersama dengan mantan
Yeojachingu-ku itu. Ketika ia membuatkanku bekal dan menyuapiku dengan
penuh kasih sayang. Ketika kami tertidur bersama dibawah pohon itu.
Sudah dua tahun berlalu sejak aku meninggalkan tempat ini. Namun,
kenangan itu masih terekam sangat jelas di dalam ingatanku.

Kakiku bergerak sendiri ke arah pohon yang pernah dijadikan sandaran
kami saat tertidur. Pohon ini masih berdiri tegak dengan daunnya yang
rindang. Aku duduk bersandar di bawah pohon itu. Aku menutup mataku,
merasakan angin yang berhembus.

“Kim bum~oppa?”

Aiyoo~ Bahkan aku mendengar suaranya yang sangat kurindukan itu.
Entahlah, tapi aku merasakan kehadirannya disekitar sini.

“Oppa!” suara itu makin mendekat. Aku membuka mataku pelan.

T erdapat sosok seorang yeoja manis yang sangat ku kenal. Itu adalah Yoona.

Aigoo! Yoona? Mengapa aku bisa bertemu dengannya sekarang? Aku masih
belum siap bertemu dengannya. Apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus
kukatakan?

“Yoona?” sahutku akhirnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar