My Kim Sang Bum

My Forever Love

Powered By Blogger

Blogger news

Blogger templates

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Dhea love Kim Bum always and forever

Devil Beside Me Part 5

-KimYoung Scene-

“Apa kau tidak lupa, coba kau ingat-ingat lagi”ujar Kimbum khawatir.

“Aku tidak lupa. Ini memang benar tempatnya. Sudah kau hanya perlu
mengikutiku saja”

Kimbum menelan ludahya, tak percaya dengan tempat yang didatanginya.
Kimbum memasang wajah cemas dan takut. Kimbum melihat sekelilingnya,
sepi tak begitu ramai.

/‘Youngie-ah. Kenapa kau memilih tempat seperti ini?’batin Kimbum./

Kimbum tak berbicara apapun, ia hanya heran mengapa Sooyoung memilih
tempat seperti ini. Kim hanya mengikuti langkah kaki Sooyoung yang
bergerak cepat. Sooyoung berhenti disalah satu makam, dan kimbum
berdiri dibelakangnya.

“Ya..cobalah kau lihat itu”ujar Sooyoung yang diikuti mata Kimbum.

Kimbum membelalakan matanya, ketika melihat nama yang tertera pada
nisan terebut. Kim melihat kearah Sooyoung tajam.

“Andwe, andwe,,,ini tidak mungkin. Aku belum mati..pasti kau salah. Ini
pasti tidak ada yang salah”sangkal Kim.

“Ya..sudahlah kau mengaku saja. Ini makam mu kan??”cetus Sooyoung.

Kimbum tak menggubris pertanyaan Sooyoung dan beranjak mendekati makam
itu. Kim mulai membersihkan nama dinisan itu. Ternyata ada salah satu
huruf yang tertupi oleh tanah. Kimbum menyunggingkan senyum evilnya.
Kimbum berdiri disamping Sooyoung yang terlihat shock.

‘Im Sang Bum?’batin Sooyoung, Sooyoung menggeleng-gelengkan kepalanya.
Dan langsung berlari meninggalkan Kimbum. Kimbum mengejar Sooyoung,
namun Kim tidak dapat mengejar Sooyoung.

Kimbum mencari Sooyoung sekitar pemakaman, jalan-jalan sekitar
pemakaman. Namun hasilnya nihil, Sooyoung tak ada dimana-mana. Awan
terlihat sudah gelap, rintik-rintik hujan mulai turun. Kimbum tak
segera mundur, ia tetap mencari Sooyoung hingga hari mulai gelap.

Sekitar pukul 21.00 Kimbum belum pulang. Kimbum berkali-kali mencoba
telepon Sooyoung, namun ponsel Sooyoung tidak aktif. Kimbum menggeram
kesal, ia pun menyerah untuk mencari Sooyoung dan kembali kerumah.

##

Sooyoung memasuki kamarnya dengan menahan tangisnya, untunglah semua
orang dirumahnya sedang tidak ada. Sooyoung melempar tubuhnya keatas
ranjang. Sooyoung menangis sejadi-jadinya. Ia malu dengan kejadian tadi,
ia tidak bisa membayangkan bagaimana wajahnya tadi didepan Kimbum.
Hujan masih deras mengguyur wilayah seoul.

Beberapa jam kemudian, Sooyoung mengecek handphonenya, terdapat 25
Misscall dan 20 pesan yang berisi sama. Sooyoung membiarkan begitu saja,
ia kemudian menarik selimutnya untuk tidur.

***

Sooyoung memasuki kelasnya dengan wajah murung, bahkan ia
celingak-celinguk sesekali agar tidak bertemu Kimbum. Dhea melihat
gerak-gerik Sooyoung dengan tatapan aneh.

“Ya…kau kenapa?”tanya Dhea.

Sooyoung menatap Dhea dengan tatapan sedih, “Dheaaaaaa”rengek Sooyoung.

“Wae?”

“Aku malu….”ujar Sooyoung lirih.

“Mwo?? Malu? Kenapa?”

Sooyoung mulai menceritakan kejadian yang kemarin menimpanya. Dhea yang
mendengar ceritanya hanya tertawa terbahak-bahak.

“Hahahahhahahaha”

“Ya…kenapa kau tertawa?”tanya Sooyoung kesal.

“Ani…aku hanya lucu saja melihat ekpresi-mu itu”jawab Dhea sambil
menahan tawanya.

Sooyoung mengerucutkan bibirnya dan menaruh dagunya diatas meja,
“Ahh…aku sangat malu untuk menampakan wajahku didepannya. Aku tidak mau
bertemu dengannya!!!!!!!!”

Dhea yang melihat Sooyoung hanya tertawa. Jam istirahat mereka duduk
dimeja bawah pohon. Wajah Sooyoung masih terlihat suram. Hening, Dhea
tak berani angkat bicara dengannya. Tiba-tiba seseorang data memecahkan
keheningan.

“Bolehkah aku duduk disini?”tanyanya.

Dhea mendongakan kepalanya, melihat orang itu Dhea hanya tersenyum
tipis. Sooyoung juga melihat kearahnya, ia terkejun mendapatkan orang
itu adalah Donghae! Sooyoung melihat kearah belakang maupn samping
kanan-kiri Donghae.

‘Tunggu, dimana orang itu? Kenapa ia tidak ada? Bukankah mereka selalu
bersama-sama, seperti amplop dan perangko’batin Sooyoung.

Donghae yang sedari sadar Sooyoung mencari seseorang, “Kau mencari siapa
sooyoung-ssi?”

Pertanyaan Donghae membuat Sooyoung gelagapan, yoona melirik Sooyoung aneh.

“Anio…aku tidak mencari siapa-siapa”cetus Sooyoung memalingkan wajahnya.

Dhea hanya tersenyum melihat sahabatnya itu.

“Dia tidak masuk”ujar Donghae sambil meminum Coffee late-nya.

“Lalu? Kenapa kau memberitahuku?”tanya Sooyoung.

“Bukankah kau mecarinya?”

“Ani, aku tidak mencarinya”cetus Sooyoung.

“Jinja?”ujar Donghae dengan nada menggoda, “Ini” Donghae memberikan
selembar kertas pada Sooyoung yang berisika alamat rumah Kimbum.

“Apa ini?”

“Alamat rumahnya. Tadi aku ingin mengantarmu, tapi….aku punya urusan lain”

“Siapa juga yang mau menjenguknya. Memangnya dia sakit karenaku apa?
Tidak kan?”

“Tentu saja. Dia sakit karenamu. Dia mencarimu hingga larut malam, tanpa
mempedulikan keadaan hujan saat itu”jelas Donghae.

Sooyoung tak membalas perkataan Donghae, ia hanya terdiam dan memasukan
makanan kedalam mulutnya.

“Dhea, kau bisa temani aku sepulang sekolah nanti?”tanya Donghae.

“Nae??”

“Ada satu tempat yang ingin ku kunjungi. Kuharap kau bisa temani aku,
kalau tidak juga tidak apa-apa”ujar Donghae.

Dhea memutar bola matanya dan mengangguk pelan. Donghae tersenyum saat
yoona setuju dengan ajakkannya itu.

***

Sooyoung melihat kertas yang diberi Donghae tadi, ada perasaan khawatir
yang timbul dalam benaknya. Sooyoung mampir kesalah satu toko kue, dan
membelinya. Kemudian ia menyusuri jalan yang tetera pada alamat
tersebut. Tiba didepan alamat itu, Sooyoung membuka mulutnnya lebar-lebar.

Ia tak percaya dengan rumah yang ada dihadapannya itu, ia mulai
memberanikan diri menekan bel. Ada suara yang terdengar dari speaker
bell, lalu pintu gerbang terbuka Sooyoung memasuki halaman rumah dengan
canggung. Halaman luas terhampar didepan matanya, matanya dimanjakan
oleh pemandangan hijau nan indah.

Didepan terdapat sebuah bangunan yang terlihat mewah dan megah, Sooyoung
menapaki kakinya didalam rumah itu, sedikit memutar-mutar badanya
melihat seisi rumah. Lalu sang pelayang mengantarkan Sooyoung kedepan
kamar Kimbum.

“Tuan muda, teman ada sudah disini”ujar sang pelayan pada orang didalam
kamar itu.

“Biarkan dia masuk”balas seseorang dari dalam kamar.

Pelayan membukan pintu kamar dan mempersilahkan Sooyoung masuk. Sooyoung
melihat seisi kamar Kimbum didesaign modern klasik. Ruangannya memang
bernuansakan eropa, Sooyoung dapat merasakan auar yang terpancar dari
kamar itu. Keangkuhan Kimbum seakan-akan ada didalam kamar itu.

“Bisakah aku bersikap layaknya orang normal”, terdengar suara yang
memecahkan kekaguman Sooyoung pada kamar itu. Sooyoung melihat orang itu
lalu tertunduk malu.

“Ada apa kau datang kesini? Darimana kau tahu rumahku?”tanya Kimbum.

“Aku disuruh Donghae datng kesini, dan memberikan ini untukmu
darinya”jawab Sooyoung bohong.

“Benarkah?”goda Kimbum.

“Tentu saja, buat apa aku berbohong padamu”

“Kemarilah”ujar Kimbum menepuk-nepuk pinggir ranjangnya.

Sooyoung berjalan agak ragu untuk menghampiri Kimbum.

“Apa kau benar-benar sakit?”tanay Sooyoung saat sudah duduk disamping
Kimbum.

“YA…coba kau rasakan ini”ujar Kimbum sambil mengambil tangan Sooyoung
dan menaruhnnya dikeningnya.

Sooyoung merasakan suhu panas yang menjalar ditubuh Kimbum, ia-pun
segera melepaskan tangannya dari kening Kimbum. Kimbum hanya tersenyum
manis.

“Kau mengkhawatirkanku?”tanya Kimbum dengan nada menggoda sambil
menyenggol bahu Sooyoung.

“Mwo? Aku merindukanmu? Andwe! Itu sangat tidak  mungkin!”

“Mungkin saja, kau dan aku mempunyai Hubungan. Coba kau buka itu dan
suapin aku”pinta Kimbum pada Sooyoung.

Sooyoung membuka itu, dan memberikannya langsung pada Kimbum.

“Kan aku memintamu untuk suapi aku”ujar Kimbum lagi.

“Shiroe! Kau kan bisa makan sendiri”

“Aku ini sedang sakit. Ppalliwa”

Mau tidak mau Sooyoung mensuapi potongan demi potong kue kedalam mulut
Kimbum.

“Coba kau makan, ini sangat lezat”ujar Kim bali menyuapi Sooyoung.

/Deg!/

‘Apa ini? Kenapa aku seperti ini? Andwe, andwe…aku tidak boleh suka
ataupun jatuh cinta padanya’batin Sooyoung.

Selesai makan kue, Kimbum mengajak Sooyoung berjalan-jalan ditaman
rumahnya.  Sooyoung melihat ada ayunan ditaman, Sooyoung langsung
menghampiri ayunan itu.

“Huwaaa…sudah lama aku tidak bermain ini”ujar Sooyoung sambil berlalri
menghampiri ayunan diikuti langkah kaki Kimbum dari arah belakang.

Sooyoung dan Kimbum duduk berdampingan. Sooyoung berayun-ayun pelan,
tiba-tiba Kimbum menghentikan ayunannya itu. Sooyoung menoleh kearah
Kimbum yang masih memandang lurus kedepan.

“Wae?”tanya Sooyoung.

Kimbum menolehkan kepalanya sejajar dengan wajah Sooyoung yang membuat
jantung Sooyoung berdetak cepat.

‘Mwo? Ada apa ini? Kenapa semakin cepat. Kumohon berhentilah, aku tak
ingin dia mendengarnya’batin Sooyoung panik.

‘Kenapa dia diam seperti itu, tak seperti biasanya. Aku tidak menyangka
kalau dekat seperti ini membuat wajahnya terlihat semakin cantik.
Sepertinya ada yang merasuki tubuhku, aku ingin mendekatkan lagi wajahku
ini padanya. Tapi kalau itu kulakukan pasti dia akan marah-marah padaku
dan tidak mau berbicara lagi denganku’batin Kyuhyun, “Ya Kau kenapa?
Kenapa wajahmu seperti itu”

Sooyoung yang tersadar langsung memaligkan wajahnya, “Ani…tidak papa. Ku
kira kau akan….”

“Menciummu?”selak Kimbum.

Wajah Sooyoung bersemu merah saat Kim melontarkan pertanyaan itu.

“Mwo??? Hah, aku tidak menginginkan itu darimu! Tak rela aku, jika aku
harus menyerahkan bibir ini untukmu! Lebih baik, ku jaga sampai aku
bertemu dengan suamiku nanti”ujar Sooyoung yang membuat Kimbum tertawa,
“Sudahlah sebaiknya aku pulang, lagian kau sudah tidak papa”.

“Kau tidak boleh pulang, temani aku istirahat dikamar. Kondisiku belum
terlalu baik”ujar Kim sambil menarik tangan Sooyoung menuju kamarnya.

Kimbum merebahkan tubuhnya diranjang, sementara Sooyoung duduk
dipinggirnya. Kimbum masih menggenggam tangan Sooyoung seakan enggan
melepaskannya.

“Kau harus menemaniku tidur hingga aku terlelap pulas”perintah Kimbum
pada Sooyoung.

“Mwo?? Shiroe. Aku ingin pulang”

“Andwe! Kau tidak boleh sebelum aku terlelap!”bentak Kim yang membuat
Sooyoung sedikit takut.

Sooyoung menemani Kimbum tidur hingga terlelap, genggamannya mulai
terasa renggang. Sooyoung melepaskan genggaman itu perlahan dan mulai
beranjak berdiri. Namun Kimbum memperkuat genggamanya lagi yang membuat
Sooyoung tak jadi beranjak pergi.

2 jampun telah berlalu, Sooyoung mencoba melepaskan genggaman Kimbum
dari tangannya. Dan kali ini Kimbum tidak terbangun, sepertinya telah
tertidur lelap. Sooyoung berdiri dan menatap wajah Kimbum yang terlihat
seperti malaikat saat tidur, Sooyoung menyunggingkan senyum kecil
disudut bibirnya.

Sooyoung memberanikan diri untuk menyentuh kening Kimbum dan
mengacak-ngacak rambutnya. Lalu Sooyoung berjalan menjauh dari rumah
Kimbum.

***

-DheHae Scene-

“Dhea-ssi, sedang apa kau?”tanya seorang namja dari sebrang jendela
kamar Dhea.

“Aku sedang mengerjakan PR bahasa inggris Junhee-ssi”balas Dhea pada
namja disebrangnya yang aslinya adalah Donghae.

“Perlu bantuankah? Aku dapat membantumu. Kemarilah”teriaknya.

Dhea tersenyum dan langsung bergegas beranjak pergi kerumah Junhee yang
sebenarnya adalah Donghae. Dhea menekan bell rumah Junhee, dan eommany
mempersilahkan Dhea masuk dan menyuruhnya langsung kekamar Junhee.

“Annyeong”sapa Dhea.

“Oh, annyeong dhea-ssi. Masuklah, dan duduk disini”

Dhea melangkahkan kakinya masuk dan duduk dikursi dibalkon kamar Junhee.

“Sini biar aku yang mengerjakan, kau nikmati saja udara sore hari
ini”ujar Junhee langsung mengambil buku yang ada dihadapan Dhea.

“Gomawo, Junhe-ssi boleh aku minta sesuatu darimu?”tanya Dhea ragu.

“Mwo? Mallhaebwa”

“Bisakah kau menjadi temanku?”

“Hahaha…pertanyaan apa itu, bukankah kita memang sudah berteman.
Datanglah padaku jika kau membutuhkan sesuatu pasti aku akan
membantumu”ujar Junhee.

“Tapi mengapa belakangan ini aku jarang melihatmu? Beberapa bulan ini
kau jarang terlihat maksudku”

“Apa kau merindukanku? Hahhaha”

“Mwo??

“Tidak, aku hanya bercanda. Belakangan ini aku sangat sibuk. Jadi aku
jarang terlihat”ujarnya lagi matanya masih tertuju pada buku pelajaran.

“Bolehkah aku bercerita sesuatu padamu, aku tidak dapat menceritakan ini
pada sahabatku Sooyoung. Karena ia pasti akan memberi tahu kepada
orangnya langsung”

Junhee [Donghae] tersenyum saat mendengar itu, “Apa ini tentang seorang
namja?”

Dhea mengangguk pelan.

“Ceritakanlah, jika itu bisa membuatmu lebih baik”

“Begini, disekolahku ada seorang yang bisa kubilang terlihat tampan. Dia
dapat membuatku jatuh cinta padanya pada pandangan pertama”awali Dhea,
“Dia pernah membuatku kesal, saat aku dan temanku berada dalam sebuah
double date. Aku marah padanya, aku memang memberikan waktu padanya agar
bisa mengambil hatiku. Tapi bisakah dia tidak melakukan dengan cara yang
seperti itu. Tapi lama kelamaan dia mulai menyentuh hatiku yang paling
dalam, yang membuatku takut saat ia nanti menyatakan cintanya padaku
lagi. Aku tidak ingin kejadian seperti itu terulang lagi. Aku merasa
terkhianati. Aku ingin dia benar-benar mencintaiku dengan tulus. Aku
sangat takut untuk mengatakan ‘ya’ padanya. Aku juga sangat takut saat
aku mengatakan ‘tidak’ karena aku takut akan melukai perasaannya”cerita
Yoona panjang lebar sekan ingin menteskan air matanya.

Junhee menghentikan pekerjaan saatnya Dhea mulai bercerita, ia mencerna
kata demi kata yang terlontar dari bibir mungil Dhea. Ia menatap Dhea
tajam, “Tataplah masa depan, jangan sekali-kali kau menoleh kearah
belakang. Karena masa depanmu ada didepan bukan dibelakang samping kanan
ataupun kirimu”.

Dhea tersenyum saat Junhee berbicara seperti itu. “Maaf aku bercerita
tentang ini”.

“Ani, aku malah senang jika temanku terbuka seperti ini padaku”ujar
Junhee mengalihkan pandangannya kebuku pelajaran Dhea, “Apa type ideal mu?”

“Namja yang dapat membuatku tersenyum dan bahagia sepanjang hidupku. Tak
perlu tampan asal aku dapat bersamanya selamanya. Tak perlu tinggi
selagi aku dapat terus mendekapnya. Tak perlu romantis selagi aku dapat
masih berada disisihnya. Tak perlu kaya selagi aku dan dirinya masih
sama-sama bisa makan”ucap Dhea sambil memandang awan sore yang berwarna
jingga itu.

Junhee hanya ternyum tipis.

“Sepertinya unnie sudah pulang, Junhee-ssi lain kali ceritakan yeojamu
padaku. Dan terima kasih telah mengerjakan ini untukku”ujar Dhea sambil
berpamitan pada Junhee.

“Dhea”panggil Junhee yang membuat langkah Dhea terhenti.

“wae?”

“Ani…sudah pulang sana”usir Junhee.

Dhea tersenyum.

***

“Dhea, apa hari ini kau sibuk?”tanya Donghae pada Dhea yang diteleponnya.

“Ani…wae?”

“Aku ingin mengajakmu jalan-jalan. Kau tidak bisa menolak. Aku sudah
menunggumu dibawah, cepatah turun”perintah Donghae langsung mematikan
sambungan teleponnya.

Dhea yang tak percaya bahwa Donghae berada didepan rumahnya melihat
dari jendela, dan ia dapati sosok Donghae berdiri disamping motornya
sambil melambaikan tangannya pada Dhea. Dhea segera membuka lemari
pakaiannya untuk mencari baju yang pas untuk dia pakai. Dhea melihat
kearah jendela kamar Junhee yang tertutup rapat, padahal Dhea ingin dia
membantunya untuk memilihkan pakaian yang akan dikenakannya.

Tak lama kemudian Dhea keluar rumahnya bajung belang-belang merah-putih
di lapisi sweater merah ati dipadukan dengan celana jeans dan sepatu
kets, sementara rambutnya ia biarkan terurai.

“Kenapa lama sekali?”protes Donghae.

“Mianhae”ujar Dhea.

“Naiklah”

“Memangnya kau mau mengajakku kemana?”

“Sudah cepat naik saja. Pasti kau belum pernah ketempat ini”ujar Donghae
sambil menstater motornya.

Dhea hanya menurut saja pada Donghae. Donghae melajukan motornya dengan
cepat. Dhea takut terjadi apa-apa pada dirinya, berpegangan erat pada
pinggang Donghae.

“YA…apa kau bisa pelan sedikit?”teriak Dhea agar Donghae dapat
mendengarnya.

“Tidak cukup waktunya”balas teriak Donghae.

Dhea tak mengajukan pertanyaan lagi. Tak lama kemudian mereka sampai
disalah satu pantai. Donghae menutup mata Dhea dan menuntunnya
berjalan. Sampai diatas tebing Donghae melepaskan ikatan mata yang
terpasang pada mata Dhea.

“Bukalah matamu sekarang”bisik Donghae tepat ditelingan Dhea.

Dhea perlahan-lahan membuka matanya, ia takjub melihat pandangan yang
ada didepannya. Matahari yang akan terbenam memang sangat indah, sampai
Dhea tidak bisa mengeluarkan kata-kata. Donghae berdiri disampingnya,
mengamit tangan Dhea perlahan.

Mereka berdua disajikan pemandangan yang begitu indah, suara ombak
seakan menjadi tema lagu disore hari itu. Dhea dan Donghae berjalan
dibibir pantai, sehingga kaki mereka terkena riakan ombak. Donghae
berjalan disamping Dhea sekali-kali ia mencuri-curi pandang untuk
melihat wajah Dhea.

Dhea yang tak seimbang akibat terjangan ombak saat itu, hampir saja
terjatuh. Donghae segera memegang bahu Dhea.

“Apa kau senang hari ini?”tanya Donghae.

Dhea mengangguk pelan, “Gomawo telah mengajak ku kesini. Aku sangat
senang, sudah lama aku ingin merasakan ini. Terima kasih untuk semuanya”.

Donghae ikut mengembangkan senyumnya, Donghae mengamit tangan Dhea dan
berdiri berhadapan dengan Dhea. Mereka saling berpandangan sejenak.

“Dhea”panggil Donghae yang membuat Dhea lebih fokus pada sosok Donghae
dihadapannya.

Dhea mendongakan kepalanya, “Wae?”

“kau mau jadi yeoja chinguku?”

Deg!

Pertanyaan ini membuat Dhea terpaku, entah dia harus menjawab apa.
Dhea hanya menatap lekat Donghae, yang ada dihadapannya itu. Membuat
titik fokus matanya bertemu dengan titik fokus mata Donghae yang
memandangnya dalam.

-KimYoung Scene-

“Ahhjjuma, Annyeong”sapa Kimbum sambil membungkukan sedikit tubuhnya
saat baru masuk dikedai makanan.

“Nae, Annyeong”balas Ahjjuma, “silahkan duduk disini, dan mau pesan apa?”

“Nae,, aniyo, aku bukan mau makan disini. Tapi aku mencari Sooyoung, apa
dia ada?”

“Sooyoung? Tunggu sebentar”ujar ahjumma masuk kedalam dan memanggil
Sooyoung.

“Sooyoung!!!!”panggil eommanya, Sooyoung yang mendengar itu bukannya
segera bangun dari tempat duduk malah masih asyik dengan tontonnya itu,
“YA, cepatlah kau keluar”.

“Mwo? Shiroe!! Aku sedang sibuk, aku tidak mau membantu dikedai hari
ini, jadi eomma suruh si minho itu”tolak Sooyoung sambil menunjuka Minho
yang sedang asyik dengan mainannya.

“YA…siapa bilang eomma menyuruhmu untuk bantu-bantu dikedai. Tapi ada
namja yang menyarimu”ujar eomma yang membuat Sooyoung membelalakan matanya.

“Namja?? Nugu?”

“Eomma tidak menanyakan namanya. Tapi dia sangat tinggi, putih dan tampan”

“Kimbum hyung!”seru Minho yang membuat Sooyoung shock.

“YA…apa dia namjachingu mu?”tanya Eomma.

“Bukan. Aku tidak mungkin pacaran dengan devil seperti dia”jawab
Sooyoung sambil berlari kecil keiuar rumah.

Sooyoung menghampiri Kimbum dan memasang wajah kesal didepannya.

“Ikuti aku”ujar Sooyoung tanpa basa basi, sementara eomma-nya dan minho
mengintip dari balik dinding. Kimbum mengikuti kemana langkah kaki
Sooyoung pergi.

“Mau apa kau mencariku?”teriak Sooyoung dengan nada yang sedikit tinggi.

“Ikut aku”ujar Kimbum sambil menarik tangan Sooyoung dan menyuruh
Sooyoung masuk kedalam mobilnya dengan paksa.

Sooyoung tidak dapat membantah, ia hanya bisa terdiam ketus didalam
mobil Kimbum yang entah kemana ia dibawanya. Selama dalam perjalanan
Sooyoung terus melihat kearah jalan, tanpa melihat wajah Kimbum sekalipun.

Sesampainya disalah satu taman, Sooyoung dan Kimbum berjalan
beriringan. Tak ada satu kata yang keluar dari mulut Kimbum maupun
Sooyoung. Mereka terdiam membisu. Sooyoung dan Kimbum terus menyusuri
jalan setapak yang entah akan membawa mereka sampai mana, namun saat itu
kaki Sooyoung terkilir. Sooyoung menjerit kesakitan, Kimbum yang tak
tau harus berbuat apa menjadi bingung.

Ia membopong Sooyoung dan menduduki Sooyoung dibangku taman. Kimbum
memegang pergelangan kaki Sooyoung, Sooyoung menjerit sakit.

“Awww…kau bisa pelan-pelan tidak?”bentak Sooyoung pada Kimbum.

“YA…kau ini sudah mending aku membantumu. Kalau tidak?”bentak balik
Kimbum, “Sudah kau diam saja kalau kau ingin sembuh”.

Sooyoung terdiam, dia tidak mau adu mulut lagi dengan Kimbum karena itu
sama saja membuang-buang energi.

“Apa masih terasa sakit?”tanya Kimbum.

“Ani, ini sudah baikan”jawab Sooyoung sambil menggerak-gerakkan kakinya.

Kimbum duduk disamping Sooyoung dan melihat sekeliling yang dipenuhi
pepohonan dan bunga-bunga.

“Kau tunggu disini”ujar Kimbum sambil beranjak berdiri meninggalkan
Sooyoung.

“YA…kau mau kemana? YA…Kim Sang Bum jangan tinggalkan aku disini!! Cepat
kembali!!”teriak Sooyoung yang tidak didengar oleh Kimbum.

Hampir 5 menit Sooyoung menunggu Kimbum yang tak kunjung kembali, rasa
takut berkecamuk didiri Sooyoung. Bayangkan saja ia ditinggalkan seorang
diri ditempat yang tidak dikenalnya. Tak lama kemudian Kimbum
menghampiri Sooyoung yang sudah mulai kesal.

“Untukmu”ujar Kimbum sambil menyerahkan rangkaian bunga yang baru saja
dibuatnya.

Sooyoung seakan tersihir oleh keadaan yang dibuat Kimbum, sebenarnya
sih tidk romantis tapi ni pertama kalinya Sooyoung diberi bunga oleh
seorang namja.

“Kau tidak suka?”tanya Kimbum, Sooyoung hanya menatap bunga yang  masih
berada digenggaman Kimbum, “Ahh…kau tidak suka yah, lebih baik kubuang
saja”.

“Andwe!!!”seru Sooyoung sambil mengambil bunga yang dipegang Kimbum
dengan cepat, “Ini cantik, kau tidak boleh membuangnya”.

Kimbum yang tadinya putus asa kini merekhakan senyumannya.

“Aku menyukai ini” ujar Sooyoung sambil mencium aroma wangi bunga.

“Jeongmal?”tanya Kimbum tak percaya.

Sooyoung mengangguk.

“YA…sebenarnya ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu”ujar Kimbum tak
berani memandang Sooyoung.

“Apa itu? Mallhaebwa”

“Youngie-ah, apa kau bersedia untuk menjadi yeojachinguku?”ujar Kimbum
dengan perasaan getir.

Sooyoung shock, ia tidak percaya kalau Kimbum mengatakan hal itu
padanya. “Mwo? Kau bercanda? Bukankah kau bilang kita sudah pacaran.
Tapi hari ini kau, menyatakan cinta padaku? Aigoooo dasar devil babo!!!”

“YA…itu berbeda. Waktu itu hanya aku yang bilang seperti itu. Bahkan aku
belum menyatakan cinta padamu secara resmi. Sekarang aku melakukannya,
aku tidak mau menyadang sebelah status. Aku menganggapmu pacarku,
sementara kau tidak menganggapku pacarmu. Apa itu bisa disebut kita
dalam satu hubungan?!”

Sooyoung terkesima dengan pernyataan Kimbum, ia tidak bisa menjawab
apapun. Ia hanya bisa memandangi wajah Kimbum yang begitu serius
mengatakannya.

“YA..cepat katakan apa kau mau menjadi yeojachinguku?”

Sooyoung menelan ludahnya. Dan mengangkat kepalanya dan , “Mianhae…..”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar