My Kim Sang Bum

My Forever Love

Powered By Blogger

Blogger news

Blogger templates

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Dhea love Kim Bum always and forever

Devil Beside Me Part 1


“Untuk nama yang kusebutkan tadi, mohon untuk tinggal dikelas”ujar seongsaengnim.
“Ah…berarti aku juga”ujar Dhea lesu.
Sooyoung menepuk-nepuk pundaknya.
“Sooyoung-ah, tungguin aku. Jebal”pinta Dhea.
“Aishh….kau ini”ujar Sooyoung berfikir sejenak, “Geure…aku akan menunggumu, tapi bagaimana kalau bosan?”
“Kau kan bisa sambil bermain basket”ujar Dhea semangat.
“Ah…baiklah. kalau sudah selsai cepat-cepat keluar. Aku tidak ingin menunggu lama”ujar Sooyoung sambil melangkah keluar kelas. “Sooyoung-ah…gomawoyo”ujar Dhea sambil sedikit berteriak.

Sooyoung hanya melambaikan tangannya. Sooyoung melangkah gontai kearah lapangan basket. Saat dikridor sekolah, Sooyoung yang bertemu dengan Minho menjadi semangat.

“Minho-ya”panggil Sooyoung.
Minho memutar badannya kearah belakang, “Ouhh..Noona. ada apa?”
“Temani aku bermain basket. Aku sedang menunggu Dhea”ujar Sooyoung dengan penuh semangat.
“Noona…”ujar Minho sambil menghentakan kakinya dan menunjukan puppy eyesnya.
“Wae?”tanya Sooyoung. “Ya…Noona aku sudah janji”ujar Minho.
“Ah…araseo. Sudah sana kau temui saja yeojachingumu itu”ujar Sooyoung sambil mengambil bola basket dari tangan Minho. “Aigooo…gomawo noona. Mianhae”ujar Minho lalu berlalri kecil meninggalkan Sooyoung. Belum jauh dari tempat Sooyoung berdiri, Minho membalikan badanya dan tangannya membentuk Love diatas kepala, “Saranghaeyo Noona”.
“Aishh…anak ini merepotkan saja”gerutu Sooyoung sambil melangkah menuju lapangan basket.

Sesampainya di lapangan basket, Sooyoung meletakan tasnya dipinggir lapangan. Sooyoung mulai mendrible bolanya melakukan shootning beberapa kali kedalam ring. Kurang lebih setengah jam Sooyoung bermain, tapi Dhea tak kunjung datang. Sooyoung melihat kearah pohon besar yang berada tak jauh dari lapangan, Ia melihat ada sesosok namja yang sedang berdiri sambil membaca buku. Sooyoung yang tak begitu peduli kembali fokus dengan drible-lannya itu. Sooyoung menoleh lagi kearah pohon itu dan namja itu tak ada lagi disana, Sooyoung mengucek-ngucek matanya. Hasil tetap sama tak ada siapapun disina, Sooyooung menjadi sedikit parno.

Namaja itu ternyata ada dibalik pohon. Memasukan bukunya kedalam tas dan mengambil PSPnya. Sooyoung berlari dan mencoba untuk memasukan bola kedalam ring, bola itu melesat dari ring dan praakkk. Sooyoug yang mendengar suara itu mengerutkan keningnya, itu bukan suara pantulan bola lalu suara apa itu. Sooyoung membalikan badannya dan….
‘Orang itu, sejak kapan ia ada disitu. Bukankah tadi dia sudah pergi? Kenapa ia sudah berada ditempat ini?ahhh apa ini… ini bukan sebuah lelucon kan?’batin Sooyoung.

Namja itu mendengus kesal, ia melihat kearah PSPnya yang terjatuh diatas lapangan. Namja itu segera melihat kearah Sooyoung,
“YA…cepat kau ambilkan PSPku ini!”perintah namja itu pada Sooyoung.
“Shireo…itu sangat dekat denganmu, kenapa tidak kau saja yang mengambilnya?”tanya Sooyoung.
“YA….kau yang membuatnya terjatuh. Cepat ambilkan! Ppalli!”teriak namja itu.
Sooyoung mendekat diri kearah namja itu dan menundukan sebagian tubuhnya. Namja itu menyunggikan sedikit bibirnya. “Bagus kau mau mengambilnya”gumam namja itu pelan. Tangan Sooyoung hampir menyentuh PSPnya dan mengurungkan niatnya dan menegakkan kembali tubuhnya.
“Shireo…”ujar Sooyoung sambil memeletkan lidahnya tepat didepan namja itu.

Deg! Wajah namja itu berubah menjadi merah seperti kepiting rebus.

Sooyoung segera mengambil bola yang berada disamping kaki namja itu dan segera berlari menjauh untuk mengihindari namja itu. Namja itu yang melihat Sooyoung berlari mencoba untuk mengejarnya. Baru beberapa meter ia mengejarnya Namja itu kelelahan dan tak sanggup untuk mengejar Sooyoung lagi.

“Begini nih, kalau aku tidak suka olahraga. Lari untuk mengejar yeoja itu saja sudah tak kuat lagi”gerutu namja itu.
Sooyoung berhenti berlari dan mengumpat di belakang batang tubuh pohon.

Sooyoung mengintip untuk melihat namja itu. Tapi…Sooyoung menggeleng-gelengkan kepalanya, mengucek-ngucek matanya, dan menampar pelan kedua pipinya. Namja itu sudah tidak berada ditempat itu lagi.

“Tidak mungkin”ujar Sooyoung pelan. Sooyoung segera meninggalkan lapangan basket dan mencari tempat lain untuk menunggu Dhea. Belum jauh Sooyoung pergi dari tempat itu Dhea sudah kembali dan menghampiri Sooyoung.

“Yoongie-ah….menyebalkan sekali songsaengnim itu. Membuat jam pulangku terhambat. Ah..gomawo karena kau telah menungguku”ujar Dhea yang dicuekkin oleh Sooyoung.

Sooyoung masih sedikit shock. Dhea yang memerhatikan wajah Sooyoung, dan melambaikan tangannya didepan wajah Sooyoung. Sooyoung mengerjap-ngerjapkan matanya.

“Sooyoung-ah gwenchana?”tanya Dhea.

“Ah..nae…gwenchana. Ayo kita pulang”ujar Sooyoung sambil menarik tangan Dhea.

***

Keesokan harinya, Sooyoung datang sangat pagi, hanya ada dia seorang. Sooyoung melengkupkan sebagian tubuhnya di atas meja. Seorang namja berjalan dikoridor didepan kelas Sooyoung.

“Mana mungkin yeoja seperti itu pagi-pagi begini sudah tiba”gumamnya pelan, sambil melihat kearah dalam kelas Sooyoung. Ketika melihat Sooyoung yang sedang tidur-tiduran dimejanya, ia mengembangkan senyumnya.

Sooyoung yang sedang tidur-tiduran melihat namja yang dilapang kemarin, ia yang tak percaya segera mengucek-ngucek matanya, dan Sooyoung kembali melihat kearah jendela itu dan ternyata namja itu sudah tidak ada.

“Ah…mungkin karena semalam aku kurang tidur, jadinya melihat sesuatu yang tak layak dilihat”ujar Sooyoung yang kembali tidur-tiduran diatas mejanya.

Tepat pukul 07.30 , Sooyoung melihat kearah pintu kelas mencari sosok Dhea yang tak kujung datang.

“Aiishhh….. bagaimana ini pasti aku terlambat”gerutu Dhea sambil berlari kearah pintu gerbang sekolahnya.

Dhea memandangi pagar tinggi yang telah tertutup rapat, ia memegang batang besi yang kecil. Hingga ada seseorang berdiri disampingnya. Dhea melihat seseorang ini dari bawah sampai atas. Dhea yang terperanga dengan sosok orang yang berdiri disampingnya tak percaya. Dhea menelan ludahnya, hingga salah seorang songsaengnim memanggil mereka berdua.

“YA..kalian berdua cepat masuk dan ikuti aku”ujar Songsaengnim.

Mereka bertiga tiba dilapangan utama sekolah. Donghae dan Dhea saling melihat satu sama lain.

“Mianhae songsaengnim”ujar Dhea dan Donghae berbarengan.

Tiba-tiba mereka langsung terdiam, Donghae langsung memegang lehernya dan mendesah gugup sedangkan Dhea memalingkan wajahnya.

“Sebagai hukumannya kalian lari keliling kelapangan ini sebanyak 5 kali”ujar Songsaengnim.

“Nae??”ujar Dhea dan Donghae kaget secara bebarengan lagi.

Mau tidak mau Dhea dan Donghae menjalankan hukuman mereka. Mereka berlari mengelilingi lapangan. Donghae berlari didepan Dhea, Dhea yang baru berlalri beberapa meter saja sudah kecapean. Dhea yang melihat Donghae heran, ia berfikir kalau ia seperti pernah melihat sosok yang berlari didepannya.Donghae memperlambat larinya agar dapat sejajar dengan Dhea.

“Ini kedua kalinya kita seperti ini”ujar Donghae pada Dhea.

“Nae??”respon Dhea bingung dengan perkataan Donghae.

“Ah…sepertinya kau lupa, sudahlah lupakan. Jika kau ingin mengingatnya akan kubantu”ujar Donghae lagi sambil berlari mendahului Dhea.

Dhea memiringkan sedikit kepalanya, masih bingung dengan apa yang Donghae katakan.

Setelah selesai dari hukuman mereka Dhea dan Donghae masuk kekelas masing-masing. Donghae melirik Dhea yang masuk kekelasnya terlebih dahulu, lalu Donghae masuk kekelas didepannya.

Donghae yang baru saja masuk kekelas tersenyum sendiri sambil duduk disamping Kimbum. Kimbum yang melihat tingkah sahabatnya itu heran. Donghae masih tetap tersenyum hingga Kimbum menegurnya.

“YA…kau salah makan tadi pagi?”tanya Kimbum pelan disela-sela pelajaran.

Donghae hanya menggeleng. “Ah…sepertinya kisah cintaku akan dimulai dalam waktu dekat ini”ujar Donghae sambil menaruh kepalanya diatas mejanya.Kimbum hanya melihat Donghae dengan wajah heran.

Jam istirahat tiba, semua murid bersebaran diarea sekolah. Sooyoung dan Dhea berjalan dikordor sekolah menuju kantin. Dalam perjalanan tiba-tiba Sooyoung menghentikan langkahnya dan mengucek-ngucek matanya. Ia melihat sesosok namja yang ia lihat dilapangan basket sore kemarin. Namja itu menaiki tangga, Sooyoung yang penasaran menghampiri tangga itu. Sooyoung terpaku pada tangga itu, Dhea yang melihat gelagat aneh dari Sooyoung heran.

Sooyoung mengucek-ngucek matanya lagi, ia melihat kearah kolong tangga dan mendongak kelantai atas agar dapat menemukan namja itu namu tak ada hasil namja itu tidak ada disana. Sooyoung semakin parno dengan kejadian-kejadian yang dilihatnya itu. Ia memundurkan sedikit langkahnya sehingga menginjak kaki Dhea. Dhea menjerit kesakitan, Sooyoung langsung membalikan badanya.

“Huwa…mianata Dhea-ah aku tidak melihatmu”ujar Sooyoung sambil mengusap-ngusap tangannya ala sorry sorry.

“Tentu saja kau tidak akan melihatku. Kau ini kenapa? Apa yang kau cari?”tanya Dhea sambil memegang kakinya.

Sooyoung tak tau harus menjawab apa dengan Dhea, ia belum bisa menceritakannya dengan Dhea, “Ah…aniyo..aku tidak mencari apa-apa. Sudah ayo kita ke kantin”.

Sooyoung membatu Dhea berjalan, karena kakinya masih terasa nyeri. Sooyoung memesan, ddobokki. Sooyoung menundukan kepalanya agar dapat mencium aroma ddobokkinya itu, saat ia mendongakan kepalanya lagi-lagi ia melihat namja itu lagi. Sooyoung mencoba untuk tidak mengucek-ngucek matanya, namun Dhea membuyarkan itu semua dengan pertanyaan-pertanyaan. Sooyoung yang melihat kearah Dhea sebentar lalu kembali melihat namja itu, tapi namja itu sudah tidak ada ditempat itu lagi.

Sooyoung mengacak-ngacaka rambutnya, “Arrrgggghhhh….aku bisa gila kalau seperti ini terus!!!”

Dhea melirik seisi kantin yang tengah memandangi Sooyoung, Dhea hanya tersenyum .

“YA…kau kenapa? Kau tau semua orang melihatmu sekarang”ujar Dhea sambil menepuk pelan tangan Sooyoung.

“Mollaso Dhea-ah…”ujar Sooyoung lemas,“Ah…sudahlah kau habiskan ini, aku mau keperpustakaan saja”.

“Mwo??”ujar Dhea yang mulutnya masih dipenuhi ddobokki.

##diperpustakaan…

Sooyoung mengambil salah satu buku yang ada rak dan duduk disana. Bukan baca buku yang diambilnya Sooyoung malah memainkan handphonenya yang tertutupi oleh buku. Kimbum berjalan diantara rak-rak buku untuk menemukan buku matematika yang dicarinya.

Kimbum mencari-cari buku itu dirak tepat Sooyoung duduk disebelahnya untuk menyandarkan badanya. Karea buku itu tidak ada, Kimbum beralih kerak selanjutnya yaitu rak yang ada didepan Sooyoung. Kimbum mendapatkan buku itu, Kimbum membuat sedikit celah diantara buku-buku tebal. Ia yang tak dapat melihat Sooyoung dengan jelas menyipitkan matanya agar dapat melihat wajah Sooyoung dengan jelas.

Sooyoung merasa kalau dirinya diperhatikan, melihat kearah rak yang berada didepannya. Ia melihat sesosok namja yang terus membayangi dirinya akhir-akhir ini. Sooyoung melihat dengan mata terbelalak dan bergumam pelan
“Andewe…andwe…cepatlah kau pergi dari hadapanku”gumamnya sambil memejamkan matanya dan mengibas-ngibaskan tangannya seperti mengusir.

Kimbum yang memerhatikan tingkah Sooyoung itu, mengernyitkan dahinya. Lalu ia pergi dari tempat itu menuju kasir peminjaman buku. Sooyoung membuka matanya perlahan-lahan, ia melihat kearah depanya. Namja itu sudah tidak ada lagi, Sooyoung mengelus-ngelus dadanya dengan penuh rasa lega.

“Ahh..akhirnya dia pergi juga. Tatapannya seperti ingin membunuhku!”gumam Sooyoung sambil meninggalkan perpustakaan sambil berlari kecil, agar namja itu tak dapat menemukannya lagi.

Brukkk….Sooyoung menabrak seseorang tak jauh dari pintu perpustakaan.

“Ah…mianhae..mianhae..mianhae…”ujar Sooyoung sambil merapihkan bajunya kembali.

Kimbum yang melihat bahwa Sooyoung-lah yang menabraknya sedikit tersenyum. Sooyoung melihat wajah orang yang baru saja ia tabrak. Lagi-lagi Sooyoung shock dengan wajah orang yang ditabraknya itu. Sooyoung memasang wajah takut, sehingga membuat Kimbum heran.

“YA…kau lagi! Kau ini sebenarnya ceroboh atau apa sih? Kau punya mata tidak?”seru Kimbum pada Sooyoung.Sooyoung semakin ketakutan karena ekspresi Kimbum.

“Aku mohon jangan ganggu aku lagi, kembalilah keduniamu”ujar Sooyoung sambil menjauh dari Kimbum,
“Mianhae….mianhae…mianhae….”ujar Sooyoung kembali sambil menutup kedua tangannya rapat seakan-akan sedang berdoa dikuil.

Setelah sudah cukup jauh dari Kimbum, Sooyoung langsung berlari dengan cepat.

==================

Waktu pulang sekolah….

“Sooyoung-ah…kau pulang bisa pulang sendiri kan?”tanya Dhea.

“Kau fikir aku ini anak kecil apa”ujar Sooyoung dengan nada sedikit kesal.

“YA…janganah marah padaku, ini juga bukan mauku”ujar Dhea.

“Aku tidak marah. Sudah aku ingin segera sampai dirumah. Hati-hatilah dijalan”ujar Sooyoung.

“Em…kau juga”ujar Dhea sambil melambaikan tangannya pada Sooyoung.

Saat di bus Sooyoung duduk di kursi dekat jendela, ia terus memandang kearah luar dengan tangan yang ditempelkan didagu. Tak lama ia duduk ada seseorang yang duduk disampingnya. Sooyoung yang bosan menoleh kearah kiri dan melihat orang yang duduk disampingnya itu.

Sooyoung membuka mulutnya lebar-lebar, terperanga melihat sesosok yang duduk disampingnya itu. Sooyoung melihat orang itu dari atas hingga bawah untuk memastikan orang itu menginjak tanah atau tidak. Kimbum yang merasa dilihat menjadi sedikit risih.

“YA…kenapa kau melihatku seperti itu?”tanya orang sambil tetap memainkan PSPnya.

Sooyoung menelan ludahnya, “Kenapa kau terus menggangguku?”

“Mwo?? Mengganggu? Aku mengganggumu? Sejak kapan? Bukankah kau yang selalu membuatku sial terus?”tanya orang itu bertubi-tubi.

“Nae??”respon Sooyoung datar, “Mau apa kau berada disini?”

“Yah, mau pulanglah. Buat apa aku naik bus”ujar namja itu sambil melepaskan headsetnya.

“Ke surga?”tanya Sooyoung polos.

Namja itu mengerenyitkan dahinya, “Su…surga? maksudmu?”

“Rumahmu. Rumahmu disurgakan?”tanya Sooyoung polos lagi.

“YA…memangnya aku sudah mati apa? Kau tidak melihat kaki masih menyentuh bumi”jawab namja itu kesal.

“Ne”ujar Sooyoung.

“Hah”dengus namja itu kesal, “Kau tidak mengenal aku?” Sooyoung menggeleng. “YA…kita ini satu sekolah, masa kau tidak mengenalku sama sekali? Aku ini populer disekolah, bahkan aku diberi julukan Charismatic Prince? Kau tidak mengenalku?”tanya Kimbum

“Mwo? Charismatic Prince? Aku tidak pernah mendengarnya. Malah aku menganggapmu itu HANTU”ujar Sooyoung yang memberikan penekan pada kata Hantu.

“Dasar yeoja babo. Hah babo babo babo babo baboya”ujar namja itu dengan nada mengejek.

“YA…jangan mengataiku babo, orangtuaku tidak pernah mengataiku babo”ujar Sooyoung kesal.

“Oh…baguslah kalau begitu, mulai sekarang aku akan memanggilmu yeoja babo”seru namja itu sambil beranjak dari duduknya dan segera turun.

“Dasar deviiiiiiiiiiilllllllllllll!!!!wwweekkkkk”seru Sooyoung sambil memeletkan lidahnya.

Kimbum yang mendengarnya hanya tersenyum kecil.

======================

“Huh…kenapa Kyung Ah selalu membuatku susah setiap hari sih? Harusnya dia bisa beli ini sendiri”gerutu Dhe sambil membawa 2 tas plastik yang berisikan bahan-bahan makanan.

Donghae yang mengikuti Dhea dari sekolah, hanya tersenyum mendengar gerutuan Dhea.

“Ahh…kenapa jalan ini selalu sepi dijam ini”gerutu Dhea lagi yang membuat Donghae menahan tawanya.

Tiba-tiba ada dua orang namja, yang mengikuti Dhea dari belakanganya. Donghae yang melihat itu menjadi curiga. Dhea yang merasa ada yang mengikuti dirinya mempercepat langkahnya. Dhea mulai berlalri kecil, Donghae-pun mulai mengayuh sepedanya kembali. Selagi Dhea berlari, ia terjatuh dan mulai terpojok dengan kedua namja berandal itu. Dhea memegangi kakinya yang sakit. Dua namja berandal itu mendekati Dhea, Dhea ketakutan ia tak bisa berbuat apa-apa dan meminta bantuan pada siapapun. Airmatanya mulai membasahi wajahnya.

Dhea sedikit berontak, dari cengkraman tangan salah satu namja berandal itu. Donghae yang geram melihatnya, langsung membating sepeda dan langsung melayangkan tinjunya. Donghae yang memang didasari bela dari yang cukup, menghantam dua berandal itu tanpa mengizinkan kedua berandal itu melukai wajahnya yang tampan itu.

Taklama setelah itu, kedua berandal itu lenyap dari hadapan Donghae. Donghae menghampiri Dhea dan menghapus airmatanya. Donghae membantu Dhea berdiri, dan membawanya ke klinik terdekat untuk mengobati kaki Dhea yang sepertinya terkilir.

“Namamu siapa?”tanya Dhea yang sambil menahan sakit akibat sentuhan tangan dokter pada kakinya yang terkilir.

“Lee Donghae”ujar Donghae.

“Ah…aku Choi Je Won panggil saja Dhea. Jeongmal gomawo telah membantuku”ujar Dhea.

“Arayo. Gwenchana”ujar Donghae dingin.

“Kau tau namaku?”tanya Dhea.

“Ne…dulu kita pernah sekelas. Mungkin kau tidak mengingatnya”jawab Donghae sambil tersenyum kearah Dhea.

Dhea hanya menggembungkan kedua pipinya.

Setelah kaki Dhea diperban, Donghae membantu Dhea turun dari ranjang pemeriksaan. Dhea yang beridirinya belum seimbang hampir terjatuh, dan Donghae langsung segera memegang tubuh Dhea.

Deg! Dhea melihat wajah Donghae, jantung Dhea berdebar cepat. Dhea segera mengembalikan dirinya berdiri kembali. Donghae membantu Dhea berjalan.

“Naiklah”ujar Donghae sambil duduk disepedanya.

“Ah…tidak usah, aku bisa pulang sendiri”tolak Dhea.

“Sudah ayo cepat naik, aku antar kau sampai rumahmu”ujar Donghae lagi.

“Ah…baiklah. Gomawo”ujar Dhea yang akhirnya memijakan kakinya di batangan sepeda Donghae.

Dhea memegang pundak Donghae. Donghae mulai mengayuh pedal sepedanya, Dhea yang tak betul-betul pegangan Donghae, hampir terjatuh.

“Pegang pinggaku saja, jika kau tidak ingin jatuh”ujar Donghae.

Dhea berfikir sejenak untuk mengikuti apa kata Donghae. Dengan ragu Dhea mulai memegang pinggang Donghae, senyum mengembang dibibir Dhea. Donghae yang merasa ada tangan dipingganya melihatnya sejenak dan kembali fokus kejalan sambil tersenyum sumringah.

Jantung keduanya tak henti berdetak cepat. Dhea menikmati semilir angin yang seakan-akan membawanya pergi terbang keawan. Desiran darang yang mengalir ditubuhnya terasa begitu jelas. Tak terasa, mereka sudah sampai didepan rumah Dhea. Donghae menekan rem, agar sepedany berhenti tepat didepan rumah Dhea.

Dengan heran Dhea, turun dari sepeda Donghae. Dhea memandangi wajah Donghae dengan penuh tanya.

“Dari mana kau tau rumahku?”tanya Dhea.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar