My Kim Sang Bum

My Forever Love

Powered By Blogger

Blogger news

Blogger templates

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Dhea love Kim Bum always and forever

Love 5


*Cast:*

*~Kim Sang Bum*

*~Yoona (SNSD)*

*~ Sooyoung (SNSD)
*

~ *Yuri (SNSD)
*

*~ Ok Taecyeon (2PM)*

~ *Tae Yeon (SNSD)*

*~ Leeteuk (Super Junior)*

*~ Kyuhyun (Super Junior)*

*~ Sungmin (Super Junior)
*

*Genre: Romance*

*Length: General*

*Happy Reading~~~!*

Yoona_POV

Perlahan-lahan aku melepaskan pelukan namja yang sedari tadi terus
memelukku dengan erat untuk menenangkanku. Entah sudah berapa lama aku
menangis dalam pelukannya. Aku sangat kacau hari ini. Kecewa, marah,
cemburu, sedih dan menyesal itulah yang aku rasakan saat ini. Siapa
yeoja yang tidak akan menangis jika namja yang mereka cintai selama
bertahun-tahun itu sudah memiliki yeoja yang ia cintai dan yeoja itu
bukanlah ia sendiri. Meski nantinya ia akan berusaha tegar dan
merelakannya, tapi aku sangat yakin itu semua butuh waktu yang lama,
butuh pengorbanan yang besar, hati yang lapang untuk menerima semua
resiko yang akan dialami, dan tentu saja menyiapkan beberapa kotak tisu
atau sapu tangan untuk menghilangkan air mata yang akan sering menetes
setiap kali teringat namja tersebut. Taukah kalian? *Berusaha melupakan
orang yang kalian cintai, itu sama saja dengan berusaha mengingat orang
yang tidak pernah kalian kenal. *Apakah susah? Ne, tentu saja.*
*

**Mengapa aku bisa dengan bodohnya melepaskannya dari pelukanku? Mengapa
aku bisa dengan tega memutuskan hubunganku dengannya yang sudah berjalan
hampir satu tahun padahal saat itu dan sampai saat ini pun aku masih
sangat mencintainya tanpa ingin melepaskannya? Wae Yoona~aa? Waeyo?!?
Bahkan aku tidak mengatakan alasanku mengakhiri hubungan kami. Mengapa
aku bisa menjadi yeoja kejam seperti itu? Mengapa aku bisa menjadi
egois? Mengapa aku baru menyesali semua itu sekarang? Yoona babbo~ya!

Sebenarnya aku mengetahui jawaban atas semua pertanyaanku diatas.
Alasanku memutuskan hubungan kami adalah karena aku merasa tidak
dicintai olehnya. Selama ini, akulah yang mengajaknya kencan ke tempat
yang aku inginkan. Sementara Kim Bum~oppa hanya mengatakan ‘boleh saja’
atau ‘terserah kau saja’ atau bahkan ‘kemana saja’. Ia bahkan tidak
pernah mengatakan *Saranghae* padaku! Aku merasa bahwa Kim Bum~oppa tidak
pernah mencintaiku seperti aku yang sangat mencintainya saat ini.
Semakin hari rasa cintaku padanya semakin bertambah besar. *Sadarkah ia
bahwa aku ini seorang yeoja biasa? Aku tidak mungkin memulai.*

Aku menatap nanar taman ini, tentu saja dengan mata yang membengkak
karena menangis dan wajah  yang masih basah. Bahkan aku takut untuk
melihat diriku sendiri di depan cermin. Sudah dapat dipastikan bagaimana
tampangku nanti. Jelek sekali tentunya. Inikah yang akibat negatif dari
sebuah cinta? Cinta sama saja dengan virus kanker yang dapat dengan
cepat menjalar ke seluruh tubuh. Untuk sementara virus itu tidak
berbahaya, **tapi jika sudah terlalu lama virus itu akan dapat
membunuhmu. Seperti saat ini, virus cinta yang berada dalam tubuhku
sudah masuk ke stadium 4. Sekali saja tergores luka walaupun sangat
kecil, maka itu dapat berakibat fatal untuk kehidupanku nantinya.

Tuhan! Mengapa harus aku yang mengalami ini semua? Aku tau ini adalah
konsekuensi dari sebuah cinta, tapi ini sungguh tidak adil.

Aku bahkan masih mengingat dengan jelas saat ia menyatakan cintanya padaku.

*>>Flasback<<*

Tepat tanggal 29 Mei, sehari sebelum hari ulang tahunku, saat itu pihak
SM Entertainment sedang mengatakan Tour ke Thailand. Tentu saja, BBF dan SNSD ikut serta dalam Tour tersebut.

Siang harinya setelah konser, Kim Bum~oppa dan aku tanpa sengaja bertemu
di sebuah cafe.

“Yoona~aa. Annyeong~” sapa Kim Bum~oppa.

“Annyeong, oppa~” sahutku, lalu menepuk kursi disebelahku yang bermaksud
agar ia duduk disebelahku.

Kim Bum~oppa pun duduk dikursi tersebut dan tersenyum manis. “Kau
sendirian?” tanyanya.

Aku mengangguk pelan. “Ne.” jawabku. Sebenarnya aku sangat tegang saat
ini. Hatiku berdebar cepat begitu melihatnya dan semakin bertambah cepat
karena ia menyapaku dan duduk disebelahku. Aku memang sudah menyukai
Kim Bum~oppa sejak lama. Sejak kami masih menjadi peserta Trainee di SM
Entertainment. Aisshh… Mianhe readers, tapi aku baru sadar sekarang ini
bahwa aku lebih dari menyukai Kim Bum~oppa. Namun, aku sudah mencintai
namja satu ini. Ia adalah cinta pertamaku.

“Kau mau menemaniku ke suatu tempat? Aku ingin membeli sesuatu sebagai
oleh-oleh.” ajaknya.

“Ah… Ba… Baik… Baiklah.” jawabku gagap. Aku gugup sekali karena
tiba-tiba saja Kim Bum~oppa mengajakku pergi. Mungkinkah ini saatnya aku
dan namja ini kencan?

Ia menatapku dengan pandangan aneh, lalu tersenyum. Sementara aku hanya
tertawa hambar sambil menggaruk-garuk kepalaku yang sebenarnya tidak
gatal. “Kau ini kenapa eh? Hanya kuajak jalan saja, kau sudah gugup. Kau
ini menarik sekali.” ucapnya yang sukses membuatku menundukkan kepala
agar ia tidak dapat melihat wajahku yang sudah berubah merah padam. “Aku
tidak mengatakan kalau kita ini akan pergi berdua saja, bukan?” lanjutnya.

Aku memasang wajah babbo-ku. Kenapa aku ini sering kali terlihat bodoh
didepannya? Aisshh… Memalukan sekali. “Memangnya siapa lagi yang ikut,
oppa?” tanyaku.

“Kyuhyun~aa, Yuri~aa, Sungmin~hyung, Sooyoung~aa, Eeteuk~hyung, dan
Taeyeon~aa. Waeyo? Kau kecewa?” jawabnya disertai dengan pertanyaan.

“A… Anni, oppa.” jawabku kembali tergagap.

“Baiklah. Sehabis makan siang ini, kita segera berangkat. Gwaenchana?”
tanyanya lagi.

“Ne, Gwaenchana.” jawabku lagi.

~~~~~~~~oOo~~~~~~~~~

“Yoona~aa! Kim Bum~oppa!” panggil Yuri~eonnie dan Sooyoung~eonnie.

Aku dan Kim Bum~oppa baru saja sampat ditempat yang sudah dijadwalkan
terlebih dahulu. Tempat ini adalah area pertokoan tradisional di
Thailand. Aku sudah bisa menebak, benda-benda yang dijual disini
harganya pasti murah. Dan… benar sekali, benda-benda yang dijual disini
sangat murah. Tapi, jangan salah sangka dengan kualitasnya karena disini
dijual banyak benda unik dan lucu yang memiliki kualitas terbaik.
-Setidaknnya menurutku-

Kami berkeliling selama hampir tiga jam. Aku sudah membelli banyak benda
unik dan lucu yang dapat dijadikan oleh-oleh untuk chingudeul-ku di
korea. Tak terasa hari sudah menjelang malam. Langit-langit sudah
berwarna jingga kemerahan. Sementara, matahari sudah berada di ufuk
barat, menunggu waktu yang tepat untuk tenggelam dan digantikan oleh bulan.

“Bagaimana jika kita mencari tempat makan disekitar sini? Aku lapar~”
ajak Taeyeon~eonnie dengan nada manja sambil memegangi perutnya.

Teuki~oppa meraih lengan yeojachingu-nya itu dan menunjuk ke suatu
tempat. “Jagi, kita kesana saja~” ajaknya.

Sebelum sempat pasangan itu melangkahkan kaki mereka, Sooyoung~eonnie
menghentikan kegiatan mereka. “Aku sudah lelah, eonnie. Aku akan kembali
ke hotel saja bersama dengan Sungmin~oppa.” ucapnya ringan.

“Baiklah kalau begitu. Ayo, jagi ♥” kata Sungmin~oppa sambil
melingkarkan tangan di punggung Sooyoung~eonnie. “Annyeong~” pamitnya
sambil membungkuk.

“Tunggu! Aku ikut denganmu, Sungmin~aa. Aku tidak rela Sooyoung~aa
membawa couple-ku. Jagi, ayo kita ikut mereka.” sela Kyuhyun~oppa.
Aissshh… Bahkan namja ini lebih memilih Sungmin~oppa yang berstatus
sebagai couple-nya di BBF daripada Yuri~eonnie yang merupakan
yeojachingu-nya.

Yuri~eonnie menatap Kyuhyun~oppa jengkel. “Kau saja sana. Aku masih
ingin belanja. Annyoeng Yoona~aa, Kibum~oppa, Sooyoung~aa,
Taeyeon~eonnie, Teuki~oppa, dan Sungmin~oppa.” ujar Yuri~eonnie tanpa
berpamitan dengan Kyuhyun~oppa. Yuri~eonnie kemudian berjalan cepat
menjauhi kami.

“Yaaa! Jagi, tunggu aku! Aku lebih mencintaimu daripada Sungmin~aa.
Jangan marah!” kata Kyuhyun~oppa sambil berlari mengejar Yuri~eonnie.

Kami semua yang melihat kejadian tersebut hanya dapat menggelengkan
kepala. Setelah itu, Sungmin~oppa kembali berpamitan dan pulang bersama
Sooyoung~eonnie.

“Yoona~aa, kau ikut dengan kami?” tanya Taeyeon~eonnie.

“Ah?” Aku menoleh ke arah Kim Bum~oppa dengan wajah bingung.

Kim Bum~oppa tersenyum sambil menggenggam tanganku. “Kami tidak ingin
mengganggu kau, Eeteuk~hyung. Lebih baik aku berkencan ke tempat lain
bersama Yoona~aa. Annyeong~” Kibum~oppa menarik tanganku sambil berlari
kecil.

“Mau kemana, oppa?” tanyaku pada Kim Bum~oppa setelah kami berhenti
berlari. Aku menatap tanganku yang masih terggenggam erat oleh
Kim Bum~oppa. Tanpa sadar, wajahku sudah berubah merah padam lagi.

Kim Bum~oppa mengikuti arah pandanganku dan segera melepaskan tangannya
yang sedari tadi menggenggam tanganku. “Mianhe, Yoona~aa. Tanpa sadar
aku…” Aisshh… Lucu sekali saat namja ini sedang salah tingkah. Aiyoo…
Aku melihat semburan merah di pipinya. Apakah ia merasa malu dan
jantungnya juga berdetak cepat sama dengan yang aku rasakan?

“Gwaenchana.” ucapku sambil tersenyum.

“Ah… Hmm… Apakah kau lapar?” tanyanya.

“Anni, oppa. Perutku sudah cukup terisi karena membeli beberapa makanan
ringan yang dijual ditoko tadi.” jawabku panjang lebar dengan senyum
yang tidak lepas dari wajahku.

“Ah… Baiklah. Bagaimana jika kita mencari tempat yang lebih menarik?”
ajaknya.

Aku mengangguk kecil.

~~~~~~~~oOo~~~~~~~~~

Kim Bum~oppa mengajakku ke suatu tempat yang tidak kuketahui lokasinya.
Yang jelas, tempat ini menyuguhkan pemandangan matahari terbenam yang
sangat indah.

“Omo! Neomu kyeopta, oppa~” pujiku tanpa bisa menutupi rasa kagumku saat
melihat kejadian indah didepanku saat ini.

“Yoona~aa. Apakah benar yang tikatakan oleh Eeteuk~hyung?” tanya
Kibum~oppa sambil menundukan kepala.

Aku mengernyitkan keningku. “Apa yang Teuki~oppa katakan?” tanyaku bingung.

“Eh… Begini… Katanya kau ini. Emmm…” Kim Bum~oppa berbicara tergagap. “Ka…
Ee… Eeteuk~hyung bilang bahwa kau ini… me… menyukai… a… aku. Benarkah?”
lanjut Kibum~oppa akhirnya.

Tanpa dapat kucegah, wajahku kembali bersemu merah. “Anni, oppa. Itu
tidak benar.” jawabku akhirnya.

Kim Bum~oppa mengangkat kepalanya dan mengangguk. “Ternyata Eeteuk~hyung
hanya asal bicara saja. Hahaha… Tidak usah kau pikirkan yang tadi itu.
Lupakan saja.”

“Aku memang tidak lagi menyukaimu, oppa. Tapi, sejak siang tadi aku
menyadari bahwa perasaanku sudah lebih dari sekedar suka. Saranghae,
Kim Bum~oppa.” ucapku dalam hati.

“Mwo? Benarkah?” tanya Kim Bum~oppa dengan penuh semangat.

Aku kembali memasang tampah babbo-ku. “Eh?” Apakah tadi aku mengucapkan
apa yang seharusnya hanya kukatakan dalam hati? Aiyoo… Bagaimana jika
benar? Yaaa! Yoona babbo~ya! Omo… Ottoke?

Kim Bum~oppa kini menatapku lurus. “Maukah kau menjadi yeojachingu-ku,
Yoona~aa?” tanya Kim Bum~oppa yang dengan sukses membuat wajahku kembali
memerah. Bahkan kakiku pun tak kuasa untuk menahan berat tubuhku.

Bruk! AKu terduduk di tanah berpasir tersebut. Wajahku menerawang. Aku
sangat tidak percaya dengan apa yang terjadi barusan.

“Yoona~aa? Gwaenchana?” tanya Kim Bum~oppa sambil membantuku berdiri.

Aku mengangguk pelan. “Ne, oppa. Ne!” ucapku sembari terisak. Percayakah
kalian bahwa keajaiban pasti akan terjadi? Inilah yang kualami saat ini.
Sebuah keajaiban yang sangat indah dan awalnya kupikir tak akan pernah
terjadi dalam hidupku.

Aku berdiri dari tempatku dan memeluk namja dihadapanku ini. “Ne, oppa.
Aku mau menjadi yeojachingu-mu. Saranghae, oppa. Jeongmal saranghae.”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar