“Sebanyak apapun cinta yang sudah menungguku. Aku tetap menantimu. Cinta,yang membuatku bertahan. Cinta fiktif yang hidup di dunia nyata. Seperti sebuah cita-cita bahkan impian yang menurut orang adalah obsesi. Tapi mereka salah,kau bukanlah obsesi. Meski bagiku kau fiktif,tapi kau memang nyata.”
Sooyoung POV
Tik…Tik..Tik…
Air mataku kembali terjatuh. Untuk yang kesekian kalinya aku menangisi namja itu. Apakah kami pernah bertemu? Ya,kami pernah bertemu tapi itu hanya bertemu biasa sekedar lewat saja. Sekedar menyapa satu sama lain. Dia mengenalku? Tentu saja.
Aku sering melihatnya dari kejauhan. Wajah dinginnya yang tampan. Senyuman evilnya yang membuat jantungku hampir lepas dari tempatnya. Bahkan karenanya,aku sekarang bisa bernyanyi. Karena dia,adalah semangatku.
Tapi kali ini…
Air mataku tak bisa berhenti. Hancur sudah harapanku,hancur sudah semua impianku. Kini dia sudah menjadi milik orang lain. Lebih tepatnya pendamping bagi kehidupan di masa depan yeoja itu. Mereka sudah menikah dengan temanku,Yoona.
Sudah 7 kali dia berpacaran dengan orang yang aku kenal. Dan ini yang terakhir. Pilihannya jatuh ke Yoona. Aku tidak pernah se-stress ini. Memang,saat dulu ia berpacaran dengan yeoja lain aku juga menangis. Tapi tangisanku saat ini tak bisa ku hentikan.
Tok~Tok~Tok~
Ketukan pintu menyadarkanku dari lamunan yang entah sudah ke berapa kali membuatku terpaku hanya karena memikirkan hal seperti itu.
“Sooyoung-ah,kau harus makan. Sudah hampir seminggu kau tidak makan dan hanya minum air putih.” Terdengar suara lembut seorang namja dan langsung duduk di sebelahku. Ya,dia adalah Kim Jongwoon. Aku biasa memanggilnya Yesung. Dia anak teman Appa dari London. Dia pindah ke sini 2 bulan yang lalu.
“Ayolah,jangan seperti ini terus. Nanti kau sakit Sooyoungie..” dia mulai menggengam tanganku.
“Aku tidak lapar.” 3 kata itu. Hanya itu yang bisa aku ucapkan. Aku tidak kuat untuk berbicara. Bukan karena tidak makan,tapi air mataku tak henti-hentinya mengalir.
“Aku mohon. Aku akan memberikan apapun yang kau mau.” Ucapnya dengan nada memohon.
“Apapun?” aku mulai tertarik dengan penawarannya.
“Um apapun.” Jawabnya.
“Aku ingin menikah dengan Kimbum.” Jawabku tegas.
“Mwo? Apa kau gila? Dia sudah menikah dengan Yoona. Aku mohon Sooyoung. Hentikan kegilaanmu. Kau terlalu terobsesi dengan Kimbum itu.” Jawab Yesung dengan nada tinggi.
“Tapi aku mencintainya! Aku mencintainya!” bentakku. Air mataku kembali mengalir.
“Aku mohon hentikan. Pernikahan kita sudah di depan mata. 4 hari lagi kita menikah. Aku tidak mau kau seperti ini.” Pinta Yesung.
“Aku tidak mau menikah denganmu. Aku mau menikah dengan Kimbum! Kim Sang Bum!” aku langsung berlari keluar dari kamar meninggalkan Yesung yang masih mematung.
***
Aku terus melangkahkan kakiku dengan cepat,tidak aku bukan melangkah. Tapi aku sedang berlari. Petir pun tak berhenti bersahut-sahutan dengan langkah kakiku. Aku tak tau harus ke mana. Langkah kakiku mulai melemah,berbanding terbalik dengan guyuran huja di kota Seoul yang semakin deras. Mungkin Tuhan memang tahu isi hatiku.
Aku pun memutuskan untuk pergi ke rumah teman lamaku,Leeteuk. Dia adalah mantan pacar Jessica. Tapi aku tidak yakin dia masih mengingatku atau tidak. Aku pun nekat dan terus berlari menuju ke rumah Leeteuk.
***
Setelah 30 menit aku naik bus dengan tubuh menggingil,aku pun melanjutkan perjalan ke rumah Leeteuk.
Sesampainya di sana,aku melihat pintu rumah Leeteuk terbuka. Aku pun langsung hendak memasuki rumah Leeteuk. Saat di ambang pintu rumah Leeteuk,air mataku yang tadi sempat berhenti kini mulai melesak lagi.
“Kimbum….” ucapku lirih saat melihat Kimbum yang tengah berada di ruang tamu Leeteuk.
“Sooyoung-ssi.. Hey cepat masuk..” ucap Kimbum. Ku lihat Leeteuk berlari kecil menuju ke arahku.
“Aigoo,ayo cepat masuk.” Ucap Leeteuk sambil memakaikan handuk ke bahuku dan memelukku erat membawaku masuk ke dalam rumahnya.
***
“Aigoo Sooyoung-ah,kau kenapa? Kenapa kau mau ke rumahku tidak bilang-bilang?” ucap Leeteuk seraya memberiku secangkir coklat panas.
“Mianhae oppa.” Jawabku singkat menaruh kembali coklat panas yang tadi diberi Leeteuk dan belum sempat aku minum.
“Sooyoung-ssi,sebaiknya kau ke kamarku dulu. Aku sudah menyiapkan baju ganti untukmu. Mianhae jika kemejaku kebesaran. Tapi di sana,ada hotpants noonaku yang tetinggal. Pakailah dulu,nanti kau sakit.” Jawab Leeteuk.
“Ne oppa.” Jawabku lalu pergi ke kamar Leeteuk.
Leeteuk POV
“Aigoo ada-ada saja.” Jawabku sambil menggeleng-gelengkan kepalaku.
“Hyung.. Jadi bagaimana?” tanya Kim.
“Ah ne. Aku akan berusaha yang terbaik untukmu Kim. Tapi aku butuh refrensi dari beberapa dokter untuk masalah ini. Aku juga akan bekerja sama dengan Yesung.” Jawabku.
“Hyung,aku mohon… Aku tidak tau harus berbuat apalagi. Kau Dokter terbaik yang aku kenal begitu juga dengan Yesung hyung. Aku mohon jangan jadikan alasan bahwa kau dan Yesung hyung adalah mantan pacar Yoona untuk menolak ini.” Jawab Kim.
“Kim,aku tidak perduli Yoona itu mantan pacarku atau bukan. Aku dokter. Aku harus menolong siapapun yang membutuhkanku. Itu sudah tugasku. Tidak perduli dia siapa.” Tegasku.
“Maka dari itu aku mohon hyung. Aku mohon dengan sangat. Aku…Aku sudah tidak bisa apa-apa lagi.” Jawab Kim.
Sooyoung POV
Setelah selesai mengganti bajuku di kamar Leeteuk,aku pun segera turun dengan cepat. Aku tidak ingin melewatkan moment di mana disitu ada Kimbum. Aku merindukannya.
Dengan cepat aku menuruni anak tangga.
“Kim,aku tidak perduli Yoona itu mantan pacarku atau bukan. Aku dokter. Aku harus menolong siapapun yang membutuhkanku. Itu sudah tugasku. Tidak perduli dia siapa.” Terdengar jelas suara Leeteuk dengan nada sedikit tinggi.
“Maka dari itu aku mohon hyung. Aku mohon dengan sangat. Aku…Aku sudah tidak bisa apa-apa lagi.” Kini giliran Kim yang berbicara. Apa yang sedang mereka bicarakan? Aku pun segera menuju ke ruang tamu.
“Ada apa oppa?” tanyaku.
“Soo..Sooyoung-ssi..” Kimbum tampak tergagap mendengar suaraku.
“Aniyo. Tidak ada apa-apa.” Jawab Leeteuk.
“Jangan berbohong oppa. Ada apa? Mungkin ada sesuatu hal yang bisa aku bantu?” tawarku pada Kimbum.
“Sooyoung-ah.. Yoona..” ucap Kim.
“Iya Yoona kenapa?” tanyaku sembari duduk di sebelah Kim.
“Dia..Kanker otak..” jawab Kim. Suaranya parau. Air matanya mulai turun. Aku tidak tega melihatnya.
“Oppa…Uljima..” ucapku. Sontak Kim langsung memelukku. Jantungku berdegup kencang. Untuk pertama kalinya Kimbum memelukku. Senang? Tentu saja. Tapi perasaan itu teralihkan karena tangisan Kim. Aku tidak bisa melihatnya seperti ini.
“Aku yakin Yoona bisa sembuh oppa. Aku yakin..” kata-kata itu terlontar begitu saja dari bibirku. Jujur,aku senang jika Yoona akan mati. Tapi..Bagaimana bisa aku melihat orang yang aku cintai sedih. Jadi aku tidak bisa membiarkan Yoona akan mati.
“Choi Sooyoung~” terdengar teriakan seorang namja tepatnya dari depan pintu rumah Leeteuk.
“Yesung oppa.” Ucapku kaget.
“Yesung hyung. Ah mianhae,jeongmal mianhae aku sudah memeluk calon istrimu.” Jawab Kimbum.
BUG~
Yesung melayangkan tinjuannya ke perut Kim.
“Oppa hentikan. Aku mohon.!” Tegasku. Air mataku kembali melesak.
“Ya! Kim Jongwoon~ Kim hanya butuh tempat sandaran. Yoona sedang sakit keras saat ini!” kini giliran Leeteuk yang angkat bicara.
“Aku meninjunya bukan karena aku cemburu. Tapi aku benci dengan kau Kim Sang Bum! Yoona tidak mungkin mati hari ini atau besok. Setidaknya masih ada waktu 1 hingga 2 tahun untuknya meninggal. Tapi Sooyoung? Bisa saja sekarang dia mati.” Jawab Yesung.
“Oppa! Gumanhae! Aku mohon.!” Ucapku sambil memegang tangan Yesung.
“Apa maksudmu ?” tanya Leeteuk. Sedangkan Kimbum menatap Yesung bingung.
“Bisa saja Sooyoung mati karena tidak mau makan atau bahkan bunuh diri. Dan sekarang,kau malah bercerita tentang Yoona kepada Sooyoung? Di mana perasaanmu Kim Sang Bum? Seorang psikiater sepertimu tidak mungkin tidak tau tentang keadaan psikologis seseorang. Dengan melihat raut wajah saja,aku yakin kau akan tau keadaan seseorang.” Jawab Yesung.
“Oppa aku mohon hentikan! Mianhae Leeteuk oppa ,Kimbum oppa aku sudah membuat keributan di sini. Leeteuk oppa nanti aku ke sini lagi. Mianhae aku harus pergi sekarang.” Jawabku dan menarik paksa tangan Yesung.
***
“Ya! Apa yang kau lakukan?” Yesung mulai emosi.
“Oppa aku mohon hentikan. Jangan membiarkan dia tau keadaanku.” Ucapku. Kami masih berada di halaman rumah Leeteuk.
“Ya ! kalian kalau mau bertengkar di sini saja. Di sana hujan!” terdengar teriakan Leeteuk.
“Oppa aku mohon. Biarkan aku berbuat kebaikan. Setidaknya kepada orang yang sangat aku cintai. Aku mohon selamatkan Yoona. Apapun caranya aku mohon..” ucapku lirih.
“Mwo? Dia yang sudah membuat kau seperti ini. Dia sudah hampir membuat Sooyoungku mati tak berguna. Untuk apa?” jawab Yesung.
“Oppa…Aku mohon..” ucapku mulai melemah.
Leeteuk POV
“Hei! Cepatlah masuk! “ teriakku lagi.
“Hyung,biar aku saja yang keluar.” Ucap Kim.
“Hajima . itu akan mempersulit keadaan.” Jawabku yang memang sudah tau masalah ini.
“Aku yakin ini ada sangkut pautnya denganku. Ini berarti masalahku hyung. Meski pun aku tidak tau apa itu.” Jawab Kim dan langsung melesak pergi keluar.
Kimbum POV
“Sooyoung-ssi,Yesung hyung,masuklah.” Pintaku.
“Kim,kau harus tau. Sooyoung sangat men…”
“Sooyoung-ah..” ucapku dan reflek aku langsung menangkap tubuhnya yang pingsan begitu saja.
“Baringkan dia di kamarku cepat!” ucap Leeteuk.
Aku pun membawa Sooyoung ke kamar Leeteuk. Ku baringkan dia perlahan. Ku tatap wajahnya. Pucat…
Tidak hanya pucat. Matanya bengkak. Bisa ku lihat di sana ada kesedihan yang mendalam. Sepertinya hatinya sangat terluka.
Betul kata Yesung hyung,bagaimana aku bisa tidak tau aku ini seorang psikiater. Dasar Kim pabo.
“Kenapa tekanan darahnya sangat rendah?” tanya Leeteuk sambil melepas alat cek darah.
“Dia tidak makan selama seminggu dan hanya minum air putih.” Jawab Yesung sambil menatapku benci.
“Mwo? Aigoo Choi Sooyoung apa kau gila? Kenapa bisa jadi begini?” kesal Leeteuk.
“Itu semua karena dia!” Yesung menatapku. Tatapan benci yang sangat nanar seolah ingin membunuhku.
“Apa maksudmu hyung?” tanyaku.
“Dia sangat mencintaimu Kimbum..” terdengar suara parau Leeteuk.
“Ne?” aku tidak menyangka dengan perkataan Leeteuk.
“Kimbum-ssi,aku mohon…Aku tidak bisa lagi melakukan apa-apa. Aku mohon nikahi dia.” Ucap Yesung.
“Mwo? Apa kau gila?” suaraku mulai meninggi.
“Aku mohon.. Aku akan menyelamatkan Yoona. Aku akan segera membatalkan pernikahanku sekarang juga.” Jawab Yesung.
Belum sempat aku menjawab,Yesung sudah menelfon wedding organizer aku rasa begitu. Dia membatalkan pernikahannya.
“Hyung.. Apa kau gila? Aku sudah menikah dengan Yoona. Dan sekarang dia sedang sakit keras.” Jawabku.
“Setidaknya biarkan dia merasakan besarnya cinta seperti yang kau berikan kepada Yoona.” Jawab Yesung.
“Eungh…” terdengar suara lengguhan kecil dari bibir mungil Sooyoung.
“Sooyoung,kau sudah sadar?” Leeteuk langsung memeriksa keadaan Sooyoung.
“Aku..Aku baik-baik saja. Yesung oppa khaja kita pulang.” Ajak Sooyoung.
“Kau masih lemah. Setidaknya kau harus makan dulu.” Pinta Leeteuk.
“Aniyo. Gwaencanha.” Jawab Sooyoung.
“Apa kau mencintaiku?” pertanyaan retoris itu tiba-tiba kuucapkan.
“Mwo? A…Aniyo. Aku kan akan menjadi istri Yesung oppa. Iya kan oppa.?” Jawab Sooyoung sambil tersenyum. Aku tau itu senyum palsu.
“Aku ini psikiater. Jangan membohongi aku.” Jawabku.
“Lagian,aku sudah membatalkan pernikahan kita.” Jawab Yesung.
“Mwo? Kenapa oppa?” tanya Sooyoung.
“Aku..Aku tidak bisa.” Jawab Yesung.
“Aku mohon masalah ini kita bicarakan nanti saja. Kondisi Sooyoung masih sangat lemah. Aku tidak mau pasienku semakin tambah parah. Aku rasa aku perlu bantuanmu Kim.” Pinta Leeteuk.
“Aku akan menikahimu.” Ucapku.
“Mwo?” Sooyoung tampak kaget mendengar pernyataanku. Aku mengatakan itu karena aku ingin Yoona selamat.
“Iya. Dan secepatnya kita akan menikah.” Jawabku.
“Apa kau gila oppa? Kau tidak memikirkan perasaan Yoona?” kesal Sooyoung dengan tatapan marah.
“Jika aku memikirkan dia,aku tidak bisa memikirkan orang lain dan diriku sendiri!” tegasku.
“Jangan membuat keadaan semakin rumit.” Pinta Sooyoung.
“Pernikahan kalian akan dilangsungkan besok. Lebih cepat lebih baik.” Ucap Yesung.
“Asalkan kau tidak melupakan permintaanku hyung.” Ucapku.
“Permintaan apa? Ada apa ini? Yesung oppa,bisa kau jelaskan ada apa ini?” Sooyoung kembali menatapku nanar.
Sooyoung POV
“Aku akan menyelamatkan Yoona. Asalkan kau mau menikah dengan Kim.” Jawab Yesung.
“Aku tidak mau memaksakan perasaan orang lain. Lagian.. Aku..Aku tidak mencintai Kimbum.” Ucapku berbohong.
“Geojitmal hajima (jangan berbohong)” ucap Kimbum.
“Kau..Kau..Sudah..”
“Ne aku sudah tau. Baiklah hyung. Aku akan memberitahu Yoona dulu. Aku pamit pulang dulu. Jagalah calon istriku baik-baik. Hubungi aku tentang dimana dan kapan tepatnya hari esok.” Pinta Kim.
“Ne.” Kompak Yesung dan Leeteuk seiring menipisnya langkah kaki Kim.
“Apa yang kalian lakukan huh? Kalian gila?” tanyaku marah. Ya,aku marah. Aku tidak bisa memaksakan perasaan Kim terhadapku.
“Kami ingin kau bahagia Sooyoung. Kami…Kami tidak bisa melakukan apa-apa selain ini. Kami sahabatmu. Kami juga mencintaimu. Kau tau kan,cinta kami lebih dari seorang sahabat. Kami mencintaimu Sooyoung.” Leeteuk menatapku dalam.
“Mianhae oppa. Aku sudah merepotkan kalian.” Jawabku melemah.
“Gwaencanha. Kami tidak bisa melihatmu seperti ini.” Jawab Yesung.
“Um,benar kata Yesung.” Jawab Leeteuk.
“Hyung,aku pulang dulu ya. Aku harus mengurus pernikahan Sooyoung dan Kimbum besok. Sooyoung,kau harus makan. Besok kau akan menjadi pengantin.” Ucap Yesung sambil tersenyum.
“Eo. Josimhae Yesung-ah..(hati-hati yesung-ah)” ucap Leeteuk.
“Oppa…” sontak aku memeluk Leeteuk.
“Uljima. Harusnya kau senang. Sebentar lagi kau akan menjadi Nyonya Kim. Mianhae,kami tidak bisa membuatmu jadi yang pertama untuk Kimbum. Tapi kami sudah berhasil mendesak Kyu agar dia menikahimu.” Jawab Leeteuk.
“Tapi..Dia tidak mencintaiku oppa..” jawabku.
“Rasa cinta itu akan tumbuh seiring berjalannya waktu Sooyoung-ah.” Jawab Leeteuk.
“Tapi..Bagaimana dengan kau dan Yesung oppa? Bukankah kalian mencintaiku?” tanyaku.
“Begitu juga dengan rasa cinta. Mereka akan hilang dengan perlahan. Baguslah,jika salah satu diantara kami tidak ada yang mendapatkanmu. Jadi tidak akan ada permusuhan diantara kami. Kekekekkee.” Ejek Leeteuk.
“Aish,jadi aku adalah penyebab permusuhan begitu?” kesalku.
“Aniyo. Hahaha aku hanya bercanda. Mungkin suatu saat kami akan menemukan penggantimu.” Jawab Leeteuk.
“Gomawo oppa. Aku..Tidur di kamar sebelah saja ya.” Pintaku.
“Ne,tapi kau harus makan ya. Aku akan memasakanmu bubur dulu.” Jawab Leeteuk.
“Gomawo oppa.” Ucapku sambil berjalan dengan langkah lemah namun senang menuju ke kamar sebelah.
***********************************************************************
Yoona POV
“Jagi,kau sudah pulang?” tanyaku saat Kim memasuki kamar.
“Um.” Jawabnya singkat. Tidak seperti biasanya,fikirku.
“Kau kenapa oppa? Apa kau sakit?” tanyaku.
“Yoona-ah..Mianhae..” ucap Kim.
“Waeyo? Wae? Wae uro? (kenapa? Kenapa? Kenapa kau menangis?)” tanyaku.
“Mianhae Yoona. Aku harus memadu mu.” Jawab Kim parau.
“Mwo? Apa maksudmu Kim?” tanyaku.
“Aku harus menikah dengan yeoja lain. Demi penyembuhanmu jagi. Jeongmal mianhae..” jawab Kim. Aku ingin marah. Tapi tidak,aku tidak akan marah. Karena Kimbum sudah cukup berusaha yang terbaik bagiku.
“Menikahlah Kim. Mungkin dia yang terbaik. Terima kasih kau sudah mau mempertaruhkan segalanya bagiku.” Jawabku.
“Jeongmal mianhae Yoona. Tapi aku janji tidak akan melalaikanmu. Aku tidak akan terlalu memperdulikannya. Aku akan menjagamu terus.” Jawab Kim tampak bersungguh-sungguh.
“Aniyo Kim. Kau tidak boleh begitu. Dia seorang yeoja yang memiliki perasaan. Kau ini seorang dokter Kim. Jangan membuat orang lain terluka.” Jawabku menahan tangis.
“Tapi aku tidak mencintainya. Karena ini adalah satu-satunya cara agar kau sembuh jagi.” Jawab Kim.
“Siapa dia jagi? Siapa yeoja itu?” tanyaku.
“Soo..Sooyoung..” jawab Kim.
“Dia yeoja yang baik. Mungkin dia bisa memberimu keturunan yang baik pula Kim.” Jawabku.
“Apa yang kau maksud? Tidak! Jangan berfikir aku akan melakukan itu dengannya. Tidak. Meski besok aku akan menikahinya,aku tidak akan tidur dengannya.” Jawab Kim dengan nada penolakan.
“Jika kau seperti ini,dia akan terluka. Aku bisa merasakannya Kim. Aku juga seorang yeoja. Mungkin penyakitku ini adalah kutukan akibat sering melukai perasaan namja. mungkin dengan cara ini aku bisa menebusnya Kim.” Jawabku.
“Kau gila? Aku tidak bisa mencintai orang lain selain dirimu.” Jawab Kim.
“Jujur,aku sebenarnya..” aku mulai membuka rahasiaku kepadaku.
“Kenapa? Kau kenapa? Haebwa?” tanya Kim.
“Sebenarnya… Aku mencintai Yesung oppa…” jawabku.
“Mwo? Tidak..Tidak mungkin. Kau bohong kan Yoona. Apa buktinya,huh?” Kim tampak emosi mendengar kejujuranku.
“Sebenarnyaorang yang melakukan ‘itu’ kepadaku bukanlah Siwon-ssi.. Tapi..Yesung oppa..” jujurku. Karena memang aku melakukan hal ‘itu’ bersama Yesung sesuai permintaanku sebelum aku menikah dengan Kim karena perjodohan.
“Mwo? Apa kau bilang? Jadi..Kau tidak mencintaiku?” tanya Kim.
“Tidak…” jawabku sambil menunduk. Ada perasaan bersalah. Tapi aku harus jujur tentang perasaanku. Aku takut semua itu akan terbongkar setelah aku sudah tidak ada di dunia ini.
“Kau gila Yoona. Kau gila! Lalu kenapa kau mau menikah denganku,huh? Puas kau sudah menyakiti hatiku,sudah membohongiku?” Kimbum mulai terisak. Tampak kesedihan dan kemarahan yang terlihat dari semburat merah padam dari pipinya.
“Ingat oppa! Kita menikah karena perjodohan. Makanya aku melakukan ‘itu’ dengan Yesung oppa. Karena aku mencintainya sebelum kau yang merebutnya.” Jawabku.
PLAK~
Sebuah tamparan melayang ke pipi kananku. Aku tidak menangis. Yah,aku tau itu pasti sangat sakit bagi Kim. Tapi lebih menyakitkan lagi jika dia tau semua itu saat aku sudah tidak ada.
“Pukul aku Kim. Kalau perlu bunuh aku. Aku sudah tidak tahan melihat Yesung oppa bersama Sooyoung. Bunuh aku!” pintaku geram.
Bukan jawaban atau perlakuan kasar sesuai permintaanku yang ku dapat,tapi Kim langsung membawaku ke pelukannya. Dia menangis di bahuku. Terdengar suara isak tangis dan air matanya yang menyentuh kedua bahuku.
“Mianhae..Jeongmal mianhae. Aku tidak akan melepaskanmu. Aku..Aku akan berusaha membuatmu mencintaiku.” Jawab Kim.
“Aku ingin kau nikahi Sooyoung.” Pintaku.
“Ba..Baiklah.” jawab Kim pasrah.
“Aku ingin kau dan Sooyoung punya anak.” Jawabku lagi.
“Mwo? Aku..tidak bisa jagi.” Jawab Kim.
“Kalau begitu aku mati saja.” Hentakku.
“Baiklah..Baiklah aku akan mencobanya. Mianhae. Ini semua demi kesembuhanmu.” Jawab Kim.
“Baguslah kalau kau mengerti.” Jawabku.
***skip time***
Sooyoung POV
Apa aku terlihat cantik dengan baju pengantiku ini? Aku sangat senang. Tapi… Aku harus jadi yang kedua bagi Kim. Entahlah,perasaan takut kehilangan Kim kembali menghantam otakku. Aku rasa pernikahan ini seperti memaksa.
“Khaja..” ucap Leeteuk sambil menggandeng tanganku. Yah,hari ini dia adalah waliku. Appa dan Eommaku kecewa dengan keputusanku dan Yesung untuk membatalkan pernikahan kami membuat mereka malas untuk datang.
Aku pun berjalan menuju ke altar. Ku lihat Yoona dan Yesung tengah melempar senyum satu sama lain lalu melempar senyum mereka kepadaku. Aku hanya membalas mereka dengan senyuman tipis dari bibirku.
Akhirnya aku sampai ke altar. Leeteuk mulai menghilang seiring langkahku bersama Kim yang menjemputku tadi.
“Kim Sang Bum,apa kau bersedia menjaga istrimu dalam suka maupun duka dan mencintainya sehidup semati?” tanya Pendeta itu.
“Ne..Aku bersedia.” Jawab Kim dingin.
“Dan kau Choi Sooyoung,apa kau bersedia menerima suamimu baik dari kelebihan maupun kekurangannya dan mencintainya sehidup semati?” tanya Pendeta itu lagi.
“Ne..Aku bersedia.” Ku tatap lekat wajah Kim yang tampak sangat tak bahagia hari ini.
“Dengan ini aku resmikan kalian menjadi sepasang suami istri. Mempelai pria boleh mencium mempelai wanita.” Ucap Pendeta itu.
Perlahan Kim mendekatkan wajahnya ke wajahku. Tapi ku alihkan wajahku darinya. Sehingga bibirnya tepat mengenai pipi kananku. Tepuk tangan pun menyambut kami. Riuh,itu yang kurasakan saat ini.
***skip time***
Setelah acara selesai,aku memutuskan untuk pulang ke rumahku dulu. Mengambil barang-barangku yang masih di rumah. Setelah itu baru aku pulang ke rumah Kimbum.
“Chukaeyo Sooyoung-ssi..” Yoona menyambutku dengan pelukan hangat darinya saat aku memasuki ambang pintu rumahnya.
“Mianhae Yoona-ssi. Aku tidak tau kalau mereka mendesak Kim untuk menikahiku. Aku janji tidak akan buat yang macam-macam dengan Kim.” Jawabku.
“Aniyo. Dwaesso. Lagian aku nggak ada rasa cinta sama Kim. Kami menikah karena perjodohan. Jadi tenang saja. Khaja kita masuk.” Ajak Yoona.
“Ne.” Aku pun masuk ke rumah baruku.
Di mana nampyeonku? Ani maksudku kajja nampyeonku? (tidak,masukdku suami palsuku?)” batinku.
“Ini kamarmu Sooyoung-ssi. Ayo masuk.” Ajak Yoona.
“Ne,gamsahamnida.” Langkahku mengikutinya ke dalam kamar baruku.
“Geundae,kau sudah mandi Sooyoung-ssi?” tanya Yoona.
“Belum. “ jawabku.
“Mandilah. Itu kamar mandinya. Aku tinggal dulu ya ke dapur. Aku akan memasak makan malam untuk kita bertiga.” Yoona pun menutup pintu kamarku.
Aku pun langsung mengambil baju kimonoku dan masuk ke kamar mandi. Aku pun memberi sabun beraroma mawar ke dalam bathub lalu masuk ke dalam air yang penuh busa itu.
15 menit.. Aku seperti orang bodoh di sini. Aku memikirkan perjanjian bodoh antara Yesung,Leeteuk,dan Kimbum. Apa mereka tidak bisa memikirkan perasaanku? Aku ini mencintai Kim,aku juga ingin memilikinya. Tapi tidak dengan cara seperti ini. Ini cara biadab yang pernah kulakukan.
CKLEK~
Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka.
“KYAAAAA~” suaraku menggema saat melihat Kim yang masuk ke kamar mandi.
“Ya! Kau mau apa?” tanyaku sambil berusaha menutupi tubuh bagian atasku dengan busa yang ada di bathub.
“Mi..Mianhae aku fikir tidak ada orang. Mianhae..” Kim pun langsung keluar dari kamar mandi dan menutup pintunya kembali.
“Ah jinjja…Apa dia melihatku tadi? Aish Kimbum pabo.” Keluhku.
Yoona POV
“Yeobo kau sudah pulang.” Kutemukan Kim yang baru pulang dari rumah Leeteuk sehabis mengurus tentang perawatan penyakitku.
“Um. Jagi,aku ke kamar mandi dulu ya.” Ucap Kim.
“Kamar mandi di kamar kita rusak jagi. Ke kamar Sooyoung saja. Yang di sini airnya tidak ada.” Jawabku berbohong.
“Apa Sooyoung tidak ada?” tanya Kim.
“Sepertinya dia sedang keluar tadi.” Jawabku.
“Um baiklah..” jawab Kim.
Kimbum POV
Aku pun dengan langkah malas menuju ke kamar Sooyoung. Ku buka perlahan pintu kamar mandinya.
“KYAAAAA~” terdengar teriakan Sooyoung yang mengagetkanku.
“Ya! Kau mau apa?” tanya Sooyoung saat menyadari aku memperhatikan tubuhnya yang polos tengah berendam di air busa itu.
“Mi..Mianhae aku fikir tidak ada orang. Mianhae..” aku pun mengalihkan kegugupanku dan langsung keluar dari situ.
“Aish..Hampir saja..”keluhku.
“Waeyo jagi?” tanya Yoona.
“Kau bilang Sooyoung tidak ada di kamarnya.” Jawabku.
“Kan aku sudah bilang..’Sepertinya’ tidak ada di kamar.” Jawab Yoona.
******************
Akhirnya makan malam pun tiba. Di sini ada Yoona,aku,dan Sooyoung. Kami pun memulai acara makan malam kami.
Canggung..
Itu yang kurasakan. Mereka adalah istriku? Maldo andwae. Aku akan tetap tidak menghiraukan Sooyoung dan hanya akan memanjakan istriku tersayang,Yoona.
Setelah selesai makan,Yoona hendak mencuci piring.
“Dwaesso. Sooyoung,bisa tolong cucikan piring?” tanyaku.
“Ne tentu saja. Istirahatlah. Kalian pasti lelah.” Sooyoung melempar senyumannya kepada kami.
“Aish kau ini.” Kesal Yoona.
“Khaja kita tidur.” Ajakku.
Sooyoung POV
Mungkin ini adalah satu-satunya cara agar aku bisa membalas kebaikan mereka. Toh,jika Yoona sudah sembuh aku pasti bercerai dari Kim.
Aku pun segera menyelsaikan mencuci piring dengan cepat. Karena aku lelah sekali daritadi aku belum ada istirahat.
Setelah selesai mencuci aku pun langsung pergi ke kamarku. Saat ku masuki kamarku,ku lihat Kimbum sudah berbaring sambil menonton tv di atas ranjangku.
“Ya! Kenapa kau ada di sini?” tanyaku sambil hendak menutup pintu.
“Wae?” tanya Kim.
“Harusnya aku yang tanya kenapa kau di sini?” tanyaku balik.
“Wajar kan kalau aku tidur denganmu. Ingat,kita sudah menikah.” Jawab Kim.
“Kau kan sudah ada Yoona.” Jawabku.
“Tapi kau juga istriku.” Jawab Kim yang mulai emosi.
“Tenang saja. Aku tidak akan meminta apa-apa darimu. Aku tidak akan berharap lebih. Karena kita menikah hanya demi kesembuhan Yoona.” Jawabku.
GLUDUK~
Petir pun seolah menyambar-nyambar mengetahui isi hatiku. Aku yang takut petir pun reflek langsung terduduk ke lantai dan memeluk kedua kakiku.
“Sooyoung-ah..” Kimbum pun menghampiriku. Dia memelukku erat.
“Aku takut…” trauma itu kembali lagi menyiksaku. Trauma ini kudapatkan saat 3 tahun yang lalu. Tepatnya umurku 22 tahun. Saat itu aku hendak menyelamatkan Kim dari sebuah kecelakaan,saat itu sedang musim hujan deras juga. Disitulah aku mendapat traumaku. Kata Kim susah untuk sembuh karena kepalaku terbentur aspal saat itu.
“Khaja kita tidur. Uljima..Uljima..” ucap Kim dan membawaku ke ranjang.
Kimbum POV
Kurengkuh tubuh mungilnya ke dalam pelukanku. Ku selimuti tubuh kami agar dia tak kedinginan. Meski matanya sudah tertutup,tapi tubuhnya masih bergetar. Aku tau,trauma itu. Aku masih ingat itu semua. Dia sudah menyelamatkanku dari kecelakaan itu.
Kuperhatikan setiap lekuk wajahnya. Dia cantik,fikirku. Dia tidak jahat,dia baik. Tapi aku masih tidak menyangka bahwa dia mencintaiku sebegitu besarnya.
“Kenapa kau begitu terobsesi denganku Choi Sooyoung..” ucapku pelan sambil kuusap kepalanya.
“Ini bukan obsesi Kim Sang Bum.” Ternyata Sooyoung belum tidur.
“Kau tidak tidur?” tanyaku kaget.
“Aku tidak bisa tidur.” Jawabnya lalu menatapku.
“Bagaimana aku bisa tidur dengan hati yang berdebar-debar seperti ini.” Jawab Sooyoung.
“Maksudmu?” tanyaku.
“Inilah alasan kenapa aku tidak mau tidur denganmu.” Jawabnya.
“Apa sebegitu terobsesinya kah kau denganku? Bahkan di dekatku saja hatimu berdebar-debar?” tanyaku.
“Aku sudah bilang ini bukan obsesi Kim Sang Bum. Apa kau tidak pernah mendengar bahwa cinta itu beda tipis dengan obsesi. Tapi aku lebih dari mencintaimu. Aku menyayangimu Kim Sang Bum.” Jawabnya.
“Apa bedanya sayang dan cinta. Aku rasa sama saja.” Jawabku.
“Jika aku mencintaimu,aku akan merebutmu dari Yoona. Tapi aku menyayangimu Kim Sang Bum. Aku sangat tersiksa dengan pernikahan ini,taukah kau? Tapi aku sangat bertrima kasih kepadamu,Yesung oppa,Leeteuk oppa,dan Yoona. Karena ini adalah impianku. Menjadi Nyonya Kim. Meski aku tidak akan memilikimu seutuhnya.” Jawabnya.
Aku hanya bisa diam mendengar jawabannya. Apakah aku sejahat itu? Apakah aku terlalu egois? Bahkan gadis ini mengobarkan perasaannya bahkan nyawanya untukku.
“Tapi..Kenapa kau tidak menolak pernikahan ini kalau begitu? Apa ini karena impianmu?” tanyaku.
“Jika ini semua karena impianku. Sekarang aku pasti sudah membunuh Yoona. Aku melakukan ini karena dipaksa Leeteuk oppa dan Yesung oppa. Aku mau,agar penyembuhan Yoona bisa dengan cepat dan kembali kepadamu.” Jawabnya.
“Mianhae.. Aku sudah berfikiran negatif kepadamu selama ini.” Jawabku.
“Gwaencanha. Aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk berterima kasih. Setidaknya biarkan aku yang merawat Yoona dan Kau,Kim Sang Bum.” Jawabnya.
“Berhentilah berbicara formal seperti itu. Panggil aku Kimbum oppa.” Pintaku.
“Ba…Baiklah.” jawabnya yang sedari tadi tak menatap mataku. Mungkin dia gugup melihat namja tampan seperti aku. #pede banget dah si Kimppa
“Setidaknya,aku bisa membalas semua kebaikanmu. Apa yang kau inginkan?” tanyaku.
“Bisakah kau berikan aku sedikit ruang di hatimu. Setidaknya 1% saja.” Pintanya.
“Aku…Aku akan mencobanya. Selain itu?” tanyaku.
“Gomawo. Kata Yesung oppa,dalam waktu 6 bulan Yoona bisa sembuh. Bisa ku pastikan kalian akan kembali bersama menjalani hidup yang bahagia. Aku… Hanya ingin kau berikan aku seorang anak.” Jawabnya yang sontak membuatku kaget.
“Mwo?”
“Setidaknya,dia akan menemaniku. 6 bulan lagi kita akan bercerai. Sudah pasti tidak ada yang menemaniku. Aku hanya ingin itu. Jika tidak bisa juga tidak apa-apa. Aku tidak akan memaksamu.” Jawabnya. Ada nada kecewa di sana.
“Jika itu maumu..” kata-kata itu keluar begitu saja dari bibirku.
“Oppa…”
“Boleh aku memilikimu malam ini meski tanpa cinta?” tanyaku.
Hening..Dia belum menjawab apa-apa.
“Tatap aku..” pintaku sambil menangkup wajahnya dengan tanganku agar menatap ke arahku.
Hening….Perlahan kudekatkan wajahnya ke wajahku. Bibir kami bersentuhan. Aku menciumnya. Kurasakan bulir-bulir air mata jatuh di pipinya. Tapi tidak ada penolakan di sana. Jadi kuputuskan untuk melakukannya dengan lembut
End of Kimbum POV
***
Sooyoung POV
Kugerakan pelan kepalaku sejenak merenggangkan saraf-saraf otakku. Mencoba mencerna apa yang tadi malam kami lakukan. Yah..Akhirnya aku dan Kim melakukan hal ‘itu’. Dia adalah orang pertama yang melakukan ‘itu’ kepadaku.
Badanku pegal semua. Bagaimana tidak. Kami melakukannya 7 ronde. Dia tidak bermain kasar denganku,bahkan sangat lembut. Aku tau dia sangat tersiksa. Yah,memaksakan melakukan ‘itu’ dengan orang yang tidak dicintainya.
Perlahan ku lepas tangan Kim yang melingkar di perutku. Aku pun memakai kimonoku berjalan perlahan karena masih terasa agak sakit di daerah kewanitaanku. Aku segera membersihkan diriku yang lengket.
Setelah selesai berdandan,aku segera menuju ke dapur. Yah,ini sudah jam 6 pagi. Aku harus menyiapkan sarapan untuk kami bertiga. Aku pun menyiapkan obat Yoona juga. Setelah 30 menit,akhirnya aku selesai memasak. Yoona pun menghampiriku.
“Morning Yoona.” Ucapku.
“Morning Sooyoung. Kau sudah bangun? Dna memasak? Ah mianhae. Aku baru selesai mandi.” Jawab Yoona.
“Gwaencanha,ini sudah kewajibanku. Duduklah. Aku sudah menyiapkan makanan dan obatmu. Oh iya Kimbum mana?” tanyaku.
“Mollayo. Mungkin dia sedang bersiap-siap di kamar.” Jawab Yoona sambil menyantap makanannya.
“Um,guraeyo.” Jawabku yang masih sibuk membereskan dapur.
“Gundae,apa Yesung oppa..Ungh..” Yoona tampak tergagap.
“Waeyo Yoon?” tanyaku bingung.
“Apa kau masih menyukai Yesung oppa?” tanya Yoona.
“Hahahahahaha,kau ini ada-ada saja Yoona. Mana pernah aku menyukai dia. Aku hanya menganggapnya seperti oppaku.” Jawabku tertawa mendengar pertanyaan Yoona.
“Um,syukurlah..” jawab Yoona lega.
“Waeyo ? apa kau..ah tidak mungkin. Kau kan sudah menikah dengan Kim oppa.” Jawabku.
“Um,aku mencintainya..” jawab Yoona yang membuatku terbelalak kaget.
“Mwo?”
“Aku mencintainya. Pernikahan ini hanya sebuah perjodohan Sooyoung-ssi.” Jelas Yoona.
“Hei..Kalian lagi ngomongin apaan sih.. Serius banget kayaknya..” Kimbum tiba-tiba datang.
“A..Aniyo oppa. Makanlah.” Ucap Yoona.
“Morning kiss ku mana?” tanya Kim.
“Iiih.. Nggak ada morning kiss-morning kiss an.” Jawab Yoona. Mungkin merasa tak enak denganku.
“Yoong…” Kim mengeluarkan aegyonya.
“Ani. Aku mau pergi dulu. Aku harus ke tempat Yesung oppa. Ani maksudku Dokter Yesung dulu. Sooyoung-ah annyeong.” Ucap Yoona sembari pergi.
“Josimhae..” ucapku.
Hening…
Aku hanya menatap makanan yang ada di hadapanku kosong.
“Kau yang memasak ini semua?” suara Kim memecah keheningan.
“Eo.” Jawabku singkat.
“Ini enak. Kenapa kau tidak makan?” tanya Kim.
“Aniyo. Aku tidak nafsu makan.” Jawabku.
“Hei,sekarang kita sudah menikah. Aku mohon jangan siksa dirimu seperti ini. Makanlah..” pinta Kim.
“Beneran, aku tidak lapar oppa.” Jawabku meyakinkannya.
“Apa perlu aku menyuapimu,hum?” tawarnya.
“Aniyo,dwaesso. Aku bisa makan sendiri.” Jawabku akhirnya memakan sarapanku.
“Aku pergi dulu ya. Jika ada apa-apa kau telfon aku.” Ucap Kim.
“Um. Josimhae Kim oppa.” Jawabku
Dia pun berlalu. Belum sampai ke mobilnya dia memanggilku lagi sehingga aku berbalik.
“Sooyoung-ah..”
“Ne oppa? Ada yang ketinggalan?” tanyaku.
“Ne.” Jawabnya lalu menuju ke arahku.
“Apa oppa? Biar aku saja yang ambilkan.” Tawarku.
CHU~
Sebuah ciuman kilat mendarat ke bibirku.
“Aku lupa memberimu morning kiss.” Ucapnya berlalu begitu saja dan melesat dengan mobilnya.
“Apa ini mimpi?” ucapku pelan.
“Ani. Kami sudah melakukannya semalam. Kenapa jantungku masih seperti ini? Kim Sang Bum,jika seperti ini terus aku tidak akan bisa melupakanmu.” Fikirku.
End of Sooyoung POV
TBC
0 komentar:
Posting Komentar