1 th kemudian...................
KRING KRING(suara telpon)
hah siapasih malah-malam gini nelpon tidak tau apa kalau aku sedang sangat sangat sedih merenungi nasib ku.
“yoboseo” tanyaku kesal
“sooyoung-ah ini aku kim bum, mian hari ini aku pulang terlambat lagi” kata kim bum lembut. mendengar jawabanya tadi aku hanya bisa mengelus dada dan berkata
“ya! terserah kau saja, aku sudah terbiasa seperti itu” jawabku kesal lalu mematikan nya dengan kasar.
Padahal malam ini perutku benar-benar sedang kontraksi sakit sekali padahal kan belum waktunya untuk melahirkan , tapi tak tahu mengapa rasanya seperti mau keluar ,aku pun berteriak sekencang mungkin tapi aku berfikir ulang.
“ah sooyoung pabbo! dirumahkan tidak ada siapa-siapa!ottokhe?? perutku benar-benar sakit , ah tiba-tiba muncul sebuah ide! . kenapa daritadi aku tidak menelpon oppa? diakan suamiku dasar PABBO!!! aku pun langsung menelponya .
“yoboseo” jawabnya
“oppa perutku benar-benar sakit bisakah kau pulang terlebih dahulu?” kataku masih sambil mengelus2 perutku yang besar itu.
“benarkah? yasudah kau tunggu sebentar aku akan segera pulang”
“cepat oppa aku benar2 sudah tidak kuat”
“sabar jagiya” ktanya menenangkanku.
akupun menunggunya sambil menahan sakit . sudah hampir 10 menit tapi changmin belum datang juga .
“tok!” suara sesuatu, sooyoung melihat kebawah perutnya dan ternyata ketubanya sudah pecah . ah benar2 sudah tak bisa dikatakan bagaimana sakitnya. aku tak percaya mengapa ketubanya sudah pecah padahal ini benar2 belum waktunya keluar .
tiba tiba suara gebrakan pintu terdengar. dan ternyata yang ditunggu2 akhirnya datang.
“SOOYOUNG” kagetnya melihat keadaan ku yang begini.
“jagiya-ah sakitttt” rengek ku sudah tak kuat
“mengapa kau tak bilang daritadi” katanya khawatir
“sudah tidak ada waktu changmin, bayinya benar2 mau keluar” tanpa menjawab changmin langsung mengedongku kedalam mobil
-didalam mobil-
“sooyoung ah sabar sebentar yah kau tarik nafas lalu keluarkan , kau benar2 bodoh mengapa tidak bilang daritadi kalau begini kan sudah terlambat ” oceh nya daritadi selama di mobil
“kau tidak usah bawel sekarang changmin ,” bentaku padanya
“YA! bagaimana kalau terjadi apa2 padamu dan bayi kita?” tanyanya masih dengan nada tinggi
mendengar ocehanya itu aku hanya diam karena benar2 sakit . melihatku diam dia langsung berkata
“mianhae jagi ” katanya kali ini dengan lembut dan mengusap rambutku
“sudahlah lupakan”kataku pasrah
“aaaa sudah samapai ayok turun” ucapnya lalu langsung mengedongku kedalam rumah sakit
-dirumah sakit-
“dokter dokter cepat bawa istri saya , bayinya sudah mau keluar” katanya terbata2 masih mnggedong ku
“omo!!!!!!! suster2 , tolong pasien ini ” dokter pun langsung membawaku ke ruang operasi
“ah, pasien ini sudah mau melahirkan walaupun usia kandunganya masih 8 bulan tetapi bayinya sudah siap untuk keluar bagaimana apakah anda setuju kalau Ny. sooyoung langsung saya operasi?” ucap dokter muda itu panjang lebar pada changmin.
“ya lakukan yang terbaik untuk istri dan bayi saya ” jawab changmin dewasa
” ne” kata dokter itu dan langsung masuk ke ruang operasi
KIM BUM P.O.V
Sooyoung kau pasti bisa , bisa bisa! lakukan sekuat mungkin , kataku terus bergumam dalam hati aku medengar suaru teriakan sooyoung dari dalam meringgis kesakitan, aku benar2 tidak tega mendengar suara sooyoung kesakitan . rasanya seperti aku merasakan hal yang sama .
5 jam aku terus menunggu tapi bayi itu belum keluar juga , suara teriakan sooyoung semaikn keras
6 jam, akhirnya suara teriakan sooyoung sudah mulai berhenti dan dokter muda itu keluar dari ruang operasi
“bagaimana keadadaan nya dok” tanyaku dipenuhi rasa panik.
“SELAMAT keduanya, tapi keadaan istri anda masih lemah , silahkan masuk ” katanya dengan ramah dan mempersilahkan aku masuk.
“jagiiiiii” teriaku dan langsung memeluk sooyoung yang masih sangat lemah.
“oppa anak kita laki2″ kata sooyoung bahagia, dan membalas pelukanku
“benarkah, aku sangat bahagia ” tanyaku sangat sangat bahagia
"oppa akan memberikan nm dia cp?
"nmx adlh Kim Soo Hyun"
"nm yg bagus"
“oppa, setelah aku pulang dari rumah sakit nanti , aku hanya minta satu hal darimu”
“apa itu?” tanyanya kali ini aku memengang kedua pipinya yang chubby itu
“oppa jangan pulang malam lagi ” sooyoung menjawabnya sambil menangis dan aku tak tega, langsung saja kubawa dia dalam pelukanku lagi dan dia menangis dalam pelukanku
“jika itu permintaanmu aku akan turuti jagii” jawabku senang hati!
4 Tahun kemudian........................
Soohyun,Oppa!” Suara Sooyoung terdengar dari lantai bawah rumah bertingkat dua tersebut. para pemilik nama yang dipanggil sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda kehadiran mereka. Dengan gusar, Sooyoung naik ke lantai atas, memeriksa kamar anak laki-lakinya namun tidak menemukan anak itu di tempat tidur mungilnya. Sooyoung tahu anaknya pasti sudah mengungsi ke kamar tidurnya, berkumpul dengan orang yang secara genetik menurunkan kebiasaannya yang sangat sulit dibangunkan ketika pagi hari. BRAK!
Seorang namja berumur tidak lebih dari 30 tahun terbangun mendengar suara pintu yang dibuka dengan tidak sabar. Ia membuka matanya dan melihat anak laki-lakinya yang sedang memejamkan mata. Mata anak itu bergerak-gerak menandakan ia tidak tertidur, hanya menolak untuk bangun pagi. Kim bum memejamkan kembali matanya, tersenyum melihat bagaimana anak berumur hampir 4 tahun itu menirukan kebiasaannya dengan baik. Tiba- tiba selimut terbuka dan kedua orang itu masih memejamkan mata. Sooyoung tahu pasti mereka tidak benar-benar tidur.
“Jika tidak ada yang bangun, maka tidak ada yang dapat sarapan!”
Dua orang tersebut segera bangkit, dan Sooyoung hanya terseyum melihat nampyeonnya yang bergegas menggendong anak mereka ke kamar mandi. Cara itu selalu berhasil.
Eomma, Yoona ahjuma itu siapa?
Sooyoung tersenyum sambil merapikan pakaian Soohyun, cuaca masih cukup dingin karena musim salju baru saja selesai. Mereka bertiga mengunjungi makam Yoona bersamaan dengan Nyonya Im dan keluarganya yang lain. Ia sekarang duduk di sebuah bangku, sementara Kim Bum pergi sebentar mengunjugi rumah atasannya yang berada di sekitar tempat itu.
"Appa bilang Yoona ahjuma adlh org yg sangat berharga utkx"
"Appa bilang begitu?"
"Nae,appa bilang dia sangat berterima kasih dengan Yoona ahjuma,karna kalau bkn dia appa akan kehilangan kesempatan yg berharga utk dirix,Appa sangat sayang dengan yoona ahjuma,aku,n eomma"
Sooyoung terhenyak. Perasaan hangat menjalar di hatinya dan terus naik ke wajahnya, perasaan itu berubah menjadi air yang menggenang di pelupuk matanya.Soohyun, turun dari pangkuannya dan berlari ke arah Nyonya Im dan Ah ra, kakak perempuan Yoona, yang memanggilnya untuk membelikan makanan kecil.
“Sooyoungie”
Sooyoung menyeka air matanya sebelum menoleh dan terseyum pada Kim Bum. Ia menggeser badannya, memberikan ruang untuk Kim Bum untuk duduk di sampingnya.
“Rasanya rumah Tuan Yang tidak terlalu jauh dari sini, tapi kenapa waktu aku berjalan kaki ke sana rasanya jauh sekali?” ujar Kim Bum. Napasnya terdengar jelas karena ia kelelahan.
“Itu karena oppa sudah jarang berolahraga. Terlalu banyak tidur” ujar Sooyoung.
Kim Bum tertawa dan merangkul Sooyoung yang sekarang menyandarkan kepala di bahunya, mereka memandangi Soohyun yang tampak senang, bermain dengan keluarga Im.
Kim Bum:Jagiya,mianhae
Soo:Wae oppa?
Kim Bum:Kau pasti sdh mendengar dr Soohyun kan kalau Yoona sangat berharga bagi q tp itu semua memang bnr!
Sooyoung terdiam, tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Ia merasa jantungnya berdetak lebih cepat, berusaha menahan rasa sakit yang tiba-tiba menjalar di hatinya. Rasanya lebih sakit mendengarnya langsung dari mulut kim Bum.
“Aku bersyukur Tuhan mengirimkannya untukku. Aku sangat bersyukur ia mencintaiku dan mengajariku mencintai seseorang dengan tulus. Aku… bersyukur setiap hari untuk itu”
Sooyoung mencengkeram lututnya berusaha menyembunyikan perasaan sakit di hatinya. Ia terkejut saat Kim Bum meraih tangan kanannya dan menggenggamnya.
“Karena jika aku tidak bertemu dengan Yoona, aku mungkin akan kehilangan sesuatu yang paling berharga di hidupku saat ini, yaitu.. kau Kim Soo Young”
Kim Bum menatap Sooyoung yang tertegun setelah mendengar kata-kata darinya.
“Aku bersyukur setiap saat kepada Tuhan karena telah memberikanku kesempatan untuk bersamamu. Aku bersyukur setiap pagi aku membuka mata dan melihatmu di sampingku, aku bersyukur masih bisa menggenggam tanganmu, aku bersyukur bisa melihat wajahmu, senyummu dan matamu yang selalu menatapku dengan pandangan itu…”
Sooyoung mengalihkan pandangan dari suamix sementara Kim Bum tersenyum memandang wajah istrix yang bersemu merah.
“Aku bersyukur Tuhan mengijinkanku merasakan betapa besar cintamu untukku.. ”
Kim Bum tersenyum, ia menundukkan kepalanya sejenak sebelum memeluk Sooyoung yang pipinya sekarang basah.
“Jangan menangis, kumohon.. aku tidak bisa melihatnya” Kim Bum mengusap pipi Sooyoung perlahan dengan kedua ibu jarinya. Ia lalu mencium kening yeoja itu.
“Saranghe Sooyoungie..”
Sooyoung tersenyum,
“Aku tahu, nado sarangheyo” dan mendaratkan kecupan di pipi namja itu. “Jeongmal sarangheyo..”
“Berhenti mengatakan sarangheyo”
Sooyoung menatap Kim Bum dengan heran, alisnya berkerut, “Wae?”
“Jadi aku bisa melakukan ini..” Kim Bum memegang wajah Sooyoung dengan kedua tangannya, ingin mencium bibir yeoja itu, ketika tiba-tiba
“Umma! Appa!”
Kedua orang tadi segera menoleh dan mendapati Soohyun, dengan wajah cemberut berdiri di depan mereka dengan tangan menyilang di dada, menandakan ia sedang kesal.
“Jagiya..” Sooyoung segera mengangkat Soohyun ke pangkuannya dan mencium pipi namja kecil itu. Kim Bum juga ikut mencium pipi Soohyun yang tampak tidak senang.
“Aissh umma appa, kisseu-kisseunya nanti saja di rumah. Ayo kita pulang.. lihat kita sudah ditinggal halmeoni” ujarnya sambil menunjuk ke arah keluarga Im yang sudah berjalan menuju mobil mereka yang di parkir. Sooyoung tertawa melihat ekspresi wajah Soohyun, mulutnya yang mungil tampak lucu ketika cemberut.
Kim Bum juga tertawa mendengar kata-kata Soohyun, “Ah benar ayo kita pulang, kisseu-kisseu nya kita lanjutkan di rumah saja, ya kan jagiya?” ujar Kim Bum sambil berdiri dan mengedipkan sebelah matanya pada Sooyoung.
“Yah!” Sooyoung berdiri dan memukul lengan namja itu. “Jangan bicara yang tidak-tidak”
“Memangnya aku bicara apa?” tanya Kim Bum berlagak tidak tau apa-apa. Sooyoung hanya mendengus kesal, berusaha menyembunyikan pipinya yang sekarang memerah.
“Ayo Soohyun”
Kim Bum menggandeng tangan Soohyun kecil. Sooyoung melakukan hal yang sama. Mereka lalu berjalan bergandengan ke arah mobil, Soohyun berjalan dengan riang sambil sesekali melompat gembira.
“Appa, Bibi Ahra punya adik kecil yang cantik” ujar Soohyun.
“Oh ya? Kau mau punya juga?”
“Oppa!” Sooyoung berkata setengah berbisik pada nampyeonnya itu.
“Eh hmm” Soohyun mengangguk.
“Kalau begitu minta dengan Eomma, kalau ia setuju, kami akan memberikan adik perempuan yang cantik untukmu” ujar Kim Bum.
“Yah!” Sooyoung tampak kesal karena Kim Bum terus menggodanya.
“Eomma, aku juga mau adik perempuan” Soohyun berkata pada Sooyoung dengan lugu, membuatnya kebingungan untuk menjawab.
“Iya jagiya..” akhirnya Sooyoung menyerah, diikuti tawa oleh Kim Bum.
“Asyiiikkk!” Soohyun melompat-lompat gembira.
Sooyoung dan Kim Bum tertawa melihat tingkah laku Soohyun, namja kecil itu benar-benar menggemaskan. Kim Bum menggendongnya setelah ia mulai sedikit lelah berjalan, dengan begitu ia dapat menggenggam tangan Sooyoung. Kim Bum menggenggam tangan Sooyoung dengan erat, ia bisa merasakan kehangatan dari tangannya. Ia tidak akan pernah melepaskan genggaman tangan itu. Tidak akan pernah sekalipun dalam hidupnya. Sooyoung menatap Kim Bum dengan matanya yang bersinar, dan Kim Bum dapat melihatnya dengan jelas
Him Love Part 4
01.37 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar