4 tahun kemudian….
Hari-hari Sooyoung kini dilanda dengan kesibukannya mempersiapkan
pernikahannya yang akan segera berlangsung. Rasa penat yang terus ia
hadapi demi mendapatkan pesta pernikahan yang luar biasa.
“Kenapa wajahmu ditekuk seperti itu?”tanya Dhea pada Sooyoung yang baru
saja datang, duduk dihadapan Dhea dan langsung menyambar minuman Dhea.
“YAK!!! Itu punya ku!”.
“Dhe-ah. Aku lelah sekali”rengek Sooyoung sambil meletakannya diatas meja.
“Wae? Hem?”
“Mengerus semuanya sendirian!”seru Sooyoung.
“Kan ada Kimbum. Kau tidak memintanya untuk membantumu?”tanya Dhea,
“Atau jangan-jangan si devil itu lebih memilih pekerjaannya daripada
membantumu”.
“Perkataanmu yang terakhir benar. Dia tidak ada waktu untuk menemaniku
belakangan ini. Entah apa yang ia kerjakan. Dan itu membuatku
stress”ujar Sooyoung sambil memijat kepalanya.
“Benarkah??? Dasar devil itu. Biar aku yang bicaranya padanya. Kau
tenang saja”ujar Dhea menenangkan.
“Bicara apa?”tanya seseorang.
Sooyoung dan Dhea langsung melihat kearah sumber suara.
“Kau mau bicara apa dhe?”tanya orang itu pada Dhea dan langsung
meletakan kepalanya dipundak Dhea.
“Bukan urusanmu Lee Donghae”ujar Dhea.
“Tentu saja menjadi urusanku dhe”
“Youngie tenang saja. Aku pasti membantumu. Besok kau kemana?? Akan ku
temani kau”
“Molla.. nanti ku kabari deh. Yaa..lee donghae, apa kau tidak bersama
Kimbum?”tanya Sooyoung yang tak bersemangat.
“Kimbum…Kimbum…Kimbum. Wah dia tidak ada dikantongku”canda Donghae.
“Aku tidak sedang ingin bercanda Lee Donghae”ujar Sooyoung kesal.
“Kau ini”ujar Dhea sambil menyingkirkan kepala Donghae dari pundaknya.
“Aku tidak bersamanya beberapa har ini youngie”ujar Donghae.
“Dia kemana sih? Kenapa menyerahkan semuanya padaku?”gerutu Sooyoung.
“Sabar yah… aku pasti membatumu kok. Aku siap kapan ajah selagi kau
butuh aku”
“Ah..benar. Kalau begitu kau besok temani aku ke pulau jeju untuk
melihat kesiapan mereka. Eotte?? Itung-itung kita liburan”ujar Sooyoung
bersemangat.
“Baiklah kalau begitu. Aku siap menemanimu”ujar Dhea.
“Ahhh kau memang temanku yang paling baik Dhea. Gomawo”ucap Sooyoung
sambil memegang kedua tangan Dhea.
Dhea tersenyum melihat semangat Sooyoung sudah kembali lagi.
“Dhe, bukannya besok kau mau menemaniku ke Incheon?”tanya Donghae.
Dhea menggigit bibir bawahnya sambil memandang Donghae.
“Jangan bilang kau memilih Sooyoung daripada aku?”tanya Donghae.
“Mianhae”ujar Dhea.
“Arrghhh…Sooyoung memang nomor satu bagimu”ujar Donghae.
“Gwenchana?”tanya Dhea.
“Geure…”ujar donghae ngambek.
“Dhea kan hanya ku pinjam beberapa hari. Nanti kalo udah selesai pasti
dikembaliin kok. Tenang ajah”ujar Sooyoung.
“Kimbum jemput?”tanya Donghae.
“Ani..molla”jawab Sooyoung.
“Kau benar-benar tidak tahu dia kemana?”tanya Donghae lagi.
Sooyoung hanya menggelengkan kepalanya.
“Kemana orang itu sebenarnya”ujar Donghae. “Kalau gitu ku antar pulang
sekalian”.
***
“Kalau Sooyoung kemari dan tidak setuju dengan semua ini, dan dia ingin
mengganti semuanya. Kau iya ‘kan saja. Tapi jangan sekali-kali kau
mengubahnya arra?”
“Nae..tuan”
“Lakukan yang terbaik”ujar orang itu sambil menepuk pundak sang pegawai.
####
“Wahhh..tempatnya indah sekali”ujar Dhea sambil menikmati suasana di
salah tempat di jeju.
Sooyoung hanya tersenyum. “Harusnya aku melakukan ini dengan devil itu.
Tapi kenyataannya aku harus ditemani olehmu dhe”.
“Mungkin Kimbum sibuk dengan pekerjaannya”ujar Dhea.
“Sampai-sampai tak mengangkat telefon dariku?”ujar Sooyoung sinis.
“Selamat datang Ny. Choi , Ny. Choi”ujar salah seorang pada Sooyoung dan
Dhea.
“Nae”balas Sooyoung dan Dhea bersamaan.
Sooyoung memperhatikan sekeliling isi ballroom resort yang akan menjadi
istana sehari bagi Sooyounng. Ia memicingkan matanya melihat semua isi
ballroom yang berubah total saat terakhir kali dia datang kesini dengan
Kimbum.
“Kenapa jadi berubah drastis seperti ini? Siapa yang berani mengubah
semuanya?”tanya Sooyoung.
Pegawai itu hanya diam saja.
“Kenapa kau tidak menjawab. Apa Kim Sang Bum yang menyuruhmu hem??”tanya
Sooyoung lagi.
Pegawai itu tidak berani menjawab.
“Benarkan dia?”ujar Sooyoung yang langsung mengambil handphonenya untuk
menelepon Kimbum. “YAK! Cepat angkatlah pabo”.
“Bogoshipeo jagiya”ujar Kimbum diujung telepon.
“Apa masih bisa bagimu untuk bilang sperti itu hah? Katakan padaku
dengan jelas apa kau semua yang merubah isi ballroom ini?”cecar Sooyoung.
“Apa?? Kau membicarakan apa sih?? Aku tidak mengerti”elak Kimbum.
“Sudahlah…apa susahnya bicara sejujurnya padaku. Kau yang merubah semua
konsep ku ‘kan?”
“Sungguh jagi..aku tidak tahu apa yang kau bicarakan itu”elak Kimbum lagi.
Sooyoung langsung memutuskan sambungan teleponnya.
“Kembalikan semuanya seperti semula”ujar Sooyoung yang mulai naik darah.
“Youngie kau harus sabar. Pernikahanmu sebentar lagi. Kau tidak mau
terlihat stress saat pernikahan mu nantikan? Mana ada pengantin wanita
yang lesu saat upacara pernikahannya”ujar Dhea.
“Kau tidak mengerti posisiku dhe!”seru Sooyoung.
“Lebih baik kau istirahat dulu”ujar Dhea sambil membawa Sooyoung
kekamar diresort itu.
***
“Youngie, bukan kah kau mau serba putih yah??”tanya Dhea.
“Ku rasa dia mengganti semuanya tanpa sepengetahuanku”ujar Sooyoung.
“Tidak kompak”desis Dhea.
‘Mwo?? Mworago??”
“Ani…”
“Cheogiyo..”panggil Sooyoung pada salah satu staff yang mengurus upacara
pernikahannya itu.
“Nae Ny. Choi”sahut staff wanita itu.
“Apa tempatnya sudah siap?”tanya Sooyoung.
“Nae Ny. Choi mari saya antar untuk menglihatnya”ujarnya sambil
membimbing Sooyoung dan Dhea kesebuah taman resort tersebut.
Sesampainya ditempat itu Sooyoung dan Dhea membuka mulutnya lebar-lebar
saat melihat kondisi taman itu yang baru hanya di taruh podium.
“Ini yang kau bilang sudah siap?”tanya Sooyoung dengan nada sinis pada
staff itu.
“Jeosonghamnida”ujar Staff itu.
Sooyoung memejamkan matany memendam semua kekesalannya. Ditambah lagi
Kimbum tak membantunya.
“Batalkan!”seru Sooyoung sambil pergi menjauh dari tempat itu.
Dhea menelan ludahnya, “Kau jangan dengarkan kata-kata dia yah..
mungkin dia sedang emosi. Tolong kau lanjutkan semuanya”ujar Dhea pada
staff itu dan langsung menghampiri Sooyoung.
“Nae”ujar staff itu.
Sooyoung duduk disalah satu bangku ditaman luar resort. Menutup wajahnya
dengan kedua tangannya. Dhea menghampiri Sooyoung dan duduk
disebelahnya. Dhea menghirup udara segar dalam-dalam dan membuangnya.
“Ah….kau harus menikmati semilir angin segar ini”ujar Dhea.
Tak ada tanggapan dari Sooyoung yang masih menunduk. Dhea memeluk
Sooyoung, meletekan kepala Sooyoung dibahunya.
“Menangislah”ujar Dhea.
Tak lama Dhea berkata seperti itu, Sooyoung mulai megeluarkan airmatanya.
“Keluarkan semuanya agar kau lega”ujar Dhea.
Tangisan Sooyoung makin menjadi. Dhea mengelus lembut kepala Sooyoung.
Seseorang memandang mereka dari kejauhan.
Kimbum POV
Ku langkahkan kakiku masuk kedalam resort. Namun mataku menangkap
sesosok yang amat kurindukan belakangan ini. Melihatnya ingin sekali ku
menghampirinya, namun hal itu terhalang oleh sesuatu yang mengharuskan
untuk mendiamkannya beberapa waktu. Sungguh miris melihatnya tak sanggup
lagi ku langkahkan kakiku untuk mendekatimu, memelekmu dengan erat.
Namun kehadiran seseorang disampingmu setidaknya membuatku sedikit
tenang. Kulihat dia memeluk yeojaku, menenangkannya. Cukup lama aku
melihatnya, bahunya begetar kurasa dia menangis. Mianhae…jeongmal
mianhae. Aku melakukan ini agar membuatmu nantinya terkesan padamu.
Walaupun harus menempuh dengan cara seperti ini.
Kimbum POV END
Sooyoung membenarkan posisi duduknya. “Kau bayangkan saja dhe, padahal
waktunya tidak banyak lagi. 3 minggu bukanlah waktu yang lama dhe”.
“Nae..arra. kau hanya terlalu lelah mengurus semuanya. Lebih baik besok
kau istirahat saja dulu dirumah. Jangan terlalu memaksakan dirimu untuk
bertindak terlalu jauh beberapa hari kedepan”ujar Dhea.
“Kalau aku tidak melakukan apa-apa siapa yang mau mengurusnya?? Kim Sang Bum?? Jangan terlalu banyak berharap dia akan menjalankan semuanya
dengan baik dhe. Kau kan tau dia orang seperti apa. Disaat seperti ini
ajah, dia menghilang entah kemana”ujar Sooyoung emosi.
“Ahh benar juga…tapi kumohon jangan sampai kau jatuh sakit”ujar Dhea.
“Kau benar-benar yang mengerti diriku saat ini dhe”
Dhea hanya tersenyum. “Kajja, kita istirahat. Kita sudah terlalu capek
hari ini”
Sooyoung dan Dhea melangkahkan kakinya masuk kedalam resort. Dhea dan
Sooyoung masuk kedalam lift untuk menuju kamar mereka. Pintu lift
terbuka dilantai 17 dimana tempat mereka menginap. Dhea menjatuhkan
beberapa lemba kertas yang dipegangny saat keluar dari lift dan menyuruh
Sooyoung berjalan terlebih dahulu.
Sooyoung POV
Dhea menjatuhkan beberapa lembar kertas yang dipegangnya dan menyuruhku
untuk beraljaln terlebih dahulu. Rasa capek dan pegal menajalar
diseluruh tubuhku. Ku akui belakangan ini aku terlalu sibuk mengurusi
semua pernikahanku yang akan berlangsung 3 minggu dari sekarang.
Mengurus semuanya sendiri itu capek bukan? Namja itu tak pernah muncul
dihadapanku setalah hari itu, dimana hari aku vitting gaun pengantinku.
Entah ada dimana dia sekarang. Jujur aku sangat merindukannya.
Merindukan kasih sayang, senyum, dan nada suaranya. Ingin sekali aku
memeluknya. Bisakah kau muncul dihadapanku sekarang?
Langkah kakiku terhenti saat melihat sepasang sepatu yang kukenali.
Walaupun banyak yang memakai sepatu seperti itu namun aku tahu siapa
yang sedang memakai sepatu itu. Cara dia berdiripun, aku sangat
mengenalinya.
Kunaikan kepalaku secara perlahan. Kuberanikan diriku untuk melihat
sosok orang itu. Betapa terkejutnya diriku saat melihatnya. Keinginanku
terkabulkan untuk melihatnya dihadapanku sekarang. Namun mataku melihat
orang lain selain dirinya, kulihat wanita yang sedang berdiri didepannya
hanya menggunakan piyama.
Apa yang telah mereka lakukan? Pertanyaan itu langsung beredar di
otakku. Wanita itu mulai memegang ujung jas bawah namja yang akan segara
menjadi suamiku, Kim Sang Bum. Megalungkan tangannya dileher calon
suamiku, bertingkah sok imut dan manja.
Secara spontan aku menjatuhkan tasku ke lantai yang membuat kedua
manusia dihadapanku memalingkan penglihatannya kearahku. Kulihat betapa
terkejutnya dia saat melihatku. Air mataku mulai menggenang dan dapat
kupastikan sebentar lagi akan meluncur bebas membasahi wajahku.
Buru-buru ia melepaskan tangan yeoja itu dari lehernya.
“Sooyoung”ujarnya pelan.
Kutelan ludahku dalam-dalam, kukepalkan tanganku menandakan diriku sudah
diambang batas kesabaran oleh ulahnya itu. Salah apa diriku ini? Ingin
sekali aku menampar wajahnya sekarang juga. Jadi ini?? Yang selama ini
dia lakukan tanpa sepengetahuanku, mengacuhkanku, dan tidak
memperdulikan persiapan pernikahannya??.
Langkah kakinya mendekat kearahku. Memegang pundaku dan sedikit
membungkukan tubuhnya agar wajahnya dan wajahku sejajar. Dia menatapku
tanpa ada rasa bersalah, ia menunjukan senyum termanisnya padaku. Jangan
tunjukan senyumanmu itu padaku sekarang!
Ku singkirkan tangannya dari pundakku dengan kasar. Mengambil tasku dan
pergi meninggalkannya saat itu juga. Segera ku buka pintu kamarku dan
segera ku langkahkan kakiku masuk kedalam kamar tidur dan menangis kejar
sepuasku. Dadaku terasa sesak saat melihat kejadian itu.
Sooyoung POV END
Author POV
“Kau ini”ujar Dhea pada Kimbum yang sedari memperhatikannya dari
belakang Sooyoung.
Kimbum mengikuti kemana langkah kaki Dhea pergi dan ia pun ikut masuk
kedalam kamar dimana Sooyoung dan Dhea beristirahat. Kimbum menatap
Dhea berharap ia member tahu Sooyoung dikamar tidur yang mana. Kimbum
menghampiri pintu kamar yang bercorak hitam putih.
Kimbum mengetuk pintu kamar itu dan memanggil nama Sooyoung.
“Chagi…buka pintunya. Tadi tidak seperti apa yang kau bayangkan”ujar
Kimbum.
Namun tak ada respon dari Sooyoung. Dhea hanya duduk di sofa dan
memandang Kimbum dengan tatapan sinis.
“Kenapa kau melihat ku seperti itu?”tanya Kimbum.
Dhea tak menjawab karena tepat disaat Kimbum bertanya handphonenya
berdering.
“Chagi..jebal..buka pintunya. Akan ku jelaskan semuanya padamu,
jebal”melas Kimbum.
“Minggir kau”cetus Dhea sambil mendorong tubuh Kimbum agar menjauh
dari pintu. “Youngie…boleh aku masuk?”
Sooyoung memutar kunci dan Dhea langsung masuk kedalam, lalu menutupnya
lagi sebelum Kimbum masuk.
“Youngie~ mianhae, aku harus kembali ke seoul sekarang. Eomma-ku masuk
rumah sakit. Gwenchana??”tanya Dhea sambil menghapus air mata Sooyoung.
Sooyoung mengangguk. “Pergilah. Aku baik-baik saja”
Dhea melirik kearah pintu dan Sooyoung langsung mengerti.
“Gwenchana”ujar Sooyoung.
Dhea dan Sooyoung keluar dari kamar. Sooyoung mengantar Dhea sampai
didepan pintu keluar, lalu Sooyoung masuk lagi. Kimbum masih setia
berdiri didepan pintu kamar Sooyoung.
“Annyeong”ujar Kimbum dengan getir.
Sooyoung menatapnya tajam. “Minggir kau”.
Kimbum bergeser sedikit dan membiarkan Sooyoung masuk kedalam kamarnya.
Saat Sooyoung ingin menutup pintunya Kimbum memasukan satu kakinya dan
otomatis kakinya itu terjepit.
“Aaaaaaa….aaaa….”teriak Kimbum yang tak diharaukan Sooyoung sama
sekali. Malah Sooyoung semakin mendorong pintu itu.
“Chagi…jeball ijinkan aku menjelaskan semuanya padamu”ujar Kimbum
sambil menahan rasa sakitnya.
Sooyoung menendang kaki Kimbum kemudian Kimbum menjauhkan kakinya dari
pintu dan Sooyoung menutupnya. Kimbum berjalan pincang kearah sofa dan
meletakan kakinya diatas meja.
“Youngie~ mianhae!!!!”teriak Kimbum.
Sooyoung POV
Youngie~ mianhae!!!!”teriaknya yang membuatku kaget.
Aku tak tahu apa yang harus kulakukan sekarang. Aku duduk di pinggir
ranjang sambil melihat kearah pintu.
“Arrrggghhhh”keluhnya yang membuatku semakin khawatir, bagaimanapun itu
tetap salahku. Aku yang membuatnya terluka.
Tapi apa dia tidak memikirkan perasaanku sebelum ia melakukan hal keji
itu pada wanita lain? Kenapa aku paling tidak bisa men-tegakan dia? Toh
belakangan ini dia tidak pernah memikirkanku, untuk apa juga aku
memikirkannya.
“SOYOOOOUUNNGGG!!! CHOI SOOYOUNG MIANHAE!! MIANHAE, MIANHAE,
MIANHAE.MIANHAE!!!”ujarnya lagi. Akh…telingaku seakan mau pecah
mendengar teriakannya itu.
Haaah…lagi lagi aku mengkhawatirkannya. Ya Choi Sooyoung untuk apa kau
mengkhawatirkannya anggap saja dia tak sedang berada disini. Aku
beranjak jalan untuk mengambil kotak obat berniat untuk mengobatinya.
Sampai didepan pintu aku menghentikan tangannku, mengurunkan untuk
membuka pintu itu. Rasa gengsi ini masih memenuhi diriku.
Sooyoung POV END
Krek…
Kimbum menoleh kearah sumber suara, melihat Sooyoung keluar dari kamar
senyumnya merekah luas. Kimbum menggeser sedikit duduknya agar Sooyoung
dapat duduk disebelahnya. Dengan tatapan sinis Sooyoung mengambil kaki
Kimbum dan meletakannya dipahanya.
Sooyoung memijat pelan kaki Kimbum dan Kimbum meringis kesakitan.
Kimbum memperhatikan Sooyoung dengan lekat untuk menghilangkan rasa
nyeri yang menjalar. Kimbum tersenyum dengan penuh arti.
“Yeppo”ujar Kimbum, Sooyoung yang mendengar itu langsung memijat kaki
Kimbum dengan kasar sampai membuat Kimbum berteriak kencang.
“Arrrrggghhhhh….ya pelan-pelan dong. Sakit tau”ujar Kimbum dengan nada
sedikit manja.
Sooyoung medelik tajam.
“Kau sudah tidak marah denganku kan? Benarkan?”tanya Kimbum dengan nada
menggoda mendekatkan wajahnya pada Sooyoung.
Sooyoung menyenderkan tubuhnya pada punggung kursi dan menyingkirkan
kaki Kimbum dengan perlahan. Ia melipat kedua tangannya didepan
dadanya, menandakan bahwa ia masih marah.
“Itu tidak seperti yang kau lihat chagi. Dia itu-“belum sempat Kimbum
melanjutkan kata-katanya Sooyoung langsung angkat bicara.
“Batalkan semuanya”ujar Sooyoung yang membuat Kimbum tercengang.
“Hahaha..kau bercanda kan?”tanya Kimbum memastikan sambil cengengesan.
“Ani..aku tidak sedang bercanda Kim Sang Bum!”seru Sooyoung.
“Chagi~”rengek Kimbum manja sambil menarik-narik tangan Sooyoung.
“Ishh…kau ini apa-apaan sih”ujar Sooyoung jengkel.
“Makanya jangan bicara seperti itu”
“Pergi sana. Aku mau kembali ke Seoul”ujar Sooyoung sambil beranjak pergi.
“Andwe..kita jalan-jalan dipantai dulu eotte?”tanya Kimbum sambil
memegang tangan Sooyoung dan masang tampang imutnya.
“Buwang jauh wajah imut mu itu. Kau tidak pantas seperti itu”ujar Sooyoung.
“Ah…berarti tandanya kau setuju. Kajja”
Kimbum langsung menarik tangan Sooyoung tanpa ada persetujuan dari
Sooyoung.
***
Mereka berjalan dipesisir pantai, Kimbum menggenggam tangan Sooyoung
dengan erat.
“Jangan kau fikir dengan cara seperti ini aku sudah melupakan semuanya
yah”ujar Sooyoung berusaha melepaskan genggamannya namun Kimbum makin
memper-eratnya.
“Arraseo”ujar Kimbum pelan.
“Sooyoung-ssi”panggil seseorang.
“Eo…Hankyung oppa”ujar Sooyoung sambil melambaikan tangannya.
Kimbum melirik Sooyoung yang melepaskan genggaman ditangannya. Hankyung
menghampiri Sooyoung dan Kimbum dan langsung memeluk Sooyoung yang
membuat Kimbum sedikit terkejut.
“Apa kabar? Lama tak bertemu, Dhea eodi?”tanya Hankyung.
“Baik kok oppa. Oppa sendiri? Dhea di Seoul”
Hankyung mengangguk. Kimbum menyenggol tangan Sooyoung bahwa ia masih
ada disana.
“Oppa, kenalkan ini Kimbum”ujar Sooyoung sambil memperkenalkan Kimbum
pada Hankyung.
Kimbum dan Hankyung saling berjabat tangan.
“Siapamu?”tanya Hankyung.
Sooyoung melirik Kimbum.
“Calon suaminya”ujar Kimbum dengan nada sedikit kesal.
“Ah…kenapa kau tidak bilang, kalau kau akan menikah hem?”tanya Hankyung.
“Mianhae oppa, aku kan tidak tahu oppa ada dimana. Oppa juga tidak
memberi kabar padaku”jawab Sooyoung.
“Apa Minho tidak memberitahumu?”tanya Hankyung lagi.
“Minho? Anak itu…”geram Sooyoung.
“Hahaha..gwenchana. Kalau begitu sampai bertemu di seoul. Ajak Dhea”
“Ne”ujar Sooyoung sambil menganggukan kepalanya.
Kimbum berjalan mendahului Sooyoung, Sooyoung hanya memandangi Kimbum
dari belakang.
“Harusnya ‘kan aku yang marah padanya. Kenapa jadi dia yang marah”ujar
Sooyoung yang didengar Kimbum.
“Aku mendengarnya Choi Sooyoung”ujar Kimbum dengan sedikit berteiak.
Sooyoung berlari kecil menghampiri Kimbum dan mensejajarkan jalannya.
Mata Sooyoung turun kebawah melihat kaki Kimbum yang sepertinya
baik-baik saja.
“Kakimu sudah tidak sakit lagi?”tanya Sooyoung dengan nada sinis.
Kimbum menghentikan langkahnya mendengar pertanyaan Sooyoung dan
menghadapnya.
“Kakiku memang tidak sakit. Aku hanya berpura-pura agar kau
memperhatikanku”ujar Kimbum.
“Mwo???? Jadi kau membohongiku?? Aiissshhh nappeun!”omel Sooyoung sambil
memukul dada Kimbum.
Sooyoung menatap Kimbum sinis namun lagi-lagi Kimbum memberikan senyum
terindahnya pada Sooyoung. Kimbum berjongkok dihadapan Sooyoung
“Naiklah” titah Kimbum.
Sooyoung yang ragu naik ke punggung Kimbum. Kimbum menghela nafas panjang.
“Dengar yah Kim Sang Bum, aku masih marah padamu”ujar Sooyoung.
“Kau masih marah gara-gara hal itu?? Kalau gitu kita satu sama”ujar Kimbum.
“Kau kira aku akan memaafkanmu begitu saja hah?”ujar Sooyoung kesal.
“Ku kira ya”ujar Kimbum.
“Kau ini….”ujar Sooyoung sambil mencekik Kimbum.
“Yaaa..Choi Sooyoung hentikan. Kau mau aku mati sebelum pernikahan kita
hah?”tanya Kimbum.
“Memangnya siapa yang akan menikah?”tanya Sooyoung.
“YA…kau!!”teriak Kimbum. “Kau tahu..kita seperti honeymoon sebelum
acara pernikahan. Aku merasa senang dan bahagia hari ini. Aku
ingincepat-cepat kita honeymoon beneran”.
“Siapa yang akan honeymoon?”tanya Sooyoung.
“Kita”ujar Kimbum sambil menengok kearah Sooyoung dan mencium bibirnya
kilat.
“Siapa yang mau honeymoon denganmu? Aku tidak ingin, menikah denganmu
saja aku tidak mau”ujar Sooyoung.
Kimbum memejamkan matanya menahan emosi nya.
“Kasih aku satu alasan kenapa kau tidak mau honeymoon?”tanya Kimbum.
“Karena tidak ada Dhea”jawab Sooyoung polos.
Kimbum membuka matanya lebar-lebar setelah mendengar jawaban Sooyoung,
“Choi Sooyoung. Itu acara kita berdua. Untuk apa Dhea ada bersama kita
hah?”
“Karena aku tahu, kau tidak akan berani berbuat apa-apa kalau aku sama
Dhea”
“Nae? Memang sudah seharusnya Choi Sooyoung. Aku bisa melakukannya
denganmu sekarang juga. Kau mau?”tanya Kimbum yang kesal setengah mati
sama Sooyoung.
“Mwo???”
“Aku hanya bercanda”ketus Kimbum.
“Shiroe…aku tidak mau kalau tanpa Dhea!”seru Sooyoung.
Kimbum menghela nafas panjang, “Geurae…as your wish”.
***
Kimbum dan Sooyoung telah kembali ke Seoul. Beristirahat sejenak
sebelum memulai merampungkan segela sesuatu untuk pernikahan mereka.
Sooyoung dan Dhea pergi ke kawasan Apgujong untuk bertemu dengan Hankyung.
“Eomma-mu gimana dhe? Sudah baikan?”tanya Sooyoung sambil menyeruput
Cappucino late-nya.
“Nae. Kemarin baru saja diperbolehkan keluar dari rumah sakit”ujar Dhea.
“Sampaikan permintaan maafku pada eomma-mu. Aku belum bisa
mengunjunginya sekarang”ujar Sooyoung.
“Gwenchana.. eomma juga tau kalau kau sedang sibuk”
Sooyoung tersenyum. Tak lama kemudian orang yang ditunggu datang
menghampiri dan langsung duduk disebelah Sooyoung.
“Lihat-lihat…berubah sekali kau oppa”ujar Dhea saat pertama kali
bertemu Hankyung lagi.
Hankyung hanya tertawa kecil, “apa yang berubah dari ku hem? Apa aku
terlihat jauh lebih ganteng?”
“Pede sekali kau oppa”ujar Sooyoung.
Hampir sejam lamanya mereka bercengkrama mengingat-ingat kejadian yang
pernah mereka lalui bersama dimasa kecil.
“Youngie, oppa mianhae. Aku harus segera pulang”ujar Dhea.
“wae?”tanya Hankyung.
Dhea hanya tersenyum, Sooyoung yang langsung mengerti langsung angkat
bicara.
“Kka [read: pergi]”.
“Geurae..Oppa kau harus antar Sooyoung pulang yaa…awas kalau tidak”ancam
Dhea pada Hankyung.
“Nae”ujar Hankyung.
Tak lama kemudian Hankyung dan Sooyoung juga bergegas pergi meninggalkan
café itu. Sooyoung dan Hankyung berjalan di kawasan apgujung, yang
disisi jalan ada beberapa toko. Hingga saat Hankyung dan Sooyoung
berjalan didepan sebuah toko Sooyoung memicingkan matanya melihat
seseorang yang amat dikenalnya siapa lagi kalau bukan Kim Sang Bum.
Duduk asik bercengkarama dengan seorang yeoja dihadapannya sambil
menyantap hidangan makan siangnya. Tepat posisi duduk mereka di dekat
jendela restaurant itu. Sooyoung menghentikan langkahnya tepat dimana
Kimbum dan yeoja makan. Sooyoung melipat keuda tangan diatas dadanya
dan menyenderkan tubuhnya ke jendala dan menatap Kimbum dengan tatapan
pembunuh.
Kimbum yang melihat ada sisa makanan di sudut bibir yeoja itu
membersihkannya dengan ibu jarinya dan secara tak sengaja ia menangkap
sosok Sooyoung yang berada diluar. Kimbum langsung menjauhkan tangannya
itu dan tak berkutik sedikit pun hingga yeoja yang dihadapannya pun
langsung mengikuti arah mata Kimbum.
Hankyung yang bingung dengan Sooyoung yang menghentikan langkahnya juga
mengikuti kemana Sooyoung melihat. Hankyung mengenali sosok namja itu
begitu juga dengan Kimbum yang melihat Hankyung bersama Sooyoung
*intinya HanKim saling liat-liatan.
“Batalkan”ujar Sooyoung langsung menarik tangan Hankyung dan pergi dari
tempat itu.
Hankyung mengantarkan Sooyoung kerumahnya.
“Gwenchana?”tanya Hankyung khawatir pada Sooyoung.
Sooyoung hanya menganggukan kepalanya.
Mereka sampai didepan rumah Sooyoung. Sooyoung langsung turun dari mobil
Hankyung dan langsung pergi tanpa berpamitan. Hankyung yang mengerti
kondisi Sooyoung langsung pergi meninggalkan rumah Sooyoung.
***
“Noona…kau tidak acara lagi apa?”tanya Minho yang sedang bermain PS pada
Sooyoung yang duduk disampingnya sambil membaca majalah.
“Wae? Kau tidak senang aku dirumah hah?”
“Aniyo…tumben sekali. Bukankah belakangan ini kau selalu sibuk dengan
pesta pernikahanmu nanti”ujar Minho lagi.
“Siapa yang mau menikah?”tanya Sooyoung sinis.
“Kau dan Kimbum hyung”jawab Minho sambil menekan-nekan tombol stick PS.
“Aku membatalkannya”ujar Sooyoung yang membuat Minho menghentikan
permainannya dan mengalihkan padangannya pada Sooyoung begitu juga
dengan eomma-appa Sooyoung.
“Noona kau bercanda?”tanya Minho.
“Ani..aku tidak bercanda”
“Kau sedang bertangkar Sooyoung-ie?”tanya Tn.Choi
“Bisa dikatakan seperti itu”ujar Sooyoung santai yang membuat Minho,
eomma dan appanya menggelengkan kepalanya.
Ting Tong…..
Ny. Choi membuka pintu dan mendapati Kimbum berada diluar sana.
“Oh..Kimbumnie..ayo masuk”
Sooyoung yang mendengar nama Kimbum langsung memicingkan matanya ke
ruang tamu. Kimbum berjalan dibelakang Ny. Choi dan menyapa Tn. Choi
beserta Minho.
“Duduklah”pinta Ny. Choi
Kimbum hanya mengangguk dan mengambil tempat duduk disamping Minho.
“Kau mau minum apa?”tanya Ny. Choi pada Kimbum.
“Ani..tidak usah. Nanti aku bisa mengambilnya sendiri”jawab Kimbum.
Sooyoung hanya mendesis kesal.
“Ku rasa kalian harus membicarakan sesuatu berdua. Kami tinggal dulu.
Bicara-lah dengan baik-baik, kalian ini ‘kan akan menikah. Ayo Minho
biarkan mereka bicara berdua”ujar Tn. Choi sambil meninggalkan ruang
keluarga.
“Siapa yang mau menikah? Dia iya, aku tidak”ujar Sooyoung kesal. “Kalian
tidak perlu pergi. Biar aku saja”.
Sooyoung menghentakan kakinya pergi menuju kamarnya. Tn. Choi memberi
isyarat pada Kimbum agar ia ikut dengan Sooyoung. Belum Sooyoung sempat
menutup rapat pintu kamarnya, Kimbum sudah terlebih dahulu menahannya
dan berhasil masuk kedalam.
Sooyoung duduk ditepi ranjang memandang sosok Kimbum dengan penuh
kebencian.
“Chagi..aku bisa menjelaskannya padamu”ujar Kimbum menghampiri Sooyoung.
“Tidak perlu. Aku tidak mau dengar itu”cetus Sooyoung.
“Ku mohon dengarkan aku dulu. Dia itu…”
“Sudah..sudah..sudah aku tidak mau dengar apapun lagi dari mulutmu itu.
Batalkan semuanya, aku sudah muak!”seru Sooyoung.
“Andwe..sampai kapan pun aku tidak akan membatalkannya”
Sooyoung memalingkan wajahnya.
“Geurae..kalau kau tidak mau mendengarnya dari mulutku. Kau harus
mendengar langsung darinya”ujar Kimbum sambil menarik tangan Sooyoung.
Sooyoung meronta kecil agar Kimbum melepaskannya, namun apa daya
tenanga Kimbum lebih besar darinya. Kimbum memasukan Sooyoung kedalam
mobilnya dan langsung menancap gas pergi meninggalkan rumah Sooyoung.
Tak ada pembicaraan diantara mereka. Tak lama kemudian mereka sampai
pada tempat yang dituju. Sooyoung mengernyitkan dahinya menunjukan bahwa
ia tau tempat ini. Rumah Kimbum. Sooyoung berjalan dibelakang Kimbum
dan menundukan kepalanya.
“Ramai sekali”desis Sooyoung.
Kimbum menghentikan langkahnya dan membuat Sooyoung terkejut. Kimbum
menarik tangan Sooyoung.
“Ada apa sih?”tanya Sooyoung.
Kimbum tak menjawab.
Semua mata yang ada diruang itu langsung tertuju pada Kimbum dan
Sooyoung saat mereka memasuki ruang tamu. Sooyoung mengedarkan
penglihatannya banyak sekali orang dirumah ini.
“Oh…kau eonni yang waktu itu ‘kan?”tanya seorang yeoja yang lebih muda
dari Sooyoung.
Betapa terkejutnya Sooyoung melihat yeoja itu. Sooyoung tersenyum getir.
“Sooyoungie kau sudah datang?”tanya Ny Kim yang baru keluar dari dapur.
“Ne.. ommonim”jawab Sooyoung.
/‘kenapa yeoja ini ada disini?’batin Sooyoung./
“Ahh…jadi ini calon istrimu Kimbumnie”ujar salah seorang Ahjjuma.
“Ne”respon Kimbum.
“Yeppo…kau sangat pandai memilih Kimbumnie”ujar Ahjjuma itu sambil
memegang tangan Sooyoung.
“Youngie kenalkan ini nae ahjjuma, Kim Jung Ah”ujar Kimbum.
“Ne.. annyeonghaseyo. Choi Sooyoung imnida”ujar Sooyoung sambil sedikit
membungkukan tubuhnya.
“Nah..kenalkan ini Hara”ujar Kimbum memperkenalkan yeoja yang bernama
Hara itu pada Sooyoung.
“Annyeonghaseyeo eonni. Jeoneun Jung Hara imnida. Kua tidak usah marah
lagi dengan Kimbum oppa karenaku yah”ujar Hara, “aku ini sepupunya
Kimbum oppa, wajar saja jika kau marah. Karena sebelumnya kita memang
belum pernah bertemu”.
BLAM! Sooyoung mengerjap-erjapkan matanya tak percaya.
‘Choi Sooyoung babo. Seharusnya kau bertanya dulu pada Kimbum siapa
yeoja ini. Kenapa kau ini bodoh sekali Choi Sooyoung. Mempermalukan
dirimu sendiri didepan keluarga Kim Sang Bum!’batin Sooyoung yang
wajahnya langsung memerah menahan malu seketika mendengarkan perkataan Hara.
“Mianhae eonni. Aku memang cukup manja dengannya. Jadi aku menghabiskan
waktu ku untuk bermanja-manja dengannya sebelum ia menikah denganmu”ujar
Hara lagi yang kini memegang tangan Sooyoung.
“Ne…gwenchanayo”ujar Sooyoung getir.
Sooyoung menikmati makan malam dengan keluarga besar Kim Sang Bum. Dengan
suasana hangat walaupun terjadi sedikit insiden memalukan tadi.
Kimbum mengajak Sooyoung duduk dibangku taman halaman rumah Kimbum.
“Kenapa kau tidak mengatakannya padaku? Itu membuatku malu tahu”ujar
Sooyoung sambil menundukan kepalanya.
“Yang tidak mau mendengarkan penjelasanku dari awal siapa?”tanya Kimbum
dengan nada menggoda.
Sooyoung mengerucutkan bibirnya, “Mianhae. Seharusnya aku mendengarkanmu”.
“Lain kali jangan diulangi yah”ujar Kimbum menarik tubuh Sooyoung agar
merapat padanya.
***
-The Day-
Sooyoung menatap pantulan dirinya dicerimin. Kini ia telah mengenakan
gaun putih panjang yang terlihat cantik di dirinya. Ia tak menyangka
jika hari ini akan datang.
Sementara itu ballroom yang akan menjadi saksi janji hidup semati
Kimbum dan Sooyoung sudah mulai terisi dengan para tamu undangan. Para
tamu undangan dibuat berdecak kagum akan desain ruangan itu.
White-Gold menjadi tema utama ballroom itu. Seluruh penjuru dinding
dilapisi kain putih dan ada beberapa garis gold disana. Mejanya pun
didesain sedemikian rupa menyamai dengan warna kain dinding. beberapa
Lilin-lilin merah menyala disudut ruangan, hingga jalan menuju altar pun
berwarna putih dan lilin-lilin merah menyusuri sepanjang altar.
Acara-pun tiba. Donghae berjalan menuju podium bertindak sebagai MC dari
acara ini.
“Baiklah para hadirin sekalian, kita mulai dengan acara ini. Pengantin
pria diperkenankan masuk”ujar Donghae.
Dengan gugup Kimbum berjalan dialtar. Entah ada apa dengan Kimbum hari
ini, ia berjalan dengan kaku.
“Ya…mana ada pengantin pria berjalan dialtar seperti itu. Cepat kau
ulangi”ujar Donghae yang mengundang tawa dari para tamu undangan.
‘Awas kau Lee Donghae’batin Kimbum.
Kimbum berjalan dari awal lagi. Kali ini ia berjalan cukup santai,
matanya ia picingkan pada Donghae. Donghae hanya bisa tertawa melihat
temannya itu. Kimbum sudah berdiri didepan.
“Pengantin wanita dipersilahkan masuk”ujar Donghae.
Sooyoung dan Tn. Choi memasuki ruangan, dengan Dhea sebagai pengiring
pengatin wanita. Terlihat lengkungan indah terurai dari bibir Sooyoung.
Sooyoung terus memandang kedepan melihat Kimbum yang akan segera
menjadi suaminya.
Tn. Choi menyerahkan tangan Sooyoung pada Kimbum. Kimbum menjamah
tangan Sooyoung dan menuntunya agar berdiri disampingnya. Acara intipun
dimulai. Keadaan didalam ruangan seketika menjadi hening.
“Kim Sang Bum apa kah kau bersedia menjadi suami dari Choi Sooyoung.
Dalam keadaan sehat-sakit, miskin atau kaya, dan akan selalu berada
disisihnya?”
“Saya bersedia”ujar Kimbum mantap.
“Choi Sooyoung apa kah kau bersedia menjadi istri dari Kim Sang Bum.
Dalam keadaan sehat atau sakit, miskin atau kaya dan akan selalu berada
disisihnya?”
“Ne. Saya bersedia”ujar Sooyoung mantap.
“Kalian berdua telah resmi menjadi sepasang suami istri”
Kimbum dan Sooyoung menarik nafas lega. Waktunya Kimbum dan Sooyoung
menyematkan cincin pernikahan mereka. Dhea naik keatas altar sambil
membawa baki yang terdapat kotak cincin. Setelah memakaikan cincin satu
sama lain. Dhea kembali turun.
“Kau boleh mencium pengantinmu”
Kimbum dan Sooyoung saling berpandangan. Sooyoung menggelengkan pelan
kepalanya. Namun Kimbum menyeringai nakal. Kimbum mulai mendekatkan
wajahnya pada Sooyoung, menundukan sedikit kepalanya. Sooyoung
memejamkan matanya, namun bibir Kimbum tak kunjung menempel di
bibirnya. Tapi sebuah kecupan hangat mendarat dikeningnya.
Para tamu undangan-pun di berikan kesempatan untuk menyalami sepasang
pengantin itu. Banyak teman-teman semasa SMA mereka yang datang.
Hankyung dan seorang yeoja datang menghampiri Kimbum dan Sooyoung.
“Cukkhae”ujar Hankyung pada Kimbum. Namun Kimbum tak merespon dengan
baik dan hanya berjabat tangan sebentar dengan Hankyung.
“Aku tak pernah menyangka kalau kau duluan yang akan menikah
youngue”tambah Hankyung saat berjabat tangan dengan Sooyoung.
“Emm..kenalkan ini Nathalie”.
Sooyoung dan Nathalie sama-sama tersenyum. “Yeojamu kah oppa?”.
Hankyung mengangguk. “Sekali lagi Congratulation. Semoga kau bahagia”.
Sooyoung tersenyum manis pada Hankyung dan Nathalie.
“Jangan menunjukan senyummu seperti itu lagi. Senyummu sekarang hanya
boleh ditujukan untukku”bisik Kimbum yang membuat Sooyoung
mengernyitkan dahinya.
“Aku kan senyum pada mereka berdua”cetus Sooyoung.
Kini giliran Donghae dan Dhea menghampiri Kimbum dan Sooyoung.
“Jaga Sooyoung-ku baik-baik. Awas saja kalau aku tahu kau sampai
membuatnya menangis. Ku cincang hidup-hidup kau”ancam Dhea pada Kimbum.
“Sekarang dia Sooyoung-ku bukan Sooyoung-mu”balas Kimbum, “Kau tidak
perlu khawatir Ny. Lee”.
“Aku belum menikah dengannya”ujar Dhea. “Youngie…Cukkhae. Berbahagia-lah”
“Nae…kau juga harus bahagia yaaa”ujar Sooyoung.
“Kimbum-ah cukkhae”ujar Donghae sambil menjabat tangan Donghae.
“Kau!!! Membuatku malu!!!”seru Kimbum yang suaranya tak terlalu besar.
“Aku tidak membuatmu malu. Aku hanya ingin membuat moment yang tidak
akan kau lupaka seumur hidupmu kok”elak Donghae.
“Aishhh…awas kau yah. Lihat saja pembalasanku nanti”ancam Kimbum.
“Sooyoung-ah berhati-hati lah dengannya”ujar Donghae.
Sooyoung dan Dhea hanya tertawa.
“Dhe..nanti kau ikut denganku ‘kan?”tanya Sooyoung.
“Ne??”Dhea sedikit terkejut dengan pertanyaan Sooyoung, bagaimana dia
mau ikut itukan acara honeymoon mereka-KimYoung-.
Dhea melirik ke arah Donghae dan Kimbum.
“Ani..aku tidak ikut. Kau ‘kan hanya pergi berdua dengan Kim. Aku tidak
mau mengganggu kalian”ujar Dhea.
Sooyoung mengerucutkan bibirnya saat mendengar jawaban Dhea.
“Geurae….aku tidak akan pergi”.
“Mwo??”Kimbum membelalakan matanya.
“Kau tidak perlu kaget seperti itu. Kan aku sudah pernah bilang padamu.
Kalau tidak dengan Dhea, aku tidak akan pergi”ambek Sooyoung.
Kimbum memejamkan matanya. Donghae hanya terkikik kecil mendengar hal itu.
“Yoongie-ah. Kau kan sama Kimbum akan berbulan madu. Bagaimana jadinya
kalau aku ikut? Yang ada nanti aku dijadiin obat nyamuk kalian. Itu kan
liburan kalian”ujar Dhea.
“Kau kan bisa ajak Donghae”ujar Sooyoung. “Kau bisa ikutkan hae?”
Kimbum menatap Donghae tajam memberikan isyarat bahwa dia harus menolaknya.
“Mian…aku banyak pekerjaan”ujar Donghae.
“Geurae..aku benar-benar tidak akan pergi jika tanpa Dhea”
“Jangan seperti itu dong youngie..aku tidak enak dengan Kimbum. Pergilah…”
Sooyoung menggeleng.
“As your wish”cetus Kimbum sinis, ia mengalah demi Sooyoung.
“Kau yakin?”tanya Donghae.
“Mau gimana lagi. Pokoknya kalian berdua harus secepatnya menikah! Kalau
perlu minggu depan!”seru Kimbum.
“Mwo!!”seru Dhea dan Donghae berbarengan.
“Benar-benar. Kalian menikah saja minggu depan”ujar Sooyoung,
“Tidak secepat itu”ujar Dhea.
“Aku sih setuju saja”ujar Donghae santai yang membuat Dhea melirik
kearahnya.
“Kau serius? Kita belum menyiapkan apa-apa”ujar Dhea.
“Kau tenang saja dhe. Donghae sudah merampungkan setengahnya”ujar Kimbum.
“Aku pergi dulu ya. Kajja”ujar Dhea sambil menarik tangan Donghae.
Kimbum dan Sooyoung tertawa melihat Dhea dan Donghae. Kini Saatnya
acara pelemparan bunga. Sooyoung mencari keberadaan Dhea namun tak ia
tak melihatnya. Berharap Dhea yang mendapatkannya.
“Ayo cepat dilempar”ujar salah tamu undangan.
Sooyoung membalikan tubuhnya dan bersiap untuk melempar bunga.
“Hana…dul….set”hitung para tamu undangan dengan suara keras.
Tepat hitungan ke-tiga Sooyoung melempar bunga itu dengan lambungan yang
tinggi. Sooyoung membalikan tubuhnya menghadap tamu undangan. Namun
Sooyoung tidak melihat bunga itu ditangan para tamu undangan. Kimbum
menepuk pundak Sooyoung dan mengarahkan jarinya pada sepasang kekasih
yang berdiri dibarisan paling belakang dan berjarak 1 meter dari tempat
para tamu undangan berdiri.
Kimbum dan Sooyoung tersenyum melihatnya.
“Yaaa…kalian cepatlah menikah!!!”teriak Kimbum. Yang diikuti tawa dari
para tamu undangan.
“Kisseu…kisseu…kisseu”ujar para tamu undangan pada Kimbum dan Sooyoung.
Kimbum dan Sooyoung saling berpandangan. Kimbum perlahan-lahan
mendekatkan wajahnya pada Sooyoung. Bibir Kimbum mulai menempel dibibir
Sooyoung dan melumatnya lembut. Dan disambut sorakan meriah dari para
tamu undangan.
0 komentar:
Posting Komentar