My Kim Sang Bum

My Forever Love

Powered By Blogger

Blogger news

Blogger templates

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Dhea love Kim Bum always and forever

Love 6


Taecyeon_POV

Yeoja yang sedari tadi kupeluk ini mulai melepaskan pelukanku secara
perlahan. Ia kemudian menatap nanar taman ini tanpa bicara sepatah kata
pun. Matanya menerawang jauh, sepertinya ia sedang memikirkan sesuatu.
Setidaknya ini lebih baik daripada harus melihatnya menangis seperti
tadi. Ketenangan adalah satu hal yang paling dibutuhkannya saat ini.

Aku melepaskan helm yang masih kupakai. Babbo Taecyeon~aa! Bahkan aku
lupa melepaskan helm dikepalaku ini karena melihat yeoja yang sudah
merebut hatiku itu sedang menangis. Sepertinya ada lagi yang aku
lupakan. Aku memutar otakku dan… Aigooo! Aku ingat sekarang! Kunci!
Kunci motorku masih tergantung di motorku!

Dengan segera, aku berlari ke arah motorku diparkir tadi. Aku meraih
kunci motor tersebut dan menyimpannya di saku celanaku.

Setelah itu, aku kembali ke tempat Yoona sedang merenung. Aigoo! Apa
yang kulihat ini? Yoona~aa, yeoja itu kembali meneteskan air mata. Tapi,
aku merasa ada yang janggal dengan ekspresi wajahnya itu. Dari matanya
mengeluarkan air mata, sementara ekspresi wajahnya sangat… Datar? Dan
lagi isak tangisnya tidak terdengar. Mungkin aneh jika aku mengatakan
ini, tapi ia terlihat seperti… seseorang yang mengalami tekanan yang
sangat berat. Seperti… tidak memiliki harapan hidup lagi.

Apa yang sebenarnya dialami Yoona~aa hingga ia menderita sampai seperti
ini? Terlalu beratkah penderitaannya? Sungguh aku tidak kuasa melihat
yeoja yang memiliki tempat spesial dihatiku mengalami sebuah
penderitaan. Jika ia mau, aku rela menanggung beban yang ia rasakan. Apa
pun akan kulakukan untuk membuatnya berhenti menderita, meski itu akan
menghancurkan hidupku sendiri.

“Apa yang memubuatmu menderita, Yoona~aa? Katakanlah padaku.” ucapku lirih.

Yoona menoleh ke arahku dan menatapku dengan ekspresi datar. “Aiyoo…
Mengapa aku bisa secengeng ini, oppa? Padahal sebenarnya aku selalu
tegar. Hahaha” yeoja itu menyeka air mata yang membasahi wajahnya.

“Menangis itu hal yang wajar, Yoona~aa. Dengan menangis, maka perasaanmu
akan lebih tenang karena kau sudah mengeluarkan emosi yang kau tahan
dalam hati.” kataku dengan nada menenangkan sambil menyeka air mata yang
masih tersisa di pipi halus Yoona~aa.

“Jinjja? Tapi, aku sudah terlalu banyak menangis dan itu tidak membuat
perasaanku tenang. Bahkan untuk membuat perasaanku lebih baik pun tidak
bisa.” aku Yoona~aa.

Aku mengusap rambutnya dengan lembut. “Apa yang terjadi?” tanyaku.

Yoona~aa menceritakan semua yang ia alami mulai dari saat ia mencintai
seorang namja hingga saat ia melihat namja yang ia cintai itu sudah
memiliki yeojachingu baru. Aigooo.. Namja itu pasti orang terbodoh
didunia karena sudah menyia-nyiakan yeoja secantik Yoona~aa. Sayang
sekali Yoona~aa tidak mengatakan siapa namja bajingan itu, jika saja aku
tau, aku pasti akan mencarinya dan memberikan pukulan di wajahnya.
Sebagai balasan untuk apa yang telah ia lakukan pada Yoona~aa. Meski aku
tau dengan berapa banyak pukulan yang aku berikan padanya, itu tidak
akan sebanding dengan penderitaan yang dialami Yoona~aa.

“Aku tau dia itu adalah namja babbo, oppa.” kata Yoona~aa sambil
menatapku sayu. “Ia adalah namja babbo yang tidak peka terhadap
perasaanku. Yang tidak pernah mengerti apa yang aku maksudkan dari semua
yang aku lakukan. Yang tidak pernah mengatakan saranghae padaku. Tapi,
sebenarnya aku lebih babbo darinya. Aku lebih babbo karena telah
mencintai namja babbo seperti dia. Aku tau ia adalah namja babbo, tapi
aku tetap mencintainya. Aku bahkan tidak peduli ia telah menyakitiku.
Yang aku tau hanya, aku mencintainya. Bukankah aku sangat babbo?”
lanjutnya sambil tersenyum miris.

Ah, sepertinya apa yang Yoona~aa katakan ada benarnya juga. Seharusnya
seseorang akan berhenti mencintai orang ia sukai jika seseorang itu
telah menyakitinya, tapi Yoona~aa justru berusaha untuk bertahan. Ia
justru membiarkan namja itu menyakiti hatinya, sementara ia berusaha
sekuat tenaga untuk tegar.

Cukup lama aku dan Yoona~aa saling terdiam. Membiarkan angin malam
berhembus disekitar kami. Aku sangat menikmati suasana seperti ini.

Tiba-tiba aku teringat sesuatu. Segera saja aku melirik ke arah jam
tangan yang melingkar di pergelangan tangan kiriku. Aisshh.. Sudah
hampir tengah malam rupanya.

“Yoona~aa! Kajja! Kau harus pulang sekarang. Aku akan mengantarmu
pulang. Sudah larut malam.” kataku sambil menarik tangannya. Tak ada
reaksi dari Yoona~aa. Sepertinya ia menuruti perintahku. Setelah sampai
di dekat motorku, aku melepaskan tangannya dan segera menaiki motor
kesayanganku tersebut. Setelah merasakan Yoona~aa sudah duduk
dibelakangku, aku melaju motorku dengan kecepatan rata-rata.

Di tengah perjalanan, aku merasakan Yoona~aa menyandarkan kepalanya
dipunggungku. Tangannya yang indah itu juga melingkar dipinggangku
dengan erat. Aigoo~ Mati pun aku tak akan menyesal.

Srett.

Tubuh Yoona~aa hampir saja terjatuh jika aku tidak segera menangkapnya.
Ada dengan yeoja ini? “Yoona~aa?” panggilku pelan, namun tak ada reaksi
apapun darinya. “Yoona~aa, apa kau tertidur?” panggilku lagi dengan
suara lebih keras. Tetap tak ada reaksi.

“Aiyoo~ oppa, Yoona~aa tidur. Kajja! Bawa dia ke kamarnya.” ucap
Tiffany~aa yang baru saja keluar dari dorm SNSD. Ne, aku sudah sampai
disini. Agak menyesal memang. Mengapa aku tidak membawanya berkeliling
dulu? Hal seperti tadi jarang sekali terjadi dalam hidupku.

Aku mengikuti perintah Tiffany~aa. Yoona~aa enteng sekali jika
dibandingkan dengan besi seberat 100 KG yang harus aku angkat setiap
kali latihan pembentukkan otot bersama dengan anggota 2PM lainnya.

Aku memasuki dorm yang dihuni oleh sembilan yeoja cantik yang menjadi
idol di Korea Selatan ini. Menurutku, dorm ini cukup berantakan untuk
ukuran yeoja.

“Disini, oppa.” kata Yuri~aa sambil membuka pintu kamar yang terletak
disudur ruangan. Setelah masuk ke kamar tersebut, aku dapat melihat foto
besar yang berada didinding kamar tersebut. Di dalam foto itu terdapat
foto member SNSD saat mereka debut.

Yoona~aa sudah tertidur dengan nyaman di ranjangnya. Untunglah yeoja ini
sudah tidur, jika belum tidur aku yakin member SNSD yang lain pasti akan
melihat matanya yang sembab dan akan bertanya mengenai hal itu. Aku
memakaikan selimut ke tubuh Yoona~aa dan mengecup dahinya.

Kalian tau? Hanya beberapa orang yang akan terlihat bagai malaikat saat
tidur dan menurutku Yoona~aa adalah salah satu orang yang berwajah
malaikat saat tidur. Neomu Yeppeo~ #tapi, memangnya aku tau bagaimana
wajah malaikat?

“Kau mau minum secangkir kopi dulu, oppa?” tawar yeoja berambut pirang
yang kukenal dengan nama Jessica.

Aku tersenyum. “Anni, gomawo.” tolakku sambil membungkukkan tubuh.
“Mianhe, aku harus segera pulang. Sudah larut malam.” pamitku. Yeoja itu
kemudian menangguk dan berlalu meninggalkanku.

Selepas kepergian Sica~ssi yang entah pergi kemana, aku pun memutuskan
untuk segera keluar dari dorm tersebut dan pulang ke dorm 2PM-ku. Ah.
Aku yakin hyungdeul dan dongsaeng-ku akan melontarkan banyak pertanyaan
sesampainya aku disana. Itu juga jika mereka sudah pulang ke dorm.

~~~~~~~~~~oOo~~~~~~~~~~

Ah Ra_POV

Tidurku nyenyak sekali malam ini. Setelah kejadian di Restaurant
semalam, senyum diwajahku tidak kunjung lepas. Aku terus mengingat
kembali kejadian semalam yang terasa seperti mimpi itu. Seperti mimpi
indah yang terlalu indah hingga aku takut untuk kembali ke kenyataan.
Takut jika harus kembali menjadi seorang Go Ah Ra yang jarang sekali
memiliki kisah cinta. Oh Tuhan~! Jika memang ini adalah mimpi indah,
maka jangan pernah membangunkanku dari mimpi ini.

Tiba-tiba saja suara dering ponselku terdengar. Aku segera mencari
ponselku. Setelah menemukannya, aku segera menekan tombol dial yang
tertera disana.

“Yoboseyo~” sapaku.

“Jagi, kau sibuk hari ini?” tanya seseorang diseberang sana. Jagi?
Alisku mengkerut ketika menyadari bahwa seseorang yang menghubungiku ini
memanggilku dengan sebutan jagi. Memangnya sejak kapan aku punya
namjachingu?

“Nuguya?” tanyaku akhirnya.

“Ini aku, namjachingu-mu. Kim Sang Bum. Jangan katakan kau sudah melupakan
kejadian semalam.” jawabnya. Aiyoo..! Ternyata yang menghubungiku adalah
namja yang sudah berkeliaran di alam hayalku sejak tadi. Babbo! Mengapa
aku bisa tidak mengenali suara khasnya ini?

“Omona, oppa. Mianhe, semalam aku lupa menyimpan nomor ponselmu.” kataku
menyesal.

“Gwaenchana. Ah, apakah kau ada acaranya siang ini?” tanya Kim Bum~oppa.

Aku berfikir sejenak. Jam sepuluh nanti aku ada pemotretan di studio SM
Entertainment, setelah itu aku tidak akan kegiatan lain sampai pukul
tujuh malam. Ah, Ne… Malam ini ada pemotretan lagi. “Siang ini? Anniyo,
oppa. Tidak ada acara sampai pukul tujuh malam. Waeyo?”

“Araseyo, Aku akan menjemputmu setelah selesai dengan urusan di kantor
SM. Ah iya. Aku ingin mengajakmu menemui seseorang.” jawab Kim Bum~oppa.

“Nuguya? Mantan yeojachingumu kah?” tanyaku. Entahlah, hal itu tiba-tiba
saja terbesit dipikiranku.

“Bukan. Kau lihat saja nanti.” jawabnya lagi yang membuatku semakin
penasaran. Kira-kira siapakah orang yang akan diperkenalkan seorang
namjachingumu di kencan pertama? Tentu saja bukan appa atau eomma. Lalu…
Nugu?

“Ah, Arasseyo.” kataku akhirnya.

Nugu?

~~~~~~~~~~oOo~~~~~~~~~~

Kim Bum_POV

“Ah, Arasseyo.” kata Ah Ra~aa menutup pembicaraan kami di ponsel.

Aku pun menyimpan ponselku itu ke saku celanaku.

“Hyung, simpan ponselmu di kantung ini saja. Member yang lain juga
menyimpannya disini. Jika ponselmu berdering saat rekaman berlangsung,
aku yakin manajer akan mengamuk.” sarah Kyuhyun~aa. Ne, benar sekali,
aku sedang berada di studio rekaman milik SM bersama dengan member Suju
yang lain.

Tanpa basa-basi, Kyuhyun~aa segera mengambil ponselku dan menaruhnya ke
dalam kantung. Aku dapat memastikan ia sedang tidak membohongiku karena
aku melihat member yang lain juga menyimpan ponsel mereka disana. Hmmm…
Aku harus lebih berhati-hati jika sudah memutuskan untuk kembali ke
Super Junior. Karena dimana ada BBF, disana pasti ada
Kyuhyun~aa. Si Evil Magnae.

“Oppa, tadi kau menelpon siapa?” tanya So Eun~aa. Aisshh… Aku lupa
memberitahu kalian, aku tidak tinggal di dorm Suju seperti member lain,
aku tinggal di apartemen lain. Dan di apartemen itu, aku tinggal bersama
dengan So Eun~aa. Sebenarnya aku tidak tega membiarkan So Eun~aa tinggal
bersama dengan Appa dan Eomma di Los Angeles.

“Ah Ra~aa. Ia adalah yeojachingu-ku yang tadi aku ceritakan padamu.”
jawabku.

“Apa oppa masih belum bisa melupakan Yoona~aa?” tanya So Eun~aa lagi.
Apa maksud yeodongsaeng-ku ini? Bukankah jika aku sudah memiliki yeoja
lain, orang lain pasti akan mengira aku sudah melupakan Yoona~aa, tapi
mengapa So Eun~aa malah memiliki pendapat yang berbeda?

“Maksudmu?” tanyaku heran.

So Eun~aa tersenyum. “Aku ini sudah mengenali sifatmu sejak dulu, oppa.
Dan aku tau kau ini tidak bisa memanggil seseorang yang kau cintai
dengan sebutan Jagi, itu karena kau terlalu malu. Tapi, kau memanggil Ah
Ra~ssi dengan sebutan Jagi, itu artinya kau belum mencintainya seperti
kau mencintai Yoona~aa. Benar?” jelas So Eun~aa.

Aku tersenyum kecil. “Aku ingin ke toilet sebentar.” ucapku untuk
mengalihkan pembicaraan. So Eun~aa benar. Ia memang selalu benar. Aku
belum bisa melupakan Yoona~aa. Entah sampai kapan aku tidak bisa
melupakannya.

Andai saja aku bisa kembali ke masa saat aku masih menjadi
namjachingu-nya. Aku pasti akan memberanikan diri untuk memanggilnya
dengan sebutan Jagi. Agar ia tidak memutuskan hubungan kami. Agar ia
tidak bosan berada disampingku. Tapi, semua ini sudah terjadi. Im Yoon
Ah sudah bukan milik Kim Sang Bum lagi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar