Donghae memperhatikan namja yang ada didpean Sooyoung dengan cermat.
Mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Donghae mulai terpaku dengan
motor yang terparkir disana ia mengamati lekat setiap inchi motor tersebut.
*Flashback*
“Dia akan benar-benar pergi?”tanya Donghae setibanya dirumah Kimbum.
“Umma yang memintanya. Kalau umma meneruskan ini mungkin salah satu
diantara kami akan ada yang terluka lebih parah”ujar Kimbum masih
meringkuk didalam selimutnya.
“Lagi kau, kembar tapi tidak akur sama sekali. Sudah seperti ini baru
saja saling kau merasa kehilangan kan?”
“Siapa yang merasa kehilangan”elak Kimbum.
Donghae hanya terkekeh.
Semua keluarga Kimbum dan Donghae sudah berada dibandara Incheon untuk
mengantar Ahra dan Kyuyeon ke Paris.
“YA! Kalian berdua jangan sentuh motorku! Jika aku kembali dan aku tau
motorku kenapa-kenapa sasaran ku yang pertama adalah kalian!”seru
Kyuyeon pada Kimbum dan Donghae.
“Siapa juga yang mau menyentuh motormu itu hyung? Lagi pula aku lebih
suka mobil daripada motor. Karena itu sangat membahayakan”balas Kimbum.
“Aku hanya memperingatkan saja. Kau-donghae-! Awas kau menyentuh
motorku. Umma-appa jangan sampai tangan mereka berdua menyentuh
motorku!”ujar Kyuyeon mentipkan motor kesayangannya itu.
“Aku tidak akan menyentuh motormu sebelum kau mengijinkan-nya Kim Kyu
Yeon”seru Donghae tak mau kalah.
“Kyuyeon ayo cepat”ujar Ahra sambil menggandeng tangan Kyuyeon.
“Umma-appa kami pergi dulu yah”ujar Ahra dan Kyuyeon berbarengan.
“Donghae tolong jaga dongsaeng noona satu ini yah”ujar Ahra sambil
memeluk Donghae.
“Nae Noona”.
“Aku bukan anak kecil lagi Noona”sahut Kimbum.
“Araseo. Kau sudah dewasa tapi tingkah lakumu masih seperti anak
kecil”ujar Ahra sambil memeluk Kimbum.
“Cepatlah kembali. Aku akan sangat merindukan Noona”ujar Kimbum.
“Kau tidak merindukanku?”sindir Kyuyeon.
“Buat apa aku rindumu”ujar Kimbum.
“Kalian disana hati-hati yah. Ahra jaga Kyuyeon baik-baik”ujar Umma.
“Nae umma. Kami pergi, sampai bertemu lagi nanti”ujar Ahra sambil
melambaikan tangannya pada Umma-Appa, Kimbum-Donghae.
“YA….ingat MOTORKU!!!”teriak Kyuyeon.
*Flashback End*
“Motor!”pekik Donghae mengenali ciri-ciri motor tersebut.
Suara klakson dari mobil-mobil dibelakang memaksa Donghae untuk bergerak
dari tempat itu.
“Aishhh”gerutunya.
Donghae melajukan cepat mobilnya. Pikirannya masih melayang-layang
dengan penglihatannya tadi.
“Kimbum pernah bilangkan kalau noona dan hyung-nya akan kembali dari
paris? Kenapa aku tidak pernah menyadari ini semua sejak keanehan mulai
terjadi pada Kimbum. Ah…mereka itu terlalu mirip sih”rutuk Donghae pada
dirinya sendiri.
Sesampainya didepan yang dituju Donghae segera memarkirkan mobilnya dan
berjalan tempat dimana Dhea mengasih taunya. Donghae melihat dari arah
belakang sosok yeoja yang dikenalnya. Ia melihat ada pedagang yang
berjualan bunga, Donghae membelinya dan berjalan mengendap-endap untuk
sekedar memberi Dhea kejutan.
Donghae melingkarkan tangannya dan menunjukan setangkai bunga warna
merah didepan mata Dhea. Dhea mengerutkan keningnya, dan mengambil
bunga itu namun Donghae memegangnya dengar erat.
“Ah..sudahlah kalau kau tidak jadi memberiku”ambek Dhea menjauhi Donghae.
Donghae menghampiri Dhea dan berdiri didepannya mengajukan tangannya
dan tersenyum manis.
“Kau tambah cantik kalau marah seperti ini”ujar Donghae.
“Baiklah aku akan marah terus”ujar Dhea menghindari Donghae.
“YA! Kau tidak boleh marah terus nanti bisa-bisa kau dilirik namja lain
dan aku tidak suka itu. Ambilah ini dan….”Donghae memberikan ciuman
kilat tepat di bibir Dhea.
Dhea yang kaget dengan hal itu hanya bisa diam mematung. Sementara
Donghae terkekeh melihat ekspresi Dhea.
“Sudahlah jangan memasang wajah seperti itu”ujar Donghae menarik tangan
Dhea, “Kajja”.
“Mau kemana?”
Donghae hanya tersenyum manis membuat Dhea menundukan wajahnya.
Donghae mangajak Dhea ke Amusement Park hanya untuk menghilangkan
pikirannya tentang Sooyoung dengan Kyuyeon.
“Kau tidak berniat membawaku masuk kedalam kan?”tanya Dhea melihat
kerumah hantu yang ada didepannya.
“Wae? Kau takut?”
“Cari yang lain saja”ujar Dhea, namun tangan Dhea dipegang Donghae.
Dhea memasang tampang memelas pada Donghae agar mereka pergi dari
tempat itu.
“Ayolah…aku ingin membuang stress. Aku bosan dan butuh hiburan”ujar
Donghae berbalik memasang tampang melasnya.
“Ha…baiklah…”ujar Dhea pasrah.
Donghae dan Dhea akhirnya masuk kedalam rumah hantu itu. Jantung Dhea
berdegup kencang, ia mencengkram tangan Donghae keras. Donghae hanya
tersenyum jahil melihat Dhea yang ketakutan. Beberapa kali Dhea
terkejut menutupi wajahnya ditubuh Donghae, sebenarnya Donghae juga
rada-rada takut. Tapi demi Dhea ia harus berani.
Tak lama kemudian mereka keluar dari tempat itu. Donghae berdiri
dihadapan Dhea.
“Kau sangat ketakutan?”tanya Donghae hati-hati.
Dhea tetap menundukan wajahnya tak memandang Donghae.
Donghae yang mengerti memeluk Dhea dengan erat.
“Sudah jangan menangis lagi. Kita makan bagaimana?”tanya Donghae yang
diikuti anggukan kepala Dhea.
Donghae menepikan mobilnya didepan Kona Beans. Dan menggandeng tangan
Dhea memasuki Kona Beans. Donghae dan Yoona memesan beberapa makanan.
Hening, tak ada pembicaraan diantara mereka. Donghae melihat wajah Dhea
masih kesal karena kejadian tadi berusaha menghiburnya.
“Dhea, apa kau merasa semakin hari tingkah Kimbum semakin aneh?”tanya
Donghae mengawali pembicaraan.
“Bukankah kau paling tidak suka membicarakan masalah itu saat kita
berdua?”cetus Dhea.
“Tapi kali ini sangat berbeda”ujar Donghae.
“Aku kan sudah pernah bilang padamu berkali-kali tapi kau malah
mengacuhkannya. Sekarang baru kau ingin membicarakannya?”cetus Dhea lagi.
“Kau tau beberapa waktu yang lalu Kimbum pernah bilang ingin menjeput
Noona dan Hyungnya??”
Dhea menganggukan kepalanya.
“Tadi aku melihat Sooyoung dengan orang yang mirip dengan Kimbum.
Padahal aku baru saja dari rumahnya”terang Donghae lagi.
“Maksudmu? Kimbum ada diwaktu yang sama di tempat yang berbeda?”
Donghae menganggukan kepalanya sambil menyeruput minumannya.
“Aku juga pernah seperti itu”ujar Dhea.
“Jinja? Kenapa kau tidak memberi tahuku?”
“Kau kan tidak suka kalau kita membicarakan hal ini disaat kita
berdua”ulang Dhea lagi.
“Mianhae”ujar Donghae.
“Lalu?”tanya Dhea.
“Entahlah. Aku tidak tahu. Aku harus tunggu Kimbum yang mengetahuinya
sendiri”ujar Donghae cuek.
“Sooyoung bagaimana? Pasti dia akan bingung”
Donghae hanya mengangkat kedua bahunya.
***
“Ahh…kenapa sih Kyuyeon itu belum kembali juga. Jadinya aku-kan yang
kena suruhan Umma. Kenapa umma tidak menyuruh Ahra noona saja? Kenapa
harus aku!!!!!!”gerutu Kimbum kesal didalam mobilnya.
Kimbum turun dari mobilnya dan beranjak masuk kedalam sebuah toko untuk
membeli beberapa pesanan ummanya itu. Setelah membeli beberapa pesanan
umma-nya Kimbum langsung pergi dari tempat itu.
Saat Kimbum baru keluar dari toko ia melihat Sooyooung berjalan keluar
dari sebuah gang kecil.
“Cha…”Kimbum mengurunkan niatnya untuk memanggil Sooyoung setelah
mendapati Kyuyeon berjalan tepat dibelakang Sooyoung. Ia juga melihat
kalau Sooyoung bercanda dengan Kyuyeon.
“Apa maksudnya itu?”gumam Kimbum.
======
Kimbum membanting tubuhnya keranjang. Dan mengingat-ingat kejadian yang
baru saja dilihatnya.
“Ha?? Dia juga mengencani kakakku?”cetus Kimbum.
“YA..Kimbum dimana kau meletakan semua sepatumu?”tanya Kyuyeon dari
depan pintu kamar Kimbum.
“Wae??”
“Aku ingin meminjamnya. Besok temannku mengajakku pergi”ujar Kyuyeon lagi.
“Cari saja ditempat penyimpanan sepatu”cetus Kimbum geram.
“Ah…gomawo”ujar Kyuyeon menutup pintu kamar Kimbum.
“Bilang saja kau mau jalan dengan yeojachinguku. Tidak usahlah kau
bilang ingin jalan dengan teman-temanmu”gerutu Kimbum kesal.
***
“YA..devil!”panggil Sooyoung setibanya didepan gerbang sekolah.
Kyuyeon melambaikan tangannya kearah Sooyoung. Sementara Kimbum
melihatnya dari kejauhan kejadian itu.
“Apa-apaan dia. Memakai seragam sekolahku juga?”gerutu Kimbum.
Kimbum mengikuti kemana Kyuyeon membawa Sooyoung pergi. Kimbum terus
mengamati setiap gerak-gerik Kyuyeon dengan Sooyoung. Sesekali Kimbum
mengepal tangannya kuat tak tahan dengan apa yang dilihatnya itu.
Kimbum menyudahi membututi Kyuyeon dan Sooyoung, ia melempar tasnya
kelantai dan membuang tubuhnya ke ranjang. Ia-pun mulai mengambil PSPnya
demi melampiaskan kemarahannya itu.
Tak berselang lama setelah itu Kyuyeon menghampiri Kimbum dan duduk
disebelahnya.
“Ya…itu baru?”tanya Kyuyeon sambil mengotak-atik PSPnya juga.
“Emmm”jawab Kimbum dengan suara tenggorokannya.
“Kau tau. Gadis ini sangat cantik”ujar Kyuyeon.
Kimbum menengokan sedikit kepalanya dan kembali pada titik fokusnya ke PSP.
“Ah…kau tidak bisa diajak cerita”ujar Kyuyeon meninggalkan Kimbum dan
menutup pintu kamar Kimbum.
“Dia yeojaku hyung!”ujar Kimbum santai, namun saking kesalnya ia
melemparkan PSPnya kedinding.
Kimbum mengacak-acak rambutnya dan melempar bantal kearah pintu kamarnya.
1….2….3….4….5…..
“PSPKU!!!!!!!!!!!!!!”teriak Kimbum yang membuat gempar seisi rumah.
Umma-appa—dan kyuyeon berbondong-bondong kekamar Kimbum.
“YA….ada apa?”tanya umma seketika membuka pintu kamar Kimbum.
Semua mata tertuju pada sosok Kimbum yang sedang berada diatas
ranjangnya dalam keadaan duduk. Wajahnya terlihat frustasi, rambut
acak-acakan dan kamarnya berantakan sekali.
“YA…Kim Sang Bum apa kau minum-minum lagi?”ujar Appa panik.
“Aniyo appa”ujar Kimbum lemas.
“Lalu apa?”tanya Ahra.
Kimbum menelan ludahnya “P-S-P-KU”ujar Kimbum lemas.
“Just it?”tanya Ahra sinis.
Kimbum menganggukan kepalanya.
“Kau ini. Umma kira apa. Sudah bereskan ini”ujar umma.
“Umma…belikan PSP yang baru untukku”ujar Kimbum lemas.
“Shiroe.. kau yang merusaknya kenapa umma yang harus menggantinya??”
“Umma-appa”rengek Kimbum.
“Beli sendiri dengan uangmu”ujar Appa.
“Tapi saldo kartu kreditku hampir habis”ujar Kimbum.
“Salah sendiri siapa suruh kau menggunakannya untuk barang yang tidak
penting”ujar umma, “Tabung lagi dan kau harus membeli sendiri. Kau sudah
besar”. Umma keluar dari kamar Kimbum.
“Apa hubungannya”ucap Kimbum pelan, “Noona”rengek Kimbum.
“Aku tidak ikut campur”ujar Ahra berlalu meninggalkan Kimbum.
Kimbum memandang Kyuyeon yang masih berdiri dikamarnya, ‘ahh aku tidak
mau minta bantuannya’batin Kimbum.
“Hahaha….siapa suruh merusaknya. Tanggung sendiri yah Kim Sang Bum”ejek
Kyuyeon berlalu begitu saja.
“Apa aku minta tolong Donghae saja yah?”tanya Kimbum pada dirinya sendiri.
***
“Kenapa wajahmu ditekuk seperti itu?”tanya Donghae yang baru saja tiba
di kelas.
Kimbum malah semakin menekuk wajahnya saat Donghae bertanya seperti itu.
“Kau marahan dengan Sooyoung?”
Kimbum tidak menjawabnya dan segera meninggalkan Donghae dikelas.
“Devil”panggil Sooyoung.
Kimbum hanya menengok dan berlalu begitu saja. Sooyoung yang tadi
tersenyum menyempitkan lagi senyumannya itu.
“Wae?”tanya Sooyoung sambil mensejajarkan dirinya dengan Kimbum.
Kimbum tak menjawab dan berjalan cepat meninggalkan Sooyoung.
“Ada apa lagi sih dengan namja itu? Kenapa dia bersikap dingin padaku
hari ini?”gerutu Sooyoung.
*Kimbum POV’s*
Aku semakin menekuk wajahku saat Donghae bertanay seperti itu.
“Kau marahan dengan Sooyoung?”tanyanya padaku.
Aku tidak menjawabnya dan segera meninggalkannya dikelas.
“Devil”kudengar panggilan dan suara itu sangat ku kenal.
Aku hanya menengok dan berlalu begitu saja saat aku tahu dia yang
memanggilku.
“Wae?”tanya Sooyoung mensejajarkan dirinya denganku.
‘Wae? Harusnya aku yang bertanya seperti itu padamu. Bukannya
kau’batinku melirikan tajam mataku padanya.
Aku tak menjawabnya dan berjalan cepat meninggalkannya, walaupun berat
rasanya kalau tak melihatnya.
‘Tidak kah dia merasa bersalah? Harusnya dia menjelaskan ini padaku.
Bukannya seperti itu’batinku mengepal keras tangan.
Disepajang koridor sekolah wajahnya itu saat bersama Kyuyeon selalu
terbayang-bayang dibenakku. Ingin sekali aku menghajar Kyuyeon
didepannya. Tak terasa aku sudah sampai dibelakang gedung sekolah.
Kuluncurkan tanganku ini dengan keras menghantam dinding.
Terasa pedih memang, kulihat darah seger mengalir ditanganku. Kubiarkan
begitu saja, kusandarkan diriku didinding dan aku duduk sambil memeluk
kedua kakiku hingga aku tertidur.
*Kimbum POV’s End*
*Author POV’s*
“Sooyoung”panggil Donghae dari arah belakang yang membuat Sooyoung dan
Dhea berpaling kearahnya.
“Wae?”tanya Sooyoung.
“Kimbum?”
“Dia tidak bersamaku sejak tadi”
“Bukannya kau tadi bertemu dengannya?”tanya Donghae.
“Memang, tapi sepertinya moodnya sedang tidak bagus. Jadi aku tak
mengejarnya”jawab Sooyoung.
“Aisshh,…kemana anak itu. Apa dia melarikan diri dari sekolah?”
“Kau bertengkar dengannya?”tanya Dhea.
Sooyoung hanya menggeleng. “Ah…sudahlah nanti aku akan menghubunginya.
Aku duluan”
Sooyoung berjalan menjauh dari Donghae dan Dhea. Donghae dan Dhea
saling bertatap-tatapan.
Baru beberapa langkah Sooyoung berjalan menuju Halte. Ada seseorang yang
berdiri tepat dihadapannya.
“Kau?”
“Wae?”
“Kemana seragam mu itu? Kau meninggalkan sekolah sejak tadi?”tanya Sooyoung.
“Menurutmu?”
“Sepertinya ya”
“Sudah, ayo temani aku”ujar Kyuyeon mengulurkan tangannya pada Sooyoung.
“Kemana?”
“Sudah ikut saja”jawab Kyuyeon sambil memberikan helm pada Sooyoung.
Sooyoung naik kepunggung motor dan memeluk Kyuyeon. Padahal disaat itu
juga, Kimbum sedang memperhatikan mereka. Ya memang belakang gedung
sekolah dan halte dapat terlihat. Kimbum mengepal tangannya itu.
Terlihat jelas bahwa tangan Kimbum masih dipenuhi darah, tapi kini
darah itu mulai mengering.
“Hyung, jika puncak amarahku sudah berada diujung kepalaku. Aku tidak
akan segan-segan untuk menghajarmu. Walau aku tahu kau adalah hyung-ku.
Tapi ini berbeda hyung, dia yeojaku. Dan kau seenaknya saja merebutnya
dariku!”ujar Kimbum makin mengepal keras tangannya.
***
“Sooyoung tidak bercerita apa-apa padamu?”tanya Donghae saat berjalan
memasuki kawasan rumah mereka.
“Tidak. Belakangan ini dia tidak berbicara apa-apa padaku”jawab Dhea.
‘Bagaimana ini dhea? Aku menghadapi dua masalah yang amat besar. Apa
lagi masalahku denganmu’batin Donghae menghela nafas panjang.
“Oh,, annyeonghaseyo ahjjuma. Ahjjuma apa junhee sudah pulang?”sapa
Dhea saat Ahjumma Lee baru keluar dari halaman rumahnya.
“Oh..annyeong Dhea-ah. Junhee? Siapa yang kau maksud?”tanya Ahjumma Lee.
“Anak ahjjuma”jawab Dhea. Donghae yang berada disebelahnya hanya bisa
diam terpaku dan pandangannya lurus kebawah jalan.
“Ahjjumma tidak mempunyai anak yang bernama Junhee. Anak ahjuma hanya
dua, Donghwa dan dia”ujar Ahjuma Lee sambil melempar mata kearah
Donghaeyang diikuti mata Dhea.
“Apa maksud ahjuma, Donghae anak ahjjuma?”tanya Dhea melirik Donghae.
“Donghae memang anak ahjuma. Bukankah kalian sering bermain
bersama?”tanya Ahjuma Lee, “Donghae cepat ganti seragam-mu antar umma ke
supermarket”.
“Apa maksudnya ini?”tanya Dhea.
0 komentar:
Posting Komentar