My Kim Sang Bum

My Forever Love

Powered By Blogger

Blogger news

Blogger templates

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Dhea love Kim Bum always and forever

1% Of Something Part 2


“Kalian tau apa yang lebih sulit dari rumus matematika dan fisika? Jawabannya adalah cinta. Cinta? Iya,apa kita tau bagaimana datangnya cinta? Kapan datangnya cinta? Kapan dia akan pergi? Semua itu tidak akan bisa terjawab dengan tepat. Karena cinta itu datang dengan proses. Begitu juga membiarkan cinta pergi,butuh proses yang lebih daripada mencintai seseorang.”


Yoona POV
Mungkin ini adalah cara terbaik agar aku,Sooyoung,dan Kimbum hidup bahagia. Aku ingin Kimbum tidak mencintaiku lagi. Aku ingin kembali dengan Yesung seperti dulu.
Ku telusuri jejak kakiku menuju ke ruangan praktek Yesung,ani aku maksud Dokter Yesung.
“Annyeong haseyo…” seorang Suster menyapaku hangat.
“Annyeong haseyo.” Jawabku.
“Mari silahkan kemari.” Suster itu menunjuk ke arah Yesung yang sudah menunggu untuk men-terapiku.

“Yoona-ssi…” ucap Yesung.

Yesung POV
Sejujurnya,aku tidak siap akan bertemu Yoona lagi. Tapi,demi kesehatannya aku harus membuang rasa gugup itu jauh-jauh.
“Yoona-ssi…” ucapku saat ia mulai duduk di depan ruang kerjaku.
“Oppa..Ani maksudku Dokter Yesung.” Jawabnya canggung.
“Bagaimana keadaanmu hari ini?” tanyaku.
“Baik. Bagaimana denganmu?” tanya Yoona.
“Seperti yang kau lihat,aku selalu baik-baik saja.” Jawabku.
“Guraeyo. Apa terapi ini akan membuat rambutku rontok dan kulitku menghitam?” tanya Yoona.
“Tenang saja Yoona. Terapi ini adalah satu-satunya di Korea. Tidak akan ada rambut rontok dan kulit yang menghitam *yesung promosi*” jawabku.
“Baiklah. Apa kita akan mulai terapi sekarang?” tanya Yoona.
“Ne. Suster,tolong beri Nona ini baju ganti rumah sakit.” Ujarku.

**skip time**
Setelah selesai terapi,Yoona terlihat segar kembali.
“Bagaimana rasanya?” tanyaku.
“Badanku terasa lebih enakkan dari sebelumnya.” Jawab Yoona.
“Baguslah kalau begitu. Kau harus datang untuk terapi setiap 5 kali seminggu. Arachi.” Jawabku.
“Ne Yesungnim..” jawab Yoona sambil tertawa.
“Kekekekeke,berhenti memanggilku seperti itu. Kebiasaanmu tidak pernah berubah.” Jawabku.
“Jeogiyo Dokter,masih ada pasien yang masih menunggumu di ruang 685.” Ucap seorang Suster.
“Ne. Tunggu sebentar ya.” Ucap Yesung seiring menghilangnya langkah Suster itu *emang hantu*
“Yoong-ah..Bagaimana kalau nanti malam kita makan bersama,eottae?” tanyaku.
“Baiklah oppa. Aku akan menunggumu di rumah sakit. Nanti aku akan ke sini lagi pukul 6.00pm. eottae?” tanya Yoona.
“Baiklah jagi..Ani mianhae. Maksudku Yoona-ssi.” Jawabku tak enak.
“Gwaencanhayo,jagi. Annyeong. CHU~” ciuman itu mendarat di pipi kiriku.
Aku tersentak kaget dan tak bisa berkata apa-apa. Yoona sudha pergi dari ruanganku.
“Dokter masih ada pasien di kamar 685.” Suster kembali masuk ke ruanganku.
“Ne? Iya aku akan ke sana sekarang.” Jawabku gelagapan (?) dan langsung pergi dari ruanganku.
End of Yesung POV
****
Yoona POV
Aku mencium pipinya tadi. Aku sangat senang. Dan nanti sore aku akan ke rumah sakit lagi untuk makan malam bersamanya.
“Yoboseyo?” ucapku kepada orang di seberang sana.
“Yoona,kau sudah terapi?” tanya yeoja yang menelfonku ini.
“Sooyoung-ssi. Nde,aku sudah terapi tadi.” Jawabku. Ternyata dia mengkhawatirkanku.
“Cepatlah pulang. Aku sudah memasakkan makan siang untuk kita.” Jawab Sooyoung.
“Ne. Aku akan pulang sekarang.” Jawabku.
Aku pun segera pulang ke rumah dengan perasaan senang. Senang? Bukankah aku istri yang jahat? Tidak! Jelas tidak,aku dan Kyu menikah karena dijodohkan. Jadi itu tidak masalah bukan?
End of Yoona POV
***skip time***
Author POV
Yoona pun sampai di rumah. Lalu duduk di meja makan bersama Sooyoung.
“Yoona-ssi,makanlah dulu. Kau pasti lapar.” Ucap Sooyoung sembari menyerahkan obat-obatan untuk Yoona.
“Gomawo Sooyoung-ssi. Gundae,kau tidak makan?” tanya Yoona.
“Nanti saja. Yoona,kalau aku mengantarkan makan siang untuk Kimbum bagaimana?” tanya Sooyoung.
“Maksudmu kau tidak enak meninggalkanku makan sendirian di rumah?” tebak Yoona.
Sooyoung hanya menunduk malu mendengar perkataan Yoona. Otomatis tebakan Yoona itu benar.
“Mianhae.” Ucap Sooyoung.
“Gwaencanhayo. Antarkanlah. Lagian,aku sebentar lagi sudah akan siap-siap.” Jawab Yoona.
“Kau mau ke mana Yoong?” tanya Sooyoung.
“Nanti sore aku mau makan malam sama Yesung oppa. Kau..Tidak apa-apa kan kalau aku jalan sama Yesung oppa?” tanya Yoona.
“Kekekke,aku kan sudah bilang. Aku tidak pernah mencintainya Yoong.” Jawab Sooyoung terkekeh pelan.
“Jinjjayo? Gurae. Josimhaeyo.” Jawab Yoona.
“Ne.” Sooyoung pun menutup pintu rumah dan pergi ke tempat praktek Kimbum.
***skip time***

Kimbum POV
“Ne. Jangan lupa sering diajak refreshing ya Mr.Kang. Istri anda harus teratur minum obat.” Ucapku.
“Ne. Gamsahamnida.” Mr Kang pun berlalu begitu saja meninggalkan ruang praktek ku bersama istrinya.

Aku melirik ke sudut ruangan melihat jam dinding di sana. Sudah pukul 12.00.
“Harusnya aku sudah dari tadi istirahat.” Ucapku pelan.
Yah,hari ini pasien sangat banyak. Entahlah,orang-orang itu rata-rata stress karena masalah cinta. Tapi istri Mr.Kang tadi stres karena banyak fikiran.
Tok~Tok~Tok~
“Masuk.” Ucapku pelan namun tegas.
“Annyeong haseyo Kimbum oppa.” Sosok yeoja tinggi masuk ke ruanganku dan menutup pintunya kembali.
“Sooyoung-ssi. Ada apa kau kemari?” tanyaku.
“Aku..Aku hanya ingin mengantarkan makan siang untukmu. Kau pasti belum makan kan?” tanya Sooyoung.
“Eotteokhae arayo. Aku sangat lapar.” Jawabku senang.
“Gurae. Makanlah yang banyak. Igeo.” Sooyoung memberiku kotak makanan itu. Aku pun melahap makan siang ini.
“Enak. Kau sendiri yang buat?” tanyaku.
“Nde.” Jawab Sooyoung.
“Gundae,bagaimana keadaan Yoona?” tanyaku.
“Dia baik-baik saja. Dia ada di rumah sehabis terapi tadi. Katanya nanti sore dia mau pergi.” Jawab Sooyoung.
“Pergi? Ke mana?” tanyaku.
“Um…Aku.Tidak tau.” Jawab Sooyoung ragu.
“Gurae. Kau sudah makan?” tanyaku.
“Oppa makanlah dulu yang banyak. Tidak usah khawatirkan aku.” Jawab Syoung.
“Ah jinjja,nanti kau sakit.” Jawabku.
“Aniyo. Makanlah yang banyak.” Ucap Syoung.
End of Kimbum POV

*****************************************
Author POV
Sudah 4 bulan mereka tinggal bertiga. Hubungan Sooyoung dan Kim pun membaik. Setiap harinya Sooyoung mengantarkan makan siang untuk Kim. Terkadang ia menunggu Kim di rumah sakit jika Kim lembur.
Sedangkan Yoona,dia semakin menjauh dari Kim. Yoona malah semakin dekat dengan Yesung. Penyakitnya pun mulai membaik. Leeteuk…Kini ia dekat dengan seorang yeoja anak Dokter Kim. Kalau tidak salah namanya Kim Taeyeon.

Kimbum POV
“Youngie-ah,neo waseo” ucapku saat Sooyoung memasuki ruanganku seperti biasa untuk mengantarkan bekal makan siang untukku.
“Eum. Oppa,khaja kita makan.” Ucap Syoung.
“Nde..” jawabku.
“Bagaimana hari ini?” tanya Syoung.
“Pasiennya cukup banyak. Dan mereka rata-rata ada kemajuan.” Jawabku sambil melahap kimbab.
“Guraeyo. Oppa,aku boleh meminta sesuatu?” tanya Syoung.
“Ne,apa itu Young?” tanyaku.
“Bisakah kau memanggilku dengan sebutan ‘jagi’?” tanya Syoung.
Permintaan yang aneh fikirku. “Ne? Te..Tentu saja boleh.” Jawabku.
“Mianhae oppa. Sebenarnya aku tidak mau mengatakan hal ini. Tapi,ada dorongan lain yang menyuruhku mengatakan permintaanku ini. Jeongmal mianhae oppa.” Jawab Syoung.
“Gwaencanha jagiya. Memang seharusnya aku memanggilmu dengan sebutan itu.” Jawabku.
“Gomawo oppa. Huek…..” Syoung langsung berlari ke toilet.
“Sooyoung-ah…” aku menghampirinya.
“Huekkk….Huek…. Mianhae oppa aku menghancurkan makan siang kita. Sebaiknya aku pulang sekarang.” Ucap Sooyoung.
“Aniyo gwaencanha. kita pulang sekarang ya. Aku sudah tidak ada pasien lagi.” Jawabku sambil membantunya bangkit.
Ku pegang tubuhnya,tangan kananannya kulingkarkan ke leherku. Ku dudukkan dia ke dalam mobil.
***skip time***
“Istirahatlah. Kau pasti lelah. Nanti kita ke tempat Leeteuk hyung ya.” Ujarku sehabis membaringkannya di tempat tidur.
“Aniyo,gwaencanhayo oppa. Mungkin aku kelelahan. Oppa,kau mau mandi? Aku siapkan air hangatnya dulu ya.” Jawab Syoung hendak beranjak.
“Ani. Hajima!” aku menahannya.
“Oppa,aku ingin menyiapkan air hangat untukmu. Jebal..” pintanya.
“Tapi…” ujarku.
“Pokoknya aku harus menyiapkan air hangat untukmu.” Tegas Syoung dan kini sudah menghilang dari hadapanku.
***skip time***
Hari sudah mulai malam. Saat ini sudah pukul 07.00pm. aku mengajak Syoung untuk makan malam di luar.




“Oppa habis ini kita mau ke mana?” tanya Syoung. Kami sudah selesai makan malam.
“Um…Kau mau nya ke mana?” tanyaku.
“Aku kepingin makan ice cream. Ya ya ya ya…” pintanya seperti anak kecil. Tidak biasanya dia manja seperti ini kepadaku.
“Iya sayang. Khaja kita pergi beli ice cream.” Ajakku.
“Ne….” jawab Sooyoung senang.
***
“Sooyoung-ah,akhir-akhir ini aku merasa aneh denganmu.” Ujarku saat melihatnya memakan ice cream ke 3 nya. Yah,baru 5 menit dia sudah menghabiskan 3 ice cream.
“Waeyo? Isanghae? Aniyo. (Kenapa? Aneh? Tidak kok)” jawab Sooyoung.
“Neomu isanghaeyo. Akhir-akhir ini kau selalu manja,banyak makan,banyak permintaan yang aneh-aneh. Dan aku lihat badanmu agak terlihat gendut. Meskipun kau masih terlihat kurus. *nah lo gimana tuh* Apa jangan-jangan kau….” tebakku.
“Aniyo oppa. Tidak mungkin. Kita kan baru…ehem.. Melakukan hal itu sekali.” Jawab Syoung.
“Kita harus ke rumah Teuk hyung sekarang.” Ajakku.
“Aniyo. Gwaencanha. oppa….” rengek Syoung.

Dengan bujukan mautku *caelah kimppa lebay dah* akhirnya Syoung mau aku ajak ke rumah Teuk hyung dengan angan-angan bertemu Taeyeon yang kabarnya dekat denga Teuk hyung.
“Annyeong haseyo.” Sapaku.
“Teuk oppa,annyeong haseyo.” Sapa Syoung.
“Kalian sudah datang.” Jawab Teuki dan menyuruh kami duduk.
“Mana Taeyeon-ssi?” tanya Syoung.
“Ne? Hmmm…Entahlah,mungkin sebentar lagi.” Jawab Teuki berbohong. Yah,sebelum ke sini aku sudah sms Teuki agar pura-pura Taeyeon mau ke rumahnya.
“Oppa,boleh tidak aku pinjam itu?” tanya Syoung sambil menunjuk ke arah stetoskop milik Teuki.
“Nde? Ah tentu saja boleh.” Jawab Teuki dna membiarkan Syoung mengambil stetoskop itu.
“Hyung,kau merasa aneh tidak?” bisikku.
“Iya Kim. Lebih baik kita periksa sekarang ya.” Jawab Teuki.
“Sooyoung-ah,kita ke sana yuk. Aku ingin minta tolong Kimbum untuk memeriksa keadaanku. Aku kurang enak badan akhir-akhir ini.” Ucap Teuki.
“Ne oppa.” Jawab Syoung.
Teuki pun berbaring di atas ranjang pasien yang ada di ruangan di rumahnya ini. Orang tua Teuki sedang keluar sebentar ke rumah temannya.
“Bagaimana keadaanku Kim?” tanya Teuki.
“Keadaanmu baik hyung. Tapi kau harus istirahat yang banyak.” Jawabku.
“Cha ije uri Sooyoung.” Ucap Teuki.
“Ne? Aku? Kenapa aku harus ikut diperiksa?” tanya Syoung.
“Ayolah…Jebal…” pinta Teuki.
“Baiklah.” Jawab Syoung. Aku membantunya naik ke ranjang itu.
“Cha ije kita mulai ya.” Ucap Teuki.
Teuki mengambil alat USG. Lalu meletakkannya ke perut Syoung.
“Hyung,apa itu yang bergerak-gerak?” tanyaku polos.
“Aigoo…Chukaeyo. Kalian akan menjadi calon appa dan eomma. Usia kandungannya sudah memasuki minggu ke 16.” Jawab Teuki.
“Nde?” ucapku kaget.
“Jinjja? Ah gomawo Sooyoung-ah..” ucapku langsung memeluk Syoung yang duduk. Dia hanya diam membisu.
“Hyung,tapi kami hanya melakukan hal ‘itu’ sekali. Apa bisa?” tanyaku seolah tak percaya.
“Itu tidak membuat sesuatu itu mustahil kan. Setidaknya ada 1% kemungkinan Sooyoung hamil bukan.” Jawab Teuki.
“Ah jinjja johayo.” Ucapku senang.
“Kimbum oppa,boleh tinggalkan aku dengan Teuki oppa sebentar?” pinta Syoung. Aku melihat ke arah Teuki memberinya isyarat agar nanti dia memberi tahuku apa yang dibicarakan Syoung.
“Baiklah jagi. Aku tunggu di luar saja ya.” Jawabku dan langsung keluar.

Aku pun langsung menelfon Yoona. Ternyata dia sedang keluar bersama Yesung. Yah,akhir-akhir ini dia sering keluar dengan Yesung. Entahlah,aku terlalu terbakar cemburu jika melihat mereka. Jadi aku lebih baik bersama Sooyoung saja.
“Yoboseyo?” ucapku.
“Waeyo oppa?” tanya Yoona.
“Ada berita baik. Sooyoung hamil.” Jawabku.
“Jinjjayo? Ah chukaeyo. Akhirnya sebentar lagi kau akan menjadi appa.” Jawab Yoona.
“Mianhae Yoong-ah..” jawabku.
“Tidak apa-apa. Jagalah istrimu dengan baik. Kekekkee.” Jawab Yoona.
“Arasseo. Kau kan juga istriku. Kau ke mana?” tanyaku.
“Aku? Aku baru saja selesai terapi dengan Yesung oppa.” Jawab Yoona.
Yesung lagi,yesung lagi. Aku bosan mendengar nama itu.
“Um,guraeyo. Bagaimana dengan keadaanmu?” tanyaku.
“Sangat baik oppa. Aku sudah mau pulang. Oppa lagi di mana?” tanya Yoona.
“Aku sedang di rumah Teuki hyung.” Jawabku.
“Um,baiklah aku pulang dulu ya ke rumah. Josimhaeyo oppa.” Jawab Yoona dan memutuskan sambungan telfon.

“Kenapa kau mematikan telfon sangat tergesa-gesa. Aku kan merindukanmu.” kesalku.
“Aigoo,lama sekali sih Sooyoung…”ujarku. Aku memutuskan untuk duduk di sofa saja.

Sooyoung POV
Aku meminta Kimbum untuk menunggu di luar. Karena,ada hal penting yang harus aku sampaikan kepada Leeteuk.
“Oppa….Aku mohon bilang ke Kimbum oppa kalau aku tidak hamil. Bilang kalau USG nya rusak atau apa.” Pintaku.
“Ne? Waeyo? Ada apa denganmu?” tanya Teuki.
“Oppa aku mohon. Rahasiakan kehamilanku.” Pintaku memelas.
“Tapi kenapa? Kau harus memberiku alasan.” Pinta Teuki.
“Sebenarnya aku sudah tau tentang kehamilanku sejak 1 bulan yang lalu.” Jawabku jujur yang sedari tadi diam.
“Tapi kenapa? Dia anakmu dan Kim.  Bukankah itu keinginanmu dari awal?!” jawab Teuki.
“Tapi oppa,2 bulan lagi kami akan bercerai.” Jawabku.
“Mwo? Kenapa 2  bulan lagi kalian akan bercerai?” tanya Teuki.
“Sebenarnya,seusai pemberkatan di gereja aku dan Kim membuat surat perjanjian. Bahwa pernikahan kami hanya sampai 6 bulan.” Jawabku.
“Kalian gila,huh? Bagaimana dengan nasib anakmu?” tanya Teuki marah.
“Shut…oppa..Aku mohon. Aku yang sudah meminta hal itu dengan Kim oppa. Setidaknya dia sudah memberiku malaikat kecil pengganti dirinya.” Jawabku.
“Kau gila. Kau gila Sooyoung-ssi.” Jawab Teuki.
“Oppa aku mohon…Aku mohon dengan sangat…” jawab Sooyoung.
“Baiklah. Tapi aku akan memberitahu Kim nanti malam saat kalian sudah pulang. Agar rencana kita berhasil.” Jawab Teuki.
“Baiklah.” Jawabku senang.

Aku pun keluar dari ruangan itu dengan Teuki.
“Lama sekali sih jagi. Ada apa hyung?” tanya Kim.
“Ani. Sooyoung hanya menanyakan beberapa hal tentang ibu hamil. Dia hanya malu jika ada kau di dalam tadi.” Jawab Teuki.
“Ne oppa.” Jawabku.
“Gurae hyung,gomawoyo. Oh iya mianhae Sooyoung-ah. Sebenarnya Taeyeon tidak akan datang. Semua ini aku yang merencanakannya.” Jawab Kim.
“Mwo? Aish jinjja!” jawabk kesal.
“kekekkeke,mianhaeyo.” Jawab Teuki.
“Khaja kita pulang. Besok kita akan beli semua persiapan bayi untukmu.” Ucap Kim.
“Oppa,gomawoyo.” Ucapku sambil membungkuk.
“Nde. Josimhaeyo.” Ucap Teuki yang mengantar kami hingga ke ambang pintu rumahnya.
Aku dan Kim pun pulang ke rumah. Entahlah,tapi sedari tadi Kimbum selalu tersenyum. Aku tidak mau mengungkit masalah surat perjanjian kami. Karena nanti Teuki akan berbohong tentang masalah kehamilanku.
***skip time***
Kimbum POV
Aku sangat senang sekali. Sebentar lagi aku akan menjadi appa. Aku tidak sabar menunggu anakku lahir. Tapi aku juga sedih. Yoona semakin hari semakin dekat dengan Yesung. Bahkan sudah lebih dari 3 kali dia menginap di luar,hari ini juga. Entahlah,dia bilang dia menginap di rumah temannya. Tapi aku yakin itu pasti Yesung. Dwaesso,itu juga demi dirinya. Mungkin dia dapat pengobatan ekstra dari Yesung.

Aku menatap ke langit-langit kamarku. Di sebelahku tengah berbaring seorang yeoja yang tengah mengandung anakku. Dia tengah tertidur pulas saat ini. Aku memandangi wajah cantiknya,lalu perutnya yang mulai membesar secara bergantian.
Tiba-tiba handphoneku bergetar. Ku lihat,ternyata Teuki yang menelfonku. Aku pun segera keluar dari kamarku dan Sooyoung agar tidak membangunkannya.
“Yoboseyo hyung,wae guraeyo?” tanyaku.
“Kim,aku mohon jangan marah dulu denganku. Dan rahasiakan ini dari Sooyoung. Arachi?” pinta Teuki.
“Ba..Baiklah hyung. Sebenarnya ada apa?” tanyaku.
“Sooyoung memintaku untuk berbohong denganmu tentang kehamilannya.” Jawab Teuki.
“Mwo? Maksudmu hyung? Dia tidak hamil?” tanyaku putus asa.
“Ani. Bukan seperti itu maksudku.” Jawab Teuki cepat.
“Lalu apa?” tanyaku bingung.
“Tadi,Sooyoung memintaku untuk bilang kepadamu bahwa dia tidak hamil dengan alasan USG ku sedang rusak. Setelah ku tanyakan alasan dia melakukan hal itu kenapa,dia bilang agar kau tidak tau bahwa dia sedang hamil. Sebenarnya sudah 1 bulan yang lalu dia tau tentang kehamilannya.” Jawab Teuki yang membuat pertahananku runtuh. Air mataku melesak begitu saja.
“Ta..Tapi kenapa hyung?” tanyaku.
“Apa kalian ada menandatangani sesuatu perjanjian?” tanya Teuki.
“Perjanjian? Tunggu dulu…. Setelah kami menikah kami memutuskan untuk bercerai di usia pernikahan kami yang ke 6 bulan. Jadi itu alasannya hyung?” tanyaku.
“Ne. Begini saja,kau batalkan perjanjian itu. Kau bakar kertasnya. Nah,setelah ini aku akan pura-pura mengirim sms kepadamu agar Sooyoung percaya bahwa aku telah berbohong kepadamu. Kau bilang saja dengan dia kalau dia tidak hamil. Arachi?” ucap Teuki.
“Baiklah hyung. Terima kasih atas informasi yang sangat penting ini. Kkeutnawo. (aku tutup dulu telfonnya)” jawabku sembari menunggu sms Teuki dan kembali berbaring di sebelah Syoung.

“Oppa,kau dari mana?” tanya Sooyoung. Ternyata ia terbangun dari tidurnya.
“A..Ani. aku habis dari dapur. Aku haus sekali.” Jawabku. Tentu saja berbohong.
“Guraeyo oppa. Kau tidak tidur?” tanya Sooyoung.
Drrrrrrrrrrrrrt…………………….
Handphoneku bergetar. Aku yakin itu sms dari Teuki.
“Oppa handphonemu bergetar.” Ucap Sooyoung.
“Nde.” Aku pun segera membuka sms dari Teuki dna menunjukan ekspresi kecewa.
“Sooyoung-ah…Ternyata kau…Tidak hamil. Teuki hyung bilang,USG yang dipakai tadi rusak.” Jawabku.
“Nde? Mianhae oppa.” Ucap Sooyoung menyesal. Ternyata benar ucapan Teuki.
“Gwaencanhayo Youngie-ah…” jawabku.
“Setidaknya itu bagus bukan. 2 bulan lagi kita akan bercerai. Jadi kau tidak ada beban apapun.” Jawab Sooyoung tersenyum.
Mwo? Tidak ada beban katamu? Tidak! Aku tidak bisa lama-lama akting seperti ini.
“Oppa kau mau ke mana?” tanya Sooyoung saat aku beranjak untuk mengambil surat itu di lemari.
“Oppa,surat ini kenapa kau keluarkan?” tanya Sooyoung.
SRET~~~~~~~~~~~~~~~~~
Surat itu ku robek.
“Oppa apa yang kau lakukan? Kenapa kau merobek surat perjanjian kita?” tanya Syoung.
“Kenapa kau berbohong kepadaku,huh?” tanyaku emosi.
“Be..Berbohong apa oppa? Aku tidak mengerti maksudmu.” Jawab Syoung.
“Sudahlah Youngie-ah. Aku sudah tau semuanya. Kenapa kau ingin berbohong tentang kehamilanmu? Apa kau tidak senang,huh?” tanyaku.
“Bukan begitu oppa. Tapi…” jawab Syoung.
“Lalu apa? Apa kurangnya aku? Aku bisa menjadi seorang appa yang baik. Aku bisa menjagamu. Aku bisa membuatmu baha….” belum sempat aku menjawab Syoung sudah membalas perkataanku.
“Tapi kau tak bisa mencintaiku. Yang ada di hatimu hanya Yoona,Yoona,dan Yoona.” Ku lihat Syoung menitikkan air matanya.
Aku terdiam. Benar apa kata Syoung. Aku bisa memberinya segala hal,tapi tidak cintaku.
“Kenapa? Kenapa kau diam oppa? Jawab aku! Apa kau bisa memberiku cinta?” tanya Syoung.
Aku masih terdiam. Bimbang dengan perasaanku. Bimbang dengan apa yang akan keluar dari bibirku sekarang ini.
“Aku…Aku butuh waktu…” hanya jawaban sederhana itu yang bisa kuungkapkan.
“Waktu? Ini sudah 4  bulan kita menikah. Dan 2 bulan lagi kita akan bercerai. Kau bilang kau butuh waktu? Sudahlah oppa,aku sudah pernah bilang kan. Setidaknya kau memberiku anak setelah kita bercerai. Dan kau menyetujui itu.” Jawab Syoung.
“Setidaknya kau biarkan aku merasakan menjadi seorang appa.” Jawabku.
“Mwo? Dengan hanya mencintai anakmu,tanpa mencintaiku? Cukup dengan cinta dan kasih sayangku,anakku bisa hidup bahagia. Aku juga tidak akan berkata jelek tentang dirimu kepada anakku nanti.” Jawabku.
“Aku mohon. Biarkan aku mencoba mencintaimu.” Jawabku. Aku menangis. Menangis? Iya,karena aku terlalu egois. Mencintai anakku saja,tidak dengan ibunya juga.
“Sudahlah opp….Huekkkkk….Huek…..” Syoung segera berlari ke kamar mandi.
“Sooyoung-ah…” ucapku sambil mengelus pundaknya.
“Keluarlah oppa,aku tidak apa-apa.” Jawab Syoung menepis tanganku.
“Ani…Kau pasti sedang stress. Makanya kau mual-mual. Aku akan merawatmu.” Jawabku. Menurut penelitian,orang hamil yang stress akan sering mual-mual. Dan itu tidak baik bagi kehamilannya. *sumpah author nebak*
Ku gendong tubuhnya berbaring di ranjang kami.
“Oppa apa yang kau lakukan?” ucapnya saat aku mendekatkan wajahku dengan perutnya.
“Biarkan aku menyapa anakku.” Jawabku.
“Sudahlah oppa. Itu tidak penting.” Jawab Syoung.
“Anakku sayang,ini appa. Apa kabar kau di sana? Apa kau baik-baik saja? “ tanyaku.
“Oppa,apa yang kau lakukan. Kau aneh. Itu pertanyaan yang tidak penting. Sudah tidurlah.” Ucap Syoung.
Aku tidak memperdulikan perkataannya. Aku hanya ingin berbicara dengan anakku sekarang.
“Sayang,sebenarnya appa kecewa baru mengetahui keberadaanmu sekarang. Appa kecewa dengan eommamu. Kau tau,eommamu cemburu denganmu. Karena,aku hanya memberi cintaku kepadamu.” Ucapku lagi.
“Oppa aku mohon. Hentikan…” pinta Syoung memelas.
“Sayang,appa janji akan menjagamu dan eommamu. Appa janji tidak akan menyakitimu dan eommamu. Bantu appa agar appa bisa mencintai eommamu ya.” Ucapku.

Sooyoung POV
“Sayang,appa janji akan menjagamu dan eommamu. Appa janji tidak akan menyakitimu dan eommamu. Bantu appa agar appa bisa mencintai eommamu ya.” Ucap Kim.
Aku menangis…Menangis sejadi-jadinya. Tak bisa kutahan suara isak tangisku. Ini terlalu menyedihkan. Apa aku egois? Iya,aku egois. Seharusnya aku membiarkan Kimbum menjadi appa yang baik.
“Uljima…Uljima….” ucap Kim memelukku. Ku balas pelukannya.
“Mianhae…Jeongmal mianhaeyo..” ucap Kim lagi.
“Ani oppa. Aku yang salah. Jeongmal mianhae. Baiklah,aku akan membiarkanmu menjadi appa dari anak kita.” Jawabku.
“Jinjjayo?” Kim seolah tak percaya dengan apa yang kukatakan.
“Um….Setelah kita bercerai,seminggu sekali aku akan membawa anak kita ke sini.” Jawabku.
“Cerai? Cerai kata mu? Youngie,aku mohon. Diantara kita tidak akan ada kata perceraian!” jawab Kim dengan nada marah.
“Oppa,aku tidak ingin merusak hubunganmu dengan Yoona. Aku ini terlalu menyedihkan.” Jawabku.
“Tidak! Sekali aku bilang tidak,ya tidak. Kita tidak akan pernah bercerai.” Jawab Kim.
Aku hanya diam. Percuma jika aku meminta cerai darinya seperti surat perjanjian itu.
“Baiklah. Kita tidak akan bercerai.” Jawabku putus asa.
Kimbum tersenyum menang. Aku hanya membuang muka. Marah,sedih,bingung,kesal. Aku rasanya ingin mati.
“Gomawo Young-ah. Tidurlah. Kau pasti lelah. Aku tidak akan praktek besok dan seminggu ke depan. Aku mengambil cuti. Aku akan menemanimu.” Jawab Kim.
Aku hanya tersenyum dan berbaring. Dia mendekapku di dalam tidurnya.
Sooyoung POV End
*****************************1%of something***************************
Author POV
Setelah kejadian malam itu,Kimbum dan Sooyoung pun tidak jadi bercerai. Usia kandungan Sooyoung sudah hampir memasuki bulan ke 9. Sedangkan Yoona malah melayangkan gugatan cerai kepada Kimbum. Dan mereka sudah resmi bercerai 1 minggu setelah surat gugatan itu dilayangkan.
Kimbum frustasi dengan gugatan itu. Dia terus pulang malam dan terkadang dalam keadaan mabuk. Sooyoung yang melihat suaminya seperti itu,ikut sedih dan tidak tau harus berbuat apa.

Sooyoung POV
“Oppa….” ucapku dan mencoba membopoh tubuhnya masuk ke kamar kami.
“Yoong-ah…Kenapa kau tinggalkan aku…” ucap Kim.
Mulutnya bau soju,aku yakin dia habis mabuk lagi. Ku buka sepatunya. Lalu ku longgarkan dasinya. Aku pun membuatkan susu untuknya agar menurunkan kadar alkohol yang sudah terlanjur merasuki tubuhnya itu.
“Oppa minumlah…” ucapku.
“Shireo…Aku mau Yoona! Im Yoona!~” ucapnya tegas.
Sakit? Sangat sakit. Ditambah lagi keadaanku yang sedang hamil saat ini. Inikah janji Kim? Mencoba untuk mencintaiku dan tidak menyakitiku? Sudah 9 bulan sejak pernikahan kami. Tapi dia tak kunjung mencintaiku?
Tidak Choi Sooyoung! Kau tidak boleh egois! Cinta itu tak butuh balasan. Kau harus tetap menjalani kewajibanmu sebagai seorang istri bagi Kim Sangbum. Meski dia tidak mencintaimu. Kau harus menjaganya dan mengurusnya.
“Oppa aku mohon minum ya…” ucapku.
“Aku bilang tidak mau!”  jawab Kim.
PRANG~
Gelas itu jatuh ke lantai. Pecah bak hatiku. Ku lihat darah mengecer ke lantai. Darah? Ternyata pecahan gelas itu mengenai tanganku.
Aku tidak ingin merintih kesakitan. Aku harus tetap kelihatan tegar di depan Kim. Aku tidak mau sedih. Demi bayiku.
“Sooyoung-ah….” tampaknya ia mulai sadar akibat melihat darah yang mengecer ke lantai itu.
“Gwaencanha. aku akan membersihkannya. Oppa tidurlah. Kau pasti lelah.” Jawabku.
“Mianhae. Aku…Aku tidak sengaja.” Tampaknya pengaruh soju itu hilang.
“Gwaencanha. aku buatkan lagi ya susunya.” Jawabku sembari membersihkan pecahan gelas yang tidak terlalu banyak namun cukup membahayakan itu.

“Ini oppa susunya. Minumlah.” Ucapku sembari memberinya gelas susu yang baru.
“Biar aku obati ya. Mianhae aku tidak sengaja tadi.” Ucapnya setelah menghabiskan susunya dalam sekali teguk.
“Ne..” jawabku.
Dia pun dengan telaten memperban tanganku. Lalu menyuruhku tidur. Tentu saja kau langsung tertidur. Aku sangat lelah. Ini sudah pukul 10.00pm. ibu hamil tidak boleh tidur malam-malam,itu saran Leeteuk.

Kimbum POV
Sooyoung tertidur. Aku rasa dia sangat kelelahan. Ku kemaskan semua perlengkapan P3K yang tadi aku pakai untuk mengobati luka Sooyoung karena kesalahanku itu.
“Mianhae Sooyoung-ah. Aku terlalu menyakitimu. Aku terlalu sering menyusahkanmu.” Ucapku pelan.
“Sayang,maafkan appa ya. Appa jahat sekali denganmu dan eommamu. Maafkan appa sayang.” Ucapku lagi.
“Kau tidak jahat oppa…” suara serak Sooyoung mengejutkanku. Lagi-lagi dia belum tidur.
“Ke…Kenapa kau belum tidur?” tanyaku.
“Aku..Aku tidak bisa tidur.” Jawabnya.
“Kenapa? Kau butuh apa?” tanyaku.
“Bisakah kau agak menjauh dariku dan jangan tatap aku seperti itu?” pintanya.
“Nde? Ke..Kenapa?” tanyaku heran.
“Jantungku berdebar tak karuan jika berada di dekatmu.” Jawabnya polos.
“Nde? Aigoo jinjja. Kita sudah menikah 7 bulan. Tapi kenapa tiba-tiba kau jadi seperti ini lagi?” tanyaku.
“Mollayo oppa. Tapi sekarang…Aku ingin….” ucapnya ragu.
“Ingin apa? Ingin aku jauh darimu?” tebakku.
“Aniyo. Aku ingin….” ucap Sooyoung.
CHU~~~
Itulah jawaban darinya. Dia menginginkan sebuah ciuman.
“Mianhae oppa. Aku sudah lancang.” Ucapnya yang buru-buru melepaskan ciuman kami saat aku mulai membalas ciumannya.
“Tidurlah. Kau pasti lelah. Jaljjayo oppa..” ucap Sooyoung.
*********************1% of something***********************
“Oppa….” Sooyoung memanggilku.
“Waeyo?” tanyaku.
“Hari ini tidak usah kerja ya…” pintanya.
“Kenapa?” tanyaku.
“Aku mohon hari ini jangan kerja ya…” rengeknya.
“Tapi kenapa?” tanyaku yang mulai risih dengan tingkahnya. Bukannya kenapa,hari ini aku akan bertemu dengan Yoona.
“Aku ingin minta ditemani ke dokter. Usia kandunganku kan sudah memasuki bulan ke 9..” pinta Sooyoung.
Aigoo,bagaimana ini cara menolaknya….Ayo berfikir Kim Sang Bum…..
“Oppa…..” ucap Sooyoung.
“Mianhae. Bagaimana kalau nanti malam. Hari ini pasienku sangat membutuhkanku. Dia sangat butuh aku.. Eottae?” tanyaku.
“Hmmmm…Baiklah oppa.. Nanti malam. Aku akan menunggumu ya.” Jawab Sooyoung.
“Nde. Annyeong. CHU~” aku segera meninggalkan rumah.

Aku menuju ke rumah sakit? Tidak. Aku segera menuju ke Cafe tempat biasa aku dan Yoona nongkrong(?) dulu.
Dia di sana. Dengan mini dress pinknya. Dia cantik. Kecantikannya tidak pernah luntur. Begitu juga cintaku untuknya.
“Oppa….” ucapnya saat aku sampai di meja tempatnya duduk.
“Yoong-ah..Bagaimana keadaanku.” Aku mengambil posisi duduk berhadapan dengannya.
“Baik. Bagaimana dengan oppa dan Sooyoung beserta bayi kalian?” tanya Yoona.
“Me..Mereka baik-baik saja.” Jawabku gugup.
“Silahkan di minum..” ucap seorang pelayan cafe.
“Coffe latte? Kau masih mengingatnya?” ucapku tak percaya. Ternyata Yoona telah menyiapkan coffe latte untukku.
“Tentu saja. Kau masih menyukainya,kan?” tebak Yoona.
“Kekekkee,kau tau saja.” Jawab Yoona.
“Sebenarnya,ada apa kau mengajakku ke sini?” tanyaku.
“Pertama-tama aku mau meminta maaf dulu karena baru sempat memberitahumu tentang hal ini sekarang. 3 minggu yang lalu aku dan Yesung oppa sudah menikah.” Jawab Yoona.
DEG~~~
Ada apa ini. Apa yang dikatakannya? Menikah? Dengan Yesung?
“Ah..Jinjjayo..Chu..Chukaeyo..” ucapku menahan kesal.
“Nde gomawoyo oppa. Mian baru memberitahumu sekarang. Karena orang tua Yesung oppa sedang sakit kemarin.” Jawab Yoona.
“Gwaencanha. Yoong,bolehkah aku meminta sesuatu?” tanyaku.
“Nde. Apa itu oppa?” tanya Yoona.
“Bolehkah..Aku meminta last kiss darimu? Setidaknya,aku tidak akan mendapatkan itu lagi kan.” Pintaku.
“Bo…Boleh saja oppa.” Jawab Yoona.
CHU~~~~~~~~~~~~~
Ku kecup bibirnya. Cukup lama. Dia tidak membalas ciumanku. Cukup aku yang menciumnya. Setidaknya,aku masih menghargai Yesung sebagai rekanku yang sudah menyelamatkan Yoona dari kematiannya.

Sooyoung POV
Meskipun aku dan Kimbum tidak jadi pergi ke dokter untuk check up,aku memutuskan untuk jalan-jalan. Mengitari kota Seoul yang indah ini. Meski hujan turun rintik-rintik,itu tak membuatku takut akan petir. Setidaknya,aku harus kuat untuk anakku.

“Kenapa aku ingin meminum coffe latte ya? Sebaiknya aku pergi ke cafe tempat biasa Kim oppa membelikanku coffe latte.” Ucapku.
Aku pun melangkahkan kakiku hendak masuk ke cafe itu. Tapi kakiku berhenti melangkah saat aku melihat pemandangan yang sangat menyakitkan menyapaku.
Aku tengah melihat seorang Kim Sangbum tengah mencium mantan istrinya Im Yoona. Aku benci! Aku tidak suka melihatnya~
Aku yang di dekat dengan meja tempat mereka pun,langsung menangis terisak. Aku segera menuju ke tempat mereka.
“Miris sekali nasibku. Sangat menyedihkan..” ucapku.
“Soo..Sooyoung…” ucap Kim melepaskan ciumannya.
“Sooyoung-ssi,ini tidak seperti yang kau fikirkan.” Ucap Yoona.
“Melihat suamiku tengah mencium mantan istrinya. Kenapa bukan aku saja yang menjadi mantan istrimu. Setidaknya sebelum kandunganku semakin membesar seperti sekarang. Kenapa kau berbohong Tuan Kim?” tanyaku dengan bahasa formal. Air mata sudah membasahi wajahku.
“Kau salah faham Sooyoung-ah..” ucap Kim.
“Salah faham katamu? Kau sudah berbohong. Kau lebih mementingkan bertemu orang lain dan membohongi istrimu sendiri,daripada menemani istrimu check up. Mianhae Tuan Kim,tapi aku sudah tidak bisa bertahan dengan cara seperti ini.” Jawabku segera menjauh dari cafe itu.
Tak ku hiraukan teriakan Kim yang mengejarku di belakang. Aku terus menghindarinya,berusaha untuk berlari. Tapi tiba-tiba sebuah motor hampir menabrak. Membuatku terjatuh. Tapi Kimbum menahanku dengan cepat. Sehingga aku berada di pelukannya.
“Micyeoso? (kau gila?)” ucap Kim.
“Nde!   Na micyeoso~!” jawabku kesal.
Kimbum hanya diam.
“Lepaskan aku Tuan Kim!” ucapku sambil lepas dari pelukannya.
“Kau tau Tuan Kim,sudah 9 bulan aku mencoba bertahan dengan sikapmu. Aku tidak memperdulikan apa kau mencintaiku atau tidak. Aku juga masih bertahan berada di sampingmu,menjaga anak kita. Ani,maksudku anakku. Kau terus berjanji akan mencintaiku,setidaknya tidak menyakitiku. Tapi mana? Mana buktinya? Semua itu hanya omong kosong!” ucapku kesal. Air mataku tak henti-hentinya menghujani wajahku.
Hujan deras mulai membasahi tubuhku dan Kimbum. Aku tidak perduli di mana aku sekarang. Aku hanya ingin meluapkan semua kekesalanku kepada Kim.
“Kau salah faham Sooyoung-ah. Itu tidak seperti yang kau lihat.” Jawab Kim.
“Aku tidak perduli. Apapun itu. Apa kau tau,setiap hari aku selalu cemburu jika kau terus menyebut nama Yoona saat kau mabuk? Setiap hari aku selalu cemas,apa di hari esok kau masih ingin melihatku? Kau tidak tau perasaanku Tuan Kim!” jawabku.

Kimbum POV
“Aku tidak perduli. Apapun itu. Apa kau tau,setiap hari aku selalu cemburu jika kau terus menyebut nama Yoona saat kau mabuk? Setiap hari aku selalu cemas,apa di hari esok kau masih ingin melihatku? Kau tidak tau perasaanku Tuan Kim!” ucap Sooyoung.
GLUDUK~~~~~~~~~~~““`
Tiba-tiba petir dan kilat kian menyambar satu sama lain. Sooyoung pun langsung jatuh pingsan. Dengan sigap ku gendong tubuhnya. Aku berlari menuju ke mobil bermaksud membawanya ke rumah sakit.

“Sooyoung-ah..Ireona…” ucapku sambil menyetir. Ketakutan menyelimutiku.
Aku melihat darah mulai berceceran dari kakinya.
“Tidak….Dia pendarahan…” fikirku.
“Sooyoung aku mohon bertahanlah….Tuhan tolong aku selamatkan anak dan istriku..” ucapku.
Untung saja ada rumah sakit yang tak jauh dari sini. Segera saja ku larikan dia ke rumah sakit itu.

“Dokter aku mohon selamatkan anak dan istriku.” Ucapku.
“Tenang Tuan. Kami akan berusaha semaksimal mungkin.” Ucap seorang Suster lalu menutup pintu ‘UGD Private’. Membiarkanku sendirian khawatir di ruang tunggu.

Author POV
Dengan perasaan tak tentu arah,Kimbum hanya bisa menunggu sambil menyesali apa yang sudah ia perbuat.

Kimbum POV
Melihat suamiku tengah mencium mantan istrinya. Kenapa bukan aku saja yang menjadi mantan istrimu. Setidaknya sebelum kandunganku semakin membesar seperti sekarang. Kenapa kau berbohong Tuan Kim?”
“Salah faham katamu? Kau sudah berbohong. Kau lebih mementingkan bertemu orang lain dan membohongi istrimu sendiri,daripada menemani istrimu check up. Mianhae Tuan Kim,tapi aku sudah tidak bisa bertahan dengan cara seperti ini.”
Kau tau Tuan Kim,sudah 9 bulan aku mencoba bertahan dengan sikapmu. Aku tidak memperdulikan apa kau mencintaiku atau tidak. Aku juga masih bertahan berada di sampingmu,menjaga anak kita. Ani,maksudku anakku. Kau terus berjanji akan mencintaiku,setidaknya tidak menyakitiku. Tapi mana? Mana buktinya? Semua itu hanya omong kosong!
Aku tidak perduli. Apapun itu. Apa kau tau,setiap hari aku selalu cemburu jika kau terus menyebut nama Yoona saat kau mabuk? Setiap hari aku selalu cemas,apa di hari esok kau masih ingin melihatku? Kau tidak tau perasaanku Tuan Kim!
Kalimat demi kalimat yang tadi Sooyoung ucapkan masih terngiang jelas di telingaku. Aku kembali berkutat dengan fikiranku.
“Aku ini seorang psikiater,tapi aku bahkan tidak tau keadaan psikis istriku sendiri. Kim Sang Bum,kau memang bodoh! Kau tidak berguna..” batinku.
CKLEK~~~
Pintu ruangan itu mulai terbuka. Seoran suster keluar dengan wajah yang sulit kutebak.
“Tuan,anda dibutuhkan di dalam.” Ucap Suster itu.
“Nde. “ aku segera mengikuti Suster itu dari belakang.

“Urghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh…………………………” terdengar suara kesakitan seorang yeoja. Aku yakin itu Sooyoung. Segera ku dekati dia,setelah mengganti pakaianku dengan pakaian steril rumah sakit.
“Sakk…Kit…..” teriaknya.
“Tahan Nyonya….” ucap Dokter itu.
“Jagi…Kau pasti bisa..” ku genggam erat tangannya.
“Appo…………….Kimbum-ah……………………………” teriakannya semakin keras.
“Sedikit lagi Nyonya…” ucap Doker berkali-kali demi menenangkan Sooyoung.
Aku semakin menggenggam erat tangannya. Ke dekatkan wajahku ke telinganya. Ku bisikkan kata-kata yang aku harap bisa menenangkannya.
“Bertahanlah Youngie-ah.. Kau harus bertahan,demi aku dan demi bayi kita. Jangan biarkan impianmu selama ini terbuang begitu saja..” bisikku pelan.
“Akhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh……………” lengguhnya panjang.
“Hoek…Hoek…” terdengar suara tangisan bayi yang membuat Sooyoung dan aku tersenyum.
“Selamat Tuan dan Nyonya,kalian memiliki seorang bayi namja yang sangat tampan.” Ucap Dokter itu.
Sooyoung hanya tersenyum dan menitikkan air mata.
“Tuan,anda harus ikut saya untuk mengurus administrasi dan identitas untuk membuat akta kelahiran anak anda. “ ucap salah seorang Suster.
“Nde.” Jawabku.
“Sooyoung-ah,tunggu aku ya.” Ucapku.
Aku pun segera keluar dari ruangan ini untuk mengurus segala urusan yang berkaitan dengan kelahiran anak pertamaku ini.

Tak lama,aku pun masuk kembali ke ruangan tempat Sooyoung dirawat.
“Dokter,bagaimana keadaan anakku?” tanyaku.
“Anak anda baik-baik saja Tuan Kim. Bahkan sangat baik,sangat sehat.” Jawab Dokter itu.
“Jinjja gomawoyo.” Jawabku.
Aku pun segera ke tempat box bayi tempat anakku berbaring di sana. Dia sangat lucu dan sangat tampan seperti aku. *bang kim mulai dah pe-de nya*.
“Appa sudah memilihkan nama untukmu. Namamu adalah Kim Soohyun.” Ucapku pelan. tak terasa,seberkas cahaya tampak berpendar di mataku. Ternyata air mataku mulai jatuh. Air mata kebahagiaan.

Aku pun segera menuju ke ranjang tempat Sooyoung berbaring.
“Sooyoung-ah.. Ini aku Kimbum.” Ucapku pelan.
“….”
Tidak ada jawaban dari bibirnya. Dia masih belum sadarkan diri. Aku putuskan untuk menunggunya.

Tak lama dia pun bangun. Dia menatapku. Dia tersenyum.
End of Kimbum POV

Sooyoung POV
7 Months Later
Ku dekap bayi yang tengah tertidur pulas di gendonganku ini. Dia sangat manis dan tampan. Dia sangat mirip Kimbum. Tapi orang-orang bilang dia juga mirip denganku. Entahlah,mungkin karena aku yang selama ini menjaganya.
Namanya Kim Soohyun. Dia adalah anak Kimbum,suamiku. Aku heran dengan Yoona setelah melahirkan anak ini,dia malah bercerai dari Kim dan menikah dengan Yesung.
Tapi aku senang bisa menjaga Kim dan bayinya. Aku iri,entah kapan aku akan merasakan menggendong anakku sendiri.
“Youngie-ah…” panggil seorang namja. aku yakin itu Kimbum.
“Nde.” Aku segera menuju ke arahnya.
“Khaja kita pergi..” ajak Kim.
“Nde oppa.” Kami pun segera pergi.

Kimbum berencana untuk mengajakku ke rumah Yesung. Setidaknya,membiarkanku melepas rindu setelah 6 bulan tidak bertemu mereka. Lagian,Kimbum hari ini ada rapat di rumah sakit.


“Annyeong…” ucapku. Mobil Kimbum sudah tak terlihat lagi. Aku hanya memasuki rumah Yoona dan Yesung saat ini.
“Sooyoung-ssi,bagaimana keadaanmu?” tanya Yoona.
“Aku baik-baik saja. Yoong,apa kau tidak khawatir dengan bayimu?” tanyaku heran.
“Ba..Bayiku? Nugu? Ah,dia masih di kandunganku Sooyoung-ssi..” jawab Yoona.
Aku semakin tak mengerti dengan perkataannya? Di kandungannya? Bukankah bayinya ini tengah ku gendong?
“Yoong-ah,ini bayimu.” Ucapku sambil melirik ke arah Soohyun.
“Nde? Bayiku? Aniyo. Itu bayimu Sooyoung-ssi. Kau ini kenapa?” tanya Yoona yang semakin membuatku bingung.
“Ba…Bayiku? tunggu dulu. Ini sebenarnya ada apa? Bisa kau jelaskan?” pintaku.
“Nde? Soohyun itu bayimu Sooyoung-ssi. Kau ini kenapa?” tanya Yoona.
“Hey..Kenapa kalian ribut sekali? Seperti bertengkar saja..” Yesung pun muncul keluar dari dapur.
“Oppa,kata Yoona kalau Soohyun ini anakku? Apa benar?” tanyaku bingung.
“Nde?” Yesung tampak kaget.
Dia langsung menatap Yoona. Seperti tatapan ingin memberitahu sesuatu.
“Oppa,bisa kau jelaskan ada apa sebenarnya? Apa ada yang kalian sembunyikan dariku?” tanyaku.
“Nde oppa. Aku juga tidak mengerti apa perkataan Sooyoung. Dia terus menuduhku bahwa aku adalah ibu dari bayinya sendiri.” Jawab Yoona.
“Sebaiknya kau tentang hal ini Sooyoung-ssi.” Ucap Yesung.
“Apa?” tanyaku.
“7 bulan yang lalu,kau melahirkan seorang bayi laki-laki. Ya itu Soohyun. Dia adalah anakmu dan Kim. Saat kau akan melahirkan,kau melihat Yoona dan Kimbum tengah berciuman padahal mereka sudah bercerai. Dan lagi,Kimbum berbohong kepadamu. Saat itu kau minta ditemani ke rumah sakit untuk check up kandunganmu. Tapi Kim tidak bisa.” Ujar Yesung.
“Akhhhhh…………………………………………” aku merasa kepalaku sangat sakit. Ada apa ini.
Kurasakan tangan Yoona mengambil Soohyun dari dekapanku.
“Sooyoung-ah…” Yesung mencoba menahan tubuhku yang hampir jatuh.

GLUDUK~
Tiba-tiba petir menggelegar keras. Membuatku terjatuh di sofa. Bayangan itu….Aku seperti mengingat sesuatu. Itu seperti bayang buruk bagiku. Kalimat demi kalimat lantas terngiang di telingaku dan mengitari otakku.

Flashback

“Melihat suamiku tengah mencium mantan istrinya. Kenapa bukan aku saja yang menjadi mantan istrimu. Setidaknya sebelum kandunganku semakin membesar seperti sekarang. Kenapa kau berbohong Tuan Kim?” tanyaku
“Kau salah faham Sooyoung-ah..” ucap Kim.
“Salah faham katamu? Kau sudah berbohong. Kau lebih mementingkan bertemu orang lain dan membohongi istrimu sendiri,daripada menemani istrimu check up. Mianhae Tuan Kim,tapi aku sudah tidak bisa bertahan dengan cara seperti ini.” Jawabku.

“Micyeoso?” ucap Kim.
“Nde! Na micyeoso~!” jawabku.


“Lepaskan aku Tuan Kim!” ucapku.
“Kau tau Tuan Kim,sudah 9 bulan aku mencoba bertahan dengan sikapmu. Aku tidak memperdulikan apa kau mencintaiku atau tidak. Aku juga masih bertahan berada di sampingmu,menjaga anak kita. Ani,maksudku anakku. Kau terus berjanji akan mencintaiku,setidaknya tidak menyakitiku. Tapi mana? Mana buktinya? Semua itu hanya omong kosong!” ucapku.
“Kau salah faham Sooyoung-ah. Itu tidak seperti yang kau lihat.” Jawab Kim.
“Aku tidak perduli. Apapun itu. Apa kau tau,setiap hari aku selalu cemburu jika kau terus menyebut nama Yoona saat kau mabuk? Setiap hari aku selalu cemas,apa di hari esok kau masih ingin melihatku? Kau tidak tau perasaanku Tuan Kim!” jawabku.
End of flashback

“Oppa aku harus pergi sekarang…” ujarku.
“Kau mau ke mana? Hari akan hujan..” ucap Yesung.
“Aku sudah ingat semuanya. Yoona,aku harus pergi sekarang.” Aku mengambil bayiku dari pelukan Yoona.

Sekarang aku ingat dengan apa yang terjadi padaku. Aku ingat. Aku terkena stress berat yang mengakibatkan memori-memori lamaku yang menyakitkan bagiku akan menghilang begitu saja.
Aku memutuskan untuk pulang ke rumah dengan taksi.

***skip***
Sesampainya di rumah,aku segera mengemasi barang-barang. Yah,aku berencana untuk kabur dari rumah membawa anakku.
Tapi pintu kamarku tiba-tiba terbuka. Ku lihat Kimbum masuk dengan terburu-buru.
“Sooyoung-ah…Kau mau ke mana?” tanya Kim yang langsung menghampiriku.
“Ani. Jangan dekati aku lagi. Aku sudah tau semuanya. Aku sudah tau semuanya Kim Sang Bum!” ucapku kesal.
“Sooyoung-ah.. Jeongmal mianhae. Aku mohon jangan pergi. Aku mohon…” ucap Kim. Dia menangis. Menangis? Untuk apa dia menangisiku?
“Apa kau takut kalau kau akan kehilangan anakmu,huh? Itu sudah resikomu Kim Sang Bum. Aku sudah terlalu lelah.” Ujark sembari melanjutkan aktifitas mengemasi barang-barang.
“Cukup! Aku sangat membutuhkanmu Sooyoung-ah,dan tentu saja bayi kita. Mana rasa cintamu yang kau bilang tidak akan pernah hilang? Mana janjimu untuk menjagaku terus?” tanya Kim.
“Kau masih bisa bertanya seperti itu? Sekarang aku tanya,apa sampai sekarang kau bisa mencintaiku,huh? Ini sudah lebih dari setahun. Mana dulu janjimu untuk menjagaku? Di saat aku hamil,kau selalu mabuk dan menyebut nama Yoona. Dan hari itu…Saat aku memintamu untuk menemaniku pergi check up,kau malah memilih membohongiku demi bertemu Yoona. Bahkan sampai saat ini kau belum pernah mengucapkan kata ‘saranghae’ kepadaku.” Kesalku. Kata-kata itu melesak begitu saja dari bibirku. Aku terlalu terbakar amarah.
“Hoek……Hoek…..” terdengar tangisan Soohyun dari kamar sebelah.
Aku segera meninggalkan Kim dan menuju ke Soohyun.
Ku gendong dia. Dia masih belum diam. Mungkin dia lapar. Tidak mungkin. Dia sudah minum susu tadi. Kimbum pun datang dan langsung mengambil Soohyun dari gendonganku.
Anehnya,Soohyun langsung diam. Aku benci. Aku kesal. Benci? Kesal? Iya,bahkan anakku sendiri tidak memihak kepadaku.
“Baiklah,aku mengalah denganmu Kim Sang Bum. Aku sadar,anakku tak bisa hidup tanpa appanya.” Ujarku.
“Kenapa kau selalu mengalah demi orang lain?” tanya Kim.
“Dia anakku. Apa tidak pantas aku mengalah?” ujarku.
“Kau tau,anak ini bukanlah satu-satunya alasan kenapa aku tidak ingin melepaskanmu. Aku juga tidak ingin kehilanganmu,aku sangat membutuhkanmu. Sayangnya,aku yang terlalu bodoh. Membiarkanmu yang selalu mengalah terhadapku. Aku juga bodoh,selama ini aku tidak bisa mengatakan ‘saranghae’ untukmu. Itu karena aku belum siap.” Ujar Kim. Dibaringkannya Soohyun di box bayi karena Soohyun sudah kembali tertidur.
“Lalu apa ?” tanyaku.
“Aku belum siap. Aku belum siap menerima kenyataan orang yang aku cintai meninggalkanku. Aku belum siap menerima kenyataan bahwa ada orang yang lebih mencintaiku. Dan aku terlalu bodoh mengikuti keegoisanku.” Ujar Kim.
“Apa tidak bisa kau mencintaiku? Setidaknya demi bayi kita. Atau setidaknya beri aku 1% ruang di hatimu?” tanyaku.
“Untuk 7 bulan yang lalu,aku tidak bisa memberimu 1% dari ruang di hatiku. Sekarang,hatiku telah dimiliki dua orang.” Ucap Kim.
“Setidaknya salah satu dari orang itu biarkan Soohyun yang memlikinya.” Jawabku.
“Aku tidak bisa hanya membiarkan Soohyun memiliki hatiku,sedangkan ibunya tidak. Aku tidak mau egois. Kali ini aku juga akan mencintai ibunya..” jawab Kim.

Kimbum POV
Aku luluh oleh yeoja ini. Setelah setahun lebih dia berusaha untuk menempatkan dirinya di hatiku,akhirnya rasa itu semakin lama semakin besar.
Sooyoung tampak membulatkan matanya saat mendengar perkataanku tadi. Aku mendekapnya dipelukanku. Menyalurkan rasa cintaku yang baru kali ini aku berikan kepadanya. Setelah semua yang dilakukannya,bahkan mengorbankan nyawanya dua kali demi diriku. Yang pertama demi nyawaku,dan yang kedua demi impianku yaitu menjadi seorang appa.
“Saranghaeyo Choi Sooyoung…” ucapku lalu mengecup puncak kepalanya.
“Kimbum oppa…” dia menangis. Aku bisa mendengar isakannya.
“Itukan kata yang ingin kau dengar? Ani,itu bukan hanya sekedar kata-kata. Itu adalah fakta. Setidaknya,itu bukanlah 1% dari kemungkinan untukku mencintaimu bukan?! 1% itu bisa berubah menjadi 100% karena kemauan dan usahamu. Mianhae aku membuatmu menunggu terlalu lama.” Ucapku.
“Aku harap cintamu kepadaku seperti baja,dan tidak seperti besi.” Jawab Sooyoung.
“Apa maksudmu?” tanyaku.
“Iya,seperti cintaku kepadamu yang mirip kisah magnet,baja,dan besi. Jika sebuah baja ingin dijadikan sebuah magnet,baja itu harus lama-lama digosokkan dengan magnet. Maka arus magnet akan mengalir kepada baja sehingga baja itu menjadi magnet dan lama bahkan tidak akan hilang kemagnetannya. Sedangkan besi,dengan waktu yang singkat tapi magnet yang ada padanya hanya sebentar saja sudah hilang. Begitu juga yang terjadi di kehidupan kita. Setelah apa yang selama ini kita jalani,aku harap cintamu terus seperti baja yang tidak pernah luntur untuk mencintaiku.” Jawab Sooyoung.
“Yaksoke..(janji..). aku janji,cintaku itu akan seperti baja. Sama sepertimu,baja yang magnetnya tidak pernah hilang. Kau lah magnetku. Dan aku adalah baja yang sekarang berubah menjadi magnet dan menempel dengan magnet hatimu. Gomawo,sudah mengajariku banyak hal.” Jawabku.
“Setidaknya,jangan pernah lupakan teori 1% peluang dalam suatu hal dalam kehidupan kita. Dan tetap menjadi baja.” Ujar Sooyoung.
“Nde Youngie-ah…” jawabku.
End of Kimbum POV
END~~~~~~~~

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar