My Kim Sang Bum

My Forever Love

Powered By Blogger

Blogger news

Blogger templates

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Dhea love Kim Bum always and forever

Kawin Kontrak Part 10


Sooyoung POV



” Aku tidak suka pesta Bum, apalagi jika bertempat di club malam
seperti itu. Aku paling benci lampu gemerlapan, bau rokok, dan suara
keras. Itu identik dengan club malam kan?” tolakku. Kim Bum berjalan
menghampiriku dan melingkarkan tangannya dipinggangku.

” Bagaimana kau tahu kalau kau tidak pernah pergi kesana? Tenanglah, aku
ada bersamamu disana. Jika kau tidak suka kita bisa pergi dari sana,
eotte?” bujuknya. Aku menatap wajah melasnya yang tengah bersandar dibahuku.

” Jangan tunjukkan wajah itu, aku bisa luluh nanti” ujarku pelan lalu
membelai pipi mulus Kim Bum dengan jari telunjukku. Dia tersenyum manis
dan mengecup pipiku pelan.

” Tidak akan jika kau mau pergi denganku. Lagipula ini adalah ajakkan
dari Sunye, dia sudah kuanggap sebagai adikku sendiri. Aku tidak tega
menolak ajakkannya” balasnya. Aku hanya mendesah pelan. Leeteuk pun
mulai mengeratkan pelukannya dipinggangku. ” Eotte? Kau mau kan Soo?”
tanyanya lagi.

” Baiklah kalau kau memaksa” jawabku dan berhasil membuatnya bersorak
kegirangan. ” Tapi dengan satu syarat. Kau tidak boleh meninggalkanku
sedetikpun”

” Bagaimana bisa aku melewatkan saat-saat indah dengan istriku tercinta?
Itu sama saja dengan melewatkan acara hujan uang”

” Jadi aku disamakan dengan uang? Andwe, aku tidak mau!. Sekarang pilih,
aku atau uang?”

” Mwoya? Pertanyaan macam apa itu? aku tidak bisa menjawabnya. Kau dan
uang sama-sama penting karena tanpa kalian, aku tidak bisa hidup. Oh ya,
bagaimana kalau kita pergi berbelanja beberapa baju pesta untuk kita
berdua? Aku tidak mau penampilan kita terlihat buruk nanti, kajja!” ajaknya.



***

Aku terus menggandeng tangan Kim Bum ketika menyusuri pertokoan Bali.
Genggamannya yang hangat membuatku merasa lebih nyaman untuk terus
menggenggam tangannya. Aku mulai menyusupkan tanganku disela lengan dan
tubuhnya lalu mengeratkan tubuhku. Dia menatapku lalu tersenyum.

” Ada apa denganmu? Setahuku kau bukanlah tipe wanita yang suka
mengumbar kemesraan” komentar Kim Bum. Aku semakin mengeratkan tubuhku
padanya.

” Hanya ingin memberitahu dunia kalau aku bahagia bersama suamiku ini.
Wae? Tidak suka?” tanyaku manja. Dia menggeleng pelan.

” Wooa, manis sekali. Apakah sekarang kita bertukar? Sepertinya kau
sudah berubah menjadi ratu penggombal” ujarnya. Aku memukul lengannya
pelan dan memasang wajah cemberut.

” Aku tidak gombal, hanya mengekspresikan kebahagiaanku saja. Jangan
menuduhku sembarangan!” balasku jengkel. Tiba-tiba dia melepaskan
tanganku yang tengah merengkuh lengannya dan memegang bahuku lalu tanpa
diduga-duga dia mencium bibirku. Mataku hanya mengejap-ejap memandangi
wajahnya yang tenang dengan mata tertutup.

” Apa aku mengagetkanmu?” tanyanya dengan senyum manis ketika melepas
ciumannya. Aku langsung membalikkan tubuhku, membelakanginya. Sekarang
aku benar-benar merasa malu dan sepertinya pipiku memerah.

” Tentu saja. Apa kau gila? Ini kan tempat umum!” omelku. Dia memelukku
dari belakang dan menyandarkan kepalanya dibahuku.

” Aku tidak gila, hanya membantumu menjelaskan pada dunia kalau kau
bahagia bersamaku” bisiknya lembut ditelingaku dan memberikanku sensasi
geli tersendiri.

” Tch, jadi kau memanfaatkan kata-kataku untuk bertindak mesum? Dasar
pria tak bermoral” ejekku.

” Yak, aku tidak mesum kok. Aku cuma tidak bisa mengendalikan diri.
Berada disampingmu membuatku ingin selalu menggenggam, memeluk, dan
hal-hal lain. Jangan salahkan aku kalau begitu”

” Terserah kau sajalah. Lebih baik kita segera berbelanja, ini sudah
sore dan toko-toko pasti akan tutup”

” Kkeure, kajja!”



***

Kim Bum POV



Aku menggandeng tangan Sooyoung untuk masuk kedalam butik pakaian mewah.
Sepertinya sekarang aku akan mengubah prinsipku, hamburkanlah uang jika
itu untuk orang yang kau cintai. Wah, sepertinya itu akan menjadi
motto-ku yang baru!. Seorang pramuniaga mendatangi kami dan tersenyum.

” Selamat sore, ada yang bisa kami bantu?” tanyanya. Aku hanya tersenyum
dan mengangguk.

” Cari gaun terbaik untuk gadisku, aku akan membayarnya berapapun”
jawabku. Untung aku pintar berbahasa Malaysia, bukankah bahasa Indonesia
dan Malaysia tidak terlalu berbeda?.

” Baiklah” balas si priamuniaga lalu membawa Sooyoung pergi dari
hadapanku. Aku berjalan menuju sebuah kursi disudut toko. Kulihat
beberapa anak remaja menatapku terkagum-kagum dan berbisik satu sama
lain. Aku mencoba untuk tersenyum pada mereka dan tahu apa reaksinya?
Mereka berteriak histeris tanpa henti sampai akhirnya seisi toko
memarahi mereka.

Apa aku setampan itu? ahaha, arraseo. Sejak aku kecil aku memang digilai
banyak yeoja dan aku juga sadar kalau ketampananku itu keterlaluan *PD
gila lo Bum*. Sejak dulu aku memang sudah merancang masa depanku,
melajang dalam waktu lama hingga menemukan yeoja yang benar-benar sesuai
dengan kriteriaku. Dan…kupikir Sooyoung adalah yeoja yang memenuhi semua
kriteria itu.

Dia sangat sopan, setia, dan juga ramah. Terlebih lagi dia mengerti
bagaimana cara memasak, aku sangat cinta pada wanita yang bisa memasak.
Lagipula menurutku Sooyoung sangat cantik, imut, dan menggemaskan.
Sebenarnya aku tidak terlalu mempermasalahkan soal fisik tapi aku kan
juga seorang pria, wajar saja jika aku memandang fisik sesekali. Yang
pasti aku meyakini satu hal, Choi Soo Young…..adalah segalanya yang aku
inginkan dalam hidup *kata-kata favoritku*.

” Aku suka gaun ini, kau suka tidak?” tanya suara yang sangat aku kenal.
Aku mengangkat wajahku untuk memandangnya. Aku langsung membulatkan
mataku ketika melihatnya. Gaun hitam lengan buntung dan sekitar 5 cm
diatas lutut dengan efek berkilau itu membuatnya terlihat…..entahlah,,
kata fantastis pun tidak cukup untuk menggambarkan dirinya dimataku.

” Jangan menatapku seolah-olah kau hendak menerkamku, jika kau tidak
suka aku bisa menukarnya. Kelihatannya gaun gold disana bisa menjadi
alternative” ujarnya lalu berbalik. Dengan segera aku bangkit dari kursi
dan memeluknya dari belakang lalu menyandarkan daguku dibahunya.

” Yeppoyo…jeongmal” bisikku ditelinganya. Aku terus bertahan dalam
posisiku sekarang ini dan terus menghirup aroma tubuhnya yang khas,
membuat setiap orang yang menghirupnya menjadi candu. Kami terdiam
sesaat, mencoba merasakan kenyamanan yang meliputi kami dengan lebih dalam.



” Maaf menganggu, apa kalian hendak mengambil gaun ini?” tanya
pramuniaga. Kontan kami langsung melepaskan pelukan kami dan tertunduk
canggung.

” Iya, kami akan membeli gaun ini. Sooyoung-ah, cepat ganti baju dan
berikan pada pramuniaga” ujarku. Sooyoung mengangguk dan segera pergi
keruang ganti. Aku langsung mengikuti sang pramuniaga untuk membayar
harga gaun indah itu. Yeah,, sekarang aku siap memamerkan kesempurnaan
istriku dimuka umum.



***

Sooyoung POV



” Kau tidak membeli pakaian juga?” tanyaku ketika keluar dari kamar
ganti. Dia menggeleng pelan.

” Aku sudah sangat tampan, yang aku perlukan hanya tersenyum dan pada
akhirnya aku akan terlihat sempurna, tak peduli pakaian apa yang aku
kenakan” jawabnya PD. Aku langsung mendengus kesal.

” Hey, kenapa kau berubah menjadi narsis seperti itu? sepertinya sejak
kita pergi ke Bali, kau berubah 180 derajat setiap waktunya” komentarku
sinis. Dia langsung mengumbar senyum sejuta pesonanya dan melingkarkan
lengannya dipundakku.

” Tenang saja, aku akan terus bersinar nanti. Bahkan aku khawatir kalau
pesonaku menghalangi sinarmu” balasnya.

” Tch, percaya diri sekali kau Tuan Kim”.

” Kajja, kita siap-siap pergi ke pesta!”



***

” Oppa!!!” teriak suara manja seorang gadis begitu kami memasuki
diskotik. Aku langsung mendesah kesal dan mengalihkan pandanganku kearah
lain. Gadis itu dengan seenaknya menggandeng suamiku tercinta.

” Yoona-ah, lepaskan. Kau tidak lihat kalau sekarang aku sedang bersama
istriku huh?” tolak Kim Bum sambil menghempaskan tangan yeoja itu.

” Ah, aku lupa kalau oppa sudah menikah. Annyeong Sooyoung!” sapanya
dengan suara manis. Aku hanya membalasnya dengan senyumku yang tentunya
tidak kuberikan dengan ikhlas. Dia mulai menggandeng tanganku dan
Sooyoung menuju meja yang sudah dipesannya. Alangkah terkejutnya aku
ketika melihat seorang pria yang tengah minum bir disana.

” Siwon oppa?” panggilku. Pria itu menoleh kearahku dan tersenyum.

” Annyeong Sooyoungie!” sapanya. Akupun menarik tangan Kim Bum untuk
duduk disampingku dan Siwon oppa. Jadi sekarang aku duduk diapit 2
namja tampan, ahahaha.

” Oppa kenal Yoona? Kok bisa?” tanyaku. Siwon oppa dan Yoona saling
pandang.

” Kemarin kami berkenalan dibandara dan ternyata kami tinggal dihotel
yang sama dan mengadakan pesta. Aku tidak menyangka kalian saling kenal”
jawab Yoona sambil tertawa. Dia menarik-narik kemeja Kim Bum dan membuat
suamiku itu menoleh kearahnya. Akupun ikut menatap Yoona untuk melihat
apa yang akan dia lakukan dengan suamiku



***

Author POV



” Oppa, bagaimana bisa kau membuatku duduk dipinggir seperti ini?
Seharusnya aku duduk disamping Sooyoung, kami kan perlu banyak mengobrol
dan mendekatkan diri. Iya kan Sooyoungie?” ujar Yoona sambil menatap
Sooyoung dan mengedipkan mata pada anae Kim Bum itu.

” Oh, boleh. Itu lebih baik bukan?” tanggap Kim Bum. Kim Bum menggeser
posisi duduknya dan membiarkan Yoona duduk ditengah-tengah dirinya dan
Sooyoung. Tanpa mereka sadari Yoona mengeluarkan seringai iblis, seolah
ada rencana jahat dibalik semua ini. Yoona mengambil sebuah minum namun
dia berpura-pura ongleng sehingga minuman itu membasahi baju Sooyoung.

” Aigoo, mianhae..mianhae Soo-ah. Aduh, bajumu jadi basah begini. Ayo
kita kekamar mandi, ppali” ujar Yoona. Gadis itu langsung bangun dan
menarik tangan Sooyoung  untuk pergi ke kamar mandi. Ketika melewati
Siwon, dia langsung mengedipkan mata, entah apa artinya. Siwon hanya
membalas kedipan mata Yoona dengan senyum seringai yang mengerikan.



***

Yoona POV



Aku menarik tangan Sooyoung menuju kamar mandi dengan senyum penuh
kemenangan. Sepertinya rencanaku menyingkirkan wanita menjijikan ini
akan berjalan lancar. Begitu sampai dikamar mandi aku langsung mengambil
air dari wastafel dan membersihkan roknya dengan asal-asalan.

” Gaunmu bagus, apa Bum oppa yang membelinya?” tanyaku saat sedang
membersihkan rok Sooyoung dengan tissue. Dia mengangguk semangat.

” Ne, Bum oppa yang membelikannya untukku” jawabnya riang. Aku hanya
tersenyum sinis tapi dia tidak melihatnya karena aku tengah menunduk
saat ini.

” Apa saja yang pernah dikatakan Bum oppa padamu? Ada dia menceritakan
sesuatu?” tanyaku berusaha mengorek informasi. Dia menggeleng pelan.

” Dia tidak pernah mengatakan apapun padaku. Memangnya ada apa Yoona?”
tanyanya penasaran.

” Dulu aku dan Bum oppa pernah pacaran selama 4 tahun, dia selalu
mengatakan bahwa dia mencintaiku. Kami bahkan hampir melakukan hal ’itu’
namun karena cintanya yang terlalu besar kepadaku dia tidak bisa
melakukannya padaku. Aku memutuskan hubungan kami karena aku harus
sekolah di Paris dan ternyata dia telah bersamamu” ceritaku.

” Jeongmal?”

” Ne, aku tidak tahu berapa lama dia bersama denganmu tapi perlu kau
tahu kalau dia tipe orang yang tidak suka menunjukan secara
terang-terangan jika dia mencintai seseorang, dia pemalu sekali. Jika
dia menunjukan cinta secara terang-terangan, ada kemungkinan kalau itu
semua tipuan. Sudah banyak wanita yang dipermainkannya dengan cara
seperti itu. Menurutku dia masih mencintaiku, hanya dia tidak ingin kau
tahu”. Aku lihat dia tersentak kaget. Sepertinya cerita yang aku karang
tadi sangat mengena padanya. Mungkin Kim Bum sering mengatakan betapa
cintanya dia pada wanita jelek ini, bukankankah itu yang biasa
dilakukannya?.

” K..kkeureseo? dia mempermainkan wanita?”

” Ne, aku harap dia tidak seperti itu padamu. Kau orang baik, sangat
kejam jika dia mempermainkanmu, apalagi kalian sudah menikah”. Aku
mengelus rambut panjang dan bergelombang itu dengan lembut. Agak jijik
memang, tapi aku harus mengutamakan totalitas dalam berakting bukan?
Apalagi ini kulakukan untuk merebut kembali Kim Bum oppa.

” Ne, aku harap juga begitu. Aku keluar duluan ya Yoona-ssi” pamitnya
lalu keluar dari kamar mandi. Aku langsung tersenyum penuh kemenangan.
Sepertinya cerita yang aku karang benar-benar mengusik pikirannya. Aku
mencuci tanganku dan menata kembali dandananku lalu berjalan menuju
tempat kami tadi. Kulihat Siwon tengah menggandeng tangan Sooyoung.
Posisi Sooyoung saat ini tidak memungkinkan untuk melihat keberadaanku
karena tertutup tubuh besar  Siwon. Kulihat dia mengedipkan mataku,
mengisyaratkan bahwa semuanya telah berjalan sesuai rencana. Akupun
tersenyum dan berjalan dengan santai



***

(Another side of Sun-Tae)

Siwon POV



Aku hanya bisa tersenyum menyeringai begitu Yoona menarik Sooyoung menuju
kamar mandi. Akupun menatap namja yang ada disampingku ini dengan
tatapan merendahkan. Apa bagusnya namja ini? Lihat tingkahnya sekarang,
seperti orang idiot dan banci. Kini dia tengah memandangi panggung
ditengah diskotik dengan pandangan terpana. Ada beberapa penari sensual
disana, huh ternyata dia juga pria mesum rupanya.

Tanpa menunggu waktu lama aku mengambil tas Yoona yang ia tinggal
didekatku lalu mengambil dua kaleng minuman ringan didalamnya. Salah
satu minuman itu telah disuntikan cairan yang aku sendiri juga tidak
tahu apa namanya, Yoona hanya menyuruhku untuk memberikannya pada namja
idiot ini.

” Kau benar-benar mencintai Sooyoungie-ku?” tanyaku sambil menyodorkan
sekaleng minuman ringan padanya. Dia mengambil minuman itu lalu
meminumnya dan menatapku.

” Tentu saja. Dan apa maksudmu dengan Sooyoungie-ku? Perlu kau tahu kalau
dia itu milikku sekarang” jawabnya mantap. Aku hanya tersenyum sinis.

” Jeongmalyo? Yakin Sooyoung mencintaimu? Aku rasa tidak. Dia mencintaiku”

” Tch, PD sekali kau Siwon-ssi”

” Aku tidak tahu berapa lama kau kenal dengan Sooyoungie tapi aku bersama
dengannya selama bertahun-tahun dan aku tahu kalau dia hanya mencintaiku
dari matanya. Mata indahnya tak bisa menipu”

” Kau salah Siwon-ssi, Taetae hanya mencintaiku seka…arg, kenapa
kepalaku sakit sekali”. Aku langsung tersenyum iblis melihatnya yang
tengah memegangi kepalanya.

” Kim Bum-ssi gwaenchana? Genggam tanganku Leeteuk-ssi” aktingku
berpura-pura khawatir lalu mengulurkan tanganku. Tangan si idiot itu
langsung menggapai-gapai.

” Kau dimana Siwon-ssi? Aku tidak bisa melihatmu, mataku merabun. Argg,
kepalaku!”

” Kau tunggulah disini Kim Bum-ssi, aku akan memanggil Sooyoung”. Aku
segera meninggalkan si idiot itu menuju toilet. Tepat saat itu Sooyoung
keluar dari kamar mandi. Aku langsung memasang aktingku.

” S..Sooyoung-ah” panggilku lirih. Aku langsung memegang kepalaku dan
berakting seolah aku sakit.

” Siwon oppa? Aigoo, waegeure??” tanya Sooyoung panik.

” Sepertinya bir di Indonesia tidak cocok denganku, aku benar-benar
pusing Soo-ah” jawabku terengah-engah. Sooyoung langsung menggenggam
tanganku dengan erat.

” Kita keluar saja oppa, jika terus disini kondisimu akan semakin parah”
ujar Sooyoung sambil membawaku keluar. Aku melihat Yoona keluar dari
toilet. Begitu mata kami bertemu, aku langsung mengedipkan sebelah
mataku. Diapun tersenyum senang. Aku langsung mengikuti Sooyoung keluar
dari diskotik.

Dengan akting yang serba pas-pasan, aku berusaha membuat diriku terlihat
sangat pusing. Sooyoung membawaku ke sebuah restaurant dipinggir jalan
dan mendudukanku disana. Diapun memesan makanan dan berbicara bahasa
Inggris seadanya pada sang pelayan

” Harusnya aku belajar bahasa inggris dari Seohyun, setidaknya dia jauh
lebih baik dariku” sesal Sooyoung. Aku memandangnya dan menggenggam
tangannya. Dia terlihat shock dengan perlakuanku. ” O..oppa waeyo?”

” Ceraikan dia, jadilah milikku. Nan jeongmal saranghaeyo Choi Soo Young”
pintaku.

” Oppa, apa kau mabuk?” tanyanya sambil menarik sebelah tangannya dan
menyentuh pipiku lembut. Aku segera menepis tangannya dengan lembut.

” Aku serius Sooyoung-ah, menikahlah denganku. Tinggalkan pria itu. Kau
tidak mencintainya bukan?”

” Mianhae oppa, aku sangat mencintai Bum oppa, begitu juga dia.
Sekarang aku sangat yakin kalau dia adalah segalanya bagiku. Akan sangat
sulit jika aku harus bernapas dan hidup tanpa dia disisiku”

” Kau salah Sooyoung-ah, dia tidak mencintaimu!. Dia mencintai wanita
bernama Im Yoon Ah itu, dia hanya mempermainkanmu!”

” Sepertinya kau sudah sembuh dari mabuk oppa. Kalau begitu aku harus
kembali ketempat tadi” ujarnya lalu bangkit dari kursi dan berjalan
meninggalkan restaurant.

” Sooyoung-ah, tunggu!!” teriakku. Aku segera meminum teh yang disediakan
oleh restaurant ini secara gratis dan meninggalkan restaurant ini untuk
menyusul Sooyoung. Untunglah makanannya belum datang sehingga aku tidak
perlu membayar semua itu.



***

Sooyoung POV



Aku berjalan dengan cepat meninggalkan Siwon oppa. Apa maksudnya
berbicara seperti itu dan bertingkah kalau dia tahu segalanya? Aku benci
semua ini. Seolah tidak cukup Yoona menusukku dengan cerita cintanya
dengan Bum, Siwon oppa memperparah luka yang ada dihatiku. Perasaan
kesal serta kecewa tengah meluap-luap didalam hatiku. Kenapa harus
seperti ini?

Aku mulai memasuki diskotik dan berjalan menuju tempat kami tadi. Aku
berencana untuk mengajak Kim Bum kembali ke hotel dan memintanya
menjelaskan segalanya, memastikan kalau ada yang dikatakan oleh Yoona
itu salah.

” Kim Bum-ah, ayo kita pul…”

” Ani, jangan lihat Sooyoung-ah!” seru seorang namja sambil menutup
mataku. Terlambat, aku sudah melihat segalanya. Kim Bum berciuman dengan
wanita itu, dia berciuman dengan Yoona dengan begitu hot. Bahkan kaki
kanan Yoona berada diatas pangkuan Kim Bum dan membuat roknya terbuka
sedikit. Kedua tangan Kim Bum melingkar dileher Yoona.

” Jangan begini oppa, ini tempat umum” ujar suara Yoona.

” Bukankah kau mencintaiku? Aku perlu bukti tentang itu dengan cara
memastikan kau ada disisiku” balas suara Kim Bum. Bagai ditusuk ribuan
pisau, hati terasa remuk dan hancur. Kakiku melemas sehingga tubuhku
terperosot kelantai. Siwon oppa memeluk tubuhku.

” Jangan begini Sooyoung-ah, ayo kita pergi” ajak Siwon oppa. Melihatku
yang tidak merespon ajakannya, dia mulai menggendong tubuhku. Sekarang
aku terlalu lemah untuk melawan atau menolak. Yang bisa kulakukan
sekarang hanya menangis didada Siwon oppa yang tengah menggendongku.

” Uljimma, namja seperti itu tidak pantas untuk ditangisi. Dia bukan
orang baik dan hanya memanfaatkanmu, kenapa kau menangisinya?
Menghabiskan air matamu saja” nasihat Siwon oppa. Mendengar
kata-katanya, tangisanku semakin menjadi. Kim Bum memanfaatkanku?
Memang, seharusnya aku sadar kalau pernikahan ini hanya sementara, ini
hanya tipuan!. Siwon oppa menurunkan tubuhku setelah sampai dikamar
hotel Siwon oppa. Untunglah diskotik itu terletak tak jauh dari hotel
yang kami tempati. ” Tunggulah, aku akan mengambilkan pakaian untukmu.
Duduklah dan beristirahat”.

Aku hanya mengangguk lemah dan berjalan menuju sofa dengan langkah
gontai. Setelah duduk diatas sana, aku segera menekuk dan memeluk kakiku
lalu kembali menangis. Jadi setelah membuatku terbang setinggi langit
ketujuh dia menghempaskanku begitu saja?. Kim Sang Bum, kau adalah namja
terjahat yang pernah aku kenal didunia!.

” Minumlah dulu Sooyoung-ah, setelah itu segera ganti pakaianmu. Malam
ini kau menginap disini saja, kau tidur dikasur sedangkan aku disofa”
ujar Siwon oppa sambil menyodorkan segelas teh hangat kepadaku. Aku
menerimanya lalu meminum sedikit. Bibirku bergetar karena menahan
tangis. Siwon oppa menyentuh pipiku lembut dan menyandarkan kepalaku
dibahunya.

” Aku tidak bisa menyuruhmu berhenti menangis tapi setidaknya lupakan
dia, bukankah ingatan buruk seharusnya dihilangkan? Mulailah membuka
lembaran baru…bersamaku”

” Kau salah oppa, aku bisa berhenti menangis tapi aku tidak bisa
melupakannya. Kim Bum bukan hanya sebuah ingatan yang menyakitkan….dia
juga cinta, udara, dan nafasku. Sangat sulit untuk melupakan fakta bahwa
kita tidak bisa hidup tanpa oksigen kan oppa?”

” Apa kau begitu mencintainya?”

” Kira-kira begitu. Oppa, bisakah kau memesan tiket pesawat menuju Seoul
besok pagi? Aku rasa aku sudah tidak sanggup lagi berlama-lama disini”

” Kkeure, aku akan memesankannya, kita pulang bersama. Tidurlah, aku
harap besok pagi kau akan merasa lebih baik”. Aku hanya membalasnya
dengan senyum miris. Mana mungkin aku akan merasa baik keesokan harinya?
Aku harus meninggalkan oksigenku, bukankah itu sama saja dengan berjalan
berlahan menuju kematian yang menyakitkan?.



***

(Another side of Soo-Won)

Author POV



Yoona berjalan dengan mantap kearah Kim Bum yang tengah terbaring disofa
sambil memegangi kepalanya. Dengan suara yang dimanis-maniskan, Yoona
mulai mendekati Kim Bum.

” Oppa, apa yang terjadi? Kenapa bisa begini?” tanya Yoona dengan nada
innocent. Kim Bum bangun dan mulai menggerak-gerakkan tangannya kesegala
arah.

” Sooyoung-ah, kau kah itu? aku tidak bisa melihatmu Sooyoung-ah” ucapnya
lirih sambil terus menggapai-gapai. Yoona menggenggam tangan Kim Bum erat.

” Ne oppa, aku disini. Tak perlu takut oppa, aku tak akan
meninggalkanmu” bohong Yoona. Kim Bum pun memeluk tubuh Yoona dengan
sangat erat.

” Jangan tinggalkan aku lagi Sooyoung-ah, aku takut…” ucapnya. Yoona
membalas pelukan Kim Bum dan mengelus-elus tubuh namja manis itu.

” Tenanglah oppa, aku tak akan pernah lari dari sisimu. Aku akan
bersamamu terus selamanya” balas Yoona. Sebuah evil smirk muncul dari
wajahnya, seolah mendapat ide brilian. Yoona menaikan kaki kanannya pada
kaki Kim Bum dan mendekatkan bibirnya ditelinga Kim Bum.

” Saranghae oppa, be mine please” ucapnya dengan nada mendesah yang
seksi dan membuat Kim Bum tersenyum senang.

” As U wish darling” balas Kim Bum. Dia melingkarkan tangannya dileher
Yoona dan mulai menciumi bibir gadis itu lembut. Semakin lama ciuman
merekapun semakin panas. Yoona langsung melepaskan ciumannya begitu
Sooyoung tiba dan melihat mereka namun Siwon menutup matanya. Siwon
menutup mata yeoja jelek itu, aku curiga dia tidak melihat adegan hot
kami tadi, dia harus tahu, batin Yoona.

” Jangan begini oppa, ini tempat umum” ucap Yoona.

” Bukankah kau mencintaiku? Aku perlu bukti tentang itu dengan cara
memastikan kau ada disisiku” balas suara Kim Bum. Sooyoung langsung jatuh
tersungkur dilantai diskotik. Siwon pun memeluk tubuhnya erat. Sesekali
Siwon mencuri-curi pandang pada Yoona dan tersenyum penuh kemenangan.
Mission complete, seru keduanya dalam hati.



***

Yoona memapah tubuh Kim Bum menuju kamarnya dengan istrinya. Kini
Kim Bum tengah tak sadarkan diri, efek dari minuman terkutuk yang
diberikan Siwon pada Kim Bum. Yoona pun membaringkan tubuh Kim Bum dan
tersenyum sambil mengelus-elus pipi lembut Kim Bum.

” Sebentar lagi kau akan menjadi milikku” gumam Yoona senang. Sebuah ide
terlintas dipikirannya. Yoona mulai membuka setengah kancing kemeja
putih milik Kim Bum dan menciumi beberapa bagian sehingga meninggalkan
bekas lipstick dikemeja itu. Apa perlu aku membuka celana panjang dan
boxernya lalu menyebarkannya dilantai? Aku yakin Sooyoung akan kembali
kesini dan jika dia melihat hal itu serta bekas ciuman ini , dia akan
mengira aku dan Kim Bum oppa melakukan sesuatu dan dia akan semakin
mantap untuk meninggalkan Oppa, pikir Yoona.

Dia membuka celana panjang dan boxer milik Kim Bum dan menyelimuti tubuh
pria itu. Dia mengatur posisi serta tata selimut agar terlihat
seolah-olah Yoona pergi meninggalkan Kim Bum setelah melakukan hal
’itu’. Setelah merasa pekerjaannya tuntas, Yoona langsung berjalan
keluar dari kamar Kim Bum.

” Have a nice dream honey” ucapnya sebelum menutup pintu kamar hotel
Kim Bum.



***

Sooyoung POV



Aku terduduk ditempat tidur setelah sekian lama membolak-balikkan
badanku. Ini sudah jam 4 pagi dan aku sama sekali tidak bisa memejamkan
mataku sedikitpun. Jika aku memejamkannya, yang aku lihat hanya kejadian
tadi malam. Bukankah hari ini aku akan kembali ke Seoul bersama Siwon
oppa? Lebih baik aku kembali kekamar untuk mengambil semua barangku,
persetan dengan manusia menyebalkan itu!.

Aku beranjak dari kasur dan berjalan menuju pintu kamar Siwon oppa.
Kulihat oppa tengah terlelap disofa, sepertinya dia sangat nyenyak. Aku
hanya bisa tersenyum melihatnya lalu segera keluar dari kamar itu.
Sesampainya dikamar Kim Bum aku hanya terdiam. Pikiranku tengah
berargumentasi antara membuka pintu kamar ini atau tidak. Setelah
berpikir cukup lama, akupun memberanikan diri untuk membuka pintu.

Kakiku melemas ketika melihat celana Kim Bum bertebaran dilantai. Apa
dia melakukannya dengan yeoja itu? jelas saja, yeoja itulah yang
dicintainya. Sadarlah Choi Sooyoung, kau hanya sebuah mainan baginya.
Sambil berusaha untuk menahan air mataku, aku berjalan menuju lemari dan
mengambil pakaianku lalu kemudian memasukannya kedalam koper merahku.
Aku merasakan air mata turun ke pipiku.

Aku menatap Kim Bum yang tengah terbaring di tempat tidur dengan kemeja
terbuka serta beberapa bekas ciuman disana-sini. Tanpa sadar kakiku
membawaku menuju dia dan menggenggam tangannya. Akupun berlutut
disebelahnya dan menatapnya nanar.

” Kau tahu betapa besar aku mencintaimu? Setelah semua yang kita lalui,
aku tidak menyangka kalau kau hanya mempermainkanku. Aku bodoh bukan?
Seharusnya aku tidak semudah itu percaya padamu, kita kan hanya….menikah
sesaat. Aku merasa cinta sepihak ini harus diakhiri. Sekarang, setelah
mengetahui semuanya, aku harap kau tidak mencariku atau menemuikan dan
muncul dihadapanku. Biarkan aku…mencari kebahagianku sendiri”.
Kata-kataku terhenti setelah merasa tangisku akan meledak. ” Kau tahu
betapa sakitnya hatiku melihat semua itu? aku rasa kau tak akan pernah
tahu…mungkin suatu saat aku akan memaafkanmu, tapi tidak sekarang, perlu
waktu bukan?. Terima kasih sudah hadir dalam hidupku, kau…akan selalu
menjadi kenangan terindah yang pernah aku dapatkan selama hidupku.
Gomapta”. Aku mendekatkan wajahku kewajahnya dan berlahan mencium
bibirnya. Ciuman ini…mungkin akan jadi yang terakhir diantara kami.

Aku langsung menyudahi ciuman ini setelah merasa air mataku mulai jatuh
kembali, takut tangisanku dapat membangunkannya. Akupun menghapus air
mataku dengan kasar dan segera berjalan meninggalkan Kim Bum yang masih
terbaring. Kakiku terpaku didepan kamarnya, yang bisa kulakukan hanya
menatapnya dengan tatapan sendu. Akhirnya aku menyeret kakiku keluar
dari kamar itu karena jika tidak secepatnya meninggalkan namja itu, akan
lebih sulit dan lebih sakit bagiku menghadapinya.

” Kau kembali lagi padanya? Setelah semua yang dia lakukan padamu?
Otakmu kemana Sooyoung-ah?” tanya Siwon oppa yang tiba-tiba berada
dihadapanku ketika aku menutup pintu kamar Kim Bum.

” Aku tak sebodoh itu, setidaknya aku masih punya rasa malu. Untuk apa
aku memaksakan diri untuk terus bersama dengan orang yang tidak
mencintaiku? Aku hanya mengambil pakaian-pakaianku yang tertinggal untuk
dibawa pulang. Kita akan pulang hari ini kan oppa?” tanyaku. Dia
mengangguk cepat.

” Kita berangkat sekarang saja, biar paspor dan visa kita urus di
Bandara. Ayo cepat mandi, nanti kita telat berangkat” ajaknya. Aku hanya
mengangguk singkat. Ini yang terbaik Sooyoung-ah, meninggalkan pria itu
dan menjalani kehidupan baru….



***

Kim Bum POV



Aku membuka mataku yang terasa berat dengan paksa. Sesuatu terasa hilang
dari diriku, tapi apa itu? kulihat seluruh pakaianku bertebaran dilantai
dan kemejaku penuh dengan bekas ciuman. Berlahan aku tersenyum, apa
Sooyoung yang melakukannya? Kami melakukannya lagi? Kenapa aku tidak
sadar?. Akupun turun dari kasur dan berjalan menuju balkon kamar sambil
terus memanggil nama Sooyoung. Tapi tidak ada jawaban.

” Mencari istrimu oppa?” tanya sebuah suara yang aku kenal. Dengan wajah
segar aku segera berbalik.

” Soo…Yoona? kenapa kau ada disini?” tanyaku balik. Dia hanya
tersenyum sinis dan berjalan mendekatiku. Dia sedikit mengangkat rok
dasternya yang tipis itu. Aku hanya bisa menelan ludahku dan berusaha
menenangkan diri. Bagaimanapun aku lelaki, wajarkan kalau aku
merasa….tergoda dengan pemandangan itu?.

” Tak usah mencarinya lagi oppa, dia sudah bahagia bersama orang lain”
ujarnya sambil mendekatiku dan mengelus-elus tanganku. Aku mulai
menatapnya sinis.

” Apa maksudmu Im Yoon Ah?” tanyaku dingin. Dia mulai mengeluarkan senyum
innocent dan menatapku dalam.

” Aku rasa kau tahu kalau aku sangat mencintaimu, aku tak perlu
mengatakannya lagi kan?”. Dia menarik kemeja putihku yang sudah terbuka
dan membuatku mendekat kearahnya sehingga bibir kami saling bertemu.
Dengan sangat agresif dia mencium bibirku. Untuk sesaat aku berusaha
mengerti apa yang terjadi dan begitu menyadarinya, aku segera mendorong
tubuhnya.

” Apa yang kau lakukan Im Yoon Ah???” bentakku geram. Dia hanya mengelap
sudut bibirnya yang basah dengan ibu jarinya lalu kembali mendekatiku.

” Jika kau menolak perlakuanku hanya karena kau masih ingin setia dengan
istrimu, lebih baik lupakan. Dia tengah menikmati kebahagiaannya dengan
Kangin, kau tahu itu? aku berani bertaruh dia tak akan kembali lagi
padamu” ujarnya yakin. Aku menatapnya dengan tatapan menantang.

” Jeongmal? Kenapa kau begitu yakin?” tanyaku.

” Tentu saja, dia terlalu sakit hati atas perlakuanmu, bukankah kau
kemarin menciumku dan bahkan melakukannya denganku?”. Mataku membelalak
begitu mendengar kata-katanya.

” Apa maksudmu?”

” Kau telah menggali lubang kuburmu sendiri Leeteuk sayang, yang kemarin
kau cium bukanlah istrimu, itu aku” jawabnya sambil tersenyum iblis. ”
Untung ada Siwon yang menyelamatkannya, sekarang mereka tengah mencari
kebahagiaan mereka sendiri dan menyerahkan kebahagiaanmu padaku”

” Dimana mereka sekarang?”

” Seoul mungkin?”. Aku langsung mengarahkan pandanganku kearah jam
tanganku. Masih jam 6 pagi, apa ada penerbangan ke Seoul sepagi ini?.
Tanpa pikir panjang aku langsung mengancing kemejaku secepat kilat dan
mengambil jaket serta memakai celanaku kembali.

” Kau mau kemana oppa?” tanyanya lirih.

” Tentu saja ke bandara, aku yakin pesawat menuju Seoul belum berangkat”
jawabku dingin. Akupun bergegas keluar dari kamarku namun sepasang
tangan mendekapku erat dari belakang.

” Jangan pergi, aku mencintaimu….aku membutuhkanmu” ucap Yoona tercekat.
Kurasa dia mulai menangis. Akupun menghela napas berat.

” Kau salah mengartikan cinta. Cinta itu berbicara masalah hati bukanlah
kepemilikan. Jika kau mencintaiku, kau harus merelakanku bahagia
walaupun bukan dengan dirimu. Perasaanmu padaku sekarang ini….hanya
obsesi belaka. Aku harap kau bisa menemukan cinta sejatimu yoona,
selamat tinggal”. Akupun segera melepas pelukannya dengan kasar dan
pergi dari situ menuju depan hotel.

” Bandara I Gusti Ngurah Rai dan….” ucapku pada bapak supir. ” Jangan
lupa pasang kecepatan tinggi, 100 juta pun akan aku bayar, mengerti?”

” Baik tuan” balasnya sopan dan sesuai keinginanku dia membuat kelajuan
Taxinya setara dengan pembalap dunia. Sooyoung-ah, tunggu aku.



***

Sooyoung POV



Aku tengah terduduk dikursi tunggu sambil terus menyibukkan diri dengan
mendengarkan lagu-lagu ceria. Aku tidak mau mengingat sedikitpun soal
kesedihan hatiku. Namun bukannya melupakannya, aku malah semakin sedih.
Lagu Just the Way You are yang seharusnya tidak menimbulkan efek apapun,
sekarang aku merasa lagu itu menggambarkan Kim Bum. Bagaimana dia
menganggapku sebagai wanita terindah yang pernah ia temukan,
satu-satunya wanita yang dia inginkan dalam hidup…..

” Sooyoung-ah, ayo kita masuk kedalam pesawat” ajak Siwon oppa sambil
membawakan koper merahku.

” N..ne oppa” balasku. Siwon oppa hanya tersenyum hangat dan berjalan
mendahuluiku sambil membawa koperku. Akupun melepas earphone yang sedari
tadi ada ditelingaku dan mematikan lagu yang mengalun dari handphoneku.
Ketika aku kembali ke desktop, aku kembali terpaku menatap wallpaper
handphone-ku. Disana ada photoku yang sedang tersenyum dengan Kim Bum
yang tiba-tiba muncul dibelakang sambil mencium pipiku. Air mataku
kembali terjatuh. Tiba-tiba aku merasa kalau aku tidak seharusnya
kembali ke Seoul. Rasa bimbang mulai menyelimutiku.

” Siwon oppa” panggilku. Siwon oppa pun menghentikan langkahnya dan
berbalik menatapku. ” Kau duluan, aku akan pergi ke toilet”. Akupun
berbalik dan segera bergegas menuju toilet. Setiba disana, aku menatap
wajahku didepan kaca. Berantakan, itu kesan yang kutangkap ketika
melihat pantulan diriku dicermin. Apa aku harus pergi? Melarikan diri
dari kenyataan bahwa Kim Bum hanya mempermainkanku dan menjadikan Siwon
oppa sebagai pelarian dari keterpurukan cintaku? Kejam memang, tapi mau
bagaimana lagi.

Akupun menyalahkan kran air dan membasuh wajahku. Setelah merasa sedikit
lebih baik, akupun keluar dari toilet. Ini benar Choi Sooyoung, kau harus
pulang ke Seoul dan melupakan pria itu….



***

Siwon POV

Aku menunggu Sooyoung didepan pintu keberangkatan dengan wajah cemas. Apa
dia melarikan diri dan menemui pria itu? ah, sepertinya tak mungkin,,
aku tahu benar sifat Sooyoung. Dia tidak akan pernah kembali pada orang
yang menyakitinya begitu dalam dan….kurasa Yoona berhasil membuat Sooyoung
berpendapat kalau pria idiot itu adalah orang paling biadap di dunia.
Tiba-tiba aku merasa handphone-ku mulai bergetar, pertanda ada sms masuk.

From : Yoona

Kim Bum sudah tahu semuanya, aku tidak bisa mencegahnya jadi dia
menyusul ke Bandara. Buat Sooyoung tidak bisa bertemu dengan Kim Bum,
bagaimanapun caranya, arraseo??



Damn, dasar yeoja payah!. Masa hanya untuk menangani pria idiot itu saja
dia tidak bisa? Terpaksa aku harus ambil alih semuanya. Si idiot ingin
merebut kembali Sooyoung-ku? Andwe, tak akan aku biarkan. Aku berjalan
dengan cepat menyusul Sooyoung ke kamar mandi namun baru 4 langkah aku
melangkah, Sooyoung sudah berada dihadapanku.

” Kajja” ucapnya lesu. Aku hanya tersenyum senang dan merangkulnya lalu
membawanya masuk ketempat keberangkatan untuk naik pesawat. Selamat
tinggal idiot!!!.

***

Kim Bum POV



Aku segera berlari secepat kilat untuk masuk kedalam bandara. Yang ada
diotakku hanya satu nama Choi Sooyoung. Karena tidak tahu arah serta
tujuan, aku hanya bisa berlari-lari seperti orang kesetanan, tak
terhitung berapa banyak orang yang kutabrak tadi. Begitu menemukan
tempat informasi, aku langsung bergegas kesana.

” Maaf nona, apakah pesawat Korean Air dengan tujuan ke Seoul sudah
berangkat?” tanyaku.

” Untuk sekarang ini belum lepas landas, mungkin 3 menit lagi” jawabnya
ramah.

” Terima kasih!!” ucapku setengah berteriak karena harus cepat-cepat
berlari menyusul Sooyoung. Aku berlari menuju sebuah lorong yang dijaga
oleh pria pendek nan kurus dengan wajah yang garang.

” Tiket anda pak?” tanyanya. Aku langsung menabrak tubuh mungilnya
menuju lapangan penerbangan, persetan dengan teriakkan yang tengah
memanggilku untuk kembali. Bertepatan saat aku tiba dilapangan, saat itu
juga pesawat Korean Air lepas landas meninggalkan Bandara. Aku langsung
terjatuh dengan posisi berlutut begitu melihatnya, kakiku terlalu lemas
untuk berdiri dan menghadapi kenyataan. Kini aku hanya bisa menunduk
sambil menangis, menyesali semua yang terjadi.

” Mianhaeyo, ini semua bukan kemauanku….aku hanya mencintaimu
Sooyoungie….kembalilah” ucapku parau. Tangisanku berubah menjadi kencang.
Aku bukanlah pria cengeng tapi aku juga punya hati kan? Apa salah jika
aku menangis?.

” Jeongmal? Kau mencintaiku Kim Sang Bum-ssi?” tanya sebuah suara
dihadapanku. Akupun mengadahkan wajahku. ” Aku senang kau mengejar….”.
Tanpa pikir panjang aku segera memeluk wanita dihadapanku itu.

” Sooyoung-ah….Choi Sooyoung…” panggilku lirih. Akhirnya aku kembali
memanggil namanya, memeluknya, menghirup aroma tubuhnya, dan segalanya.
Akupun mengeratkan pelukanku pada tubuhnya.

” Kau jahat, aku benci kau!” serunya.

” Tentu saja, aku salah. Kau boleh melakukan apapun padaku. Memukulku,
mencemoohku, dan menghabiskan uangku, apa saja aku rela asal jangan
tinggalkan aku seperti itu. Aku….tidak bisa hidup tanpamu Soo”

” Aku benci kau tapi…aku juga mencintaimu. Aku ingin sekali memukulmu,
menghajarmu, dan bahkan membunuhmu untuk melampiaskan kekesalanku serta
rasa sakit hatiku, tapi tidak bisa”. Dia melepaskan pelukannya dan
membelai wajahku dengan tangannya. ” Aku terlalu mencintaimu sehingga
sulit untukku melukai wajah ini dan tubuh ini”.

” Bagaimana caranya kau turun dari sana?” tanyaku penasaran.

” Siwon oppa sangat tidak tega melihatku seperti mayat hidup tanpamu
jadi dia menceritakan semuanya. Sebenarnya aku sangat marah ketika
mendengarnya hanya saja dia sudah jujur padaku dan akan sangat jahat
jika aku tidak memaafkannya bukan?”

” Kau akan marah pada Yoona?”

” Mollayo, aku tahu dia adalah otak dari semua kekacauan ini tapi dia
terlalu mencintaimu dan aku pikir itu wajar. Walaupun aku tidak akan
melakukan hal yang sama jika aku menjadi dia”

” Kalau begitu, mau pulang bersamaku Kim Soo Young?” tawarku sambil
mengulurkan tangan. Dia menatapku sebentar lalu tersenyum dan menyambut
uluran tanganku.

” Dengan senang hati Kim Sang Bum” balasnya riang. Akupun menariknya
kearahku dan merangkulnya.

” Kajja”.



***

Sooyoung POV



” Kajja” ajak Kim Bum sambil mengeluarkan angelic smile-nya yang
menawan. Aku menatap sekeliling dengan tatapan bingung.

” Hey ini dimana?” tanyaku.

” Besok kita harus sudah pulang ke Seoul jadi tidak ada salahnya jika
kita menikmati satu hari saja sebelum pulang” jawabnya santai.

” Kenapa harus pulang besok?”

” Kau tidak tahu? 2 hari lagi Kyuhyun dan Seohyun akan menikah dan
mereka meminta kita untuk pulang besok”

” Jeongmal? Astaga, mereka jadi menikah?”

” Tentu saja. Sekarang yang aku takutkan adalah pakaian pernikahan
mereka. Aku curiga mereka akan memakai kaus belel dan celana jeans
seperti impian mereka”

” Ah, terserahlah. Yang penting mereka bahagia”. Aku mengikuti Kim Bum
untuk turun dari mobil dan berjalan menuju sebuah wahana bunge jumping.
Aku menatap Kim Bum takut. ” Kau ingin mencobanya?”

” Tentu, waeyo? Kau khawatir?”

” Sedikit. Bagaimana kalau terjadi sesuatu?”

” Tidak akan, trust me OK?” ujarnya. Dia menepuk-nepuk pundakku sambil
tersenyum dan berjalan kearah wahana itu. Aku hanya bisa memandangnya
takut. Ya Tuhan, itu tinggi sekali, apa dia tidak takut?. Samar-samar
aku mendengar satu suara. ” KIM SOOYOUNG SARANGHAE!!!” teriak si tua itu
sambil membuat tanda hati dikepalanya. Aku hanya bisa tersenyum simpul
sebelum akhirnya kembali tegang karena dia sudah terjun.

” Aku hebat kan?” tanyanya ketika sudah kembali.

” Lumayan” jawabku sambil tersenyum usil.

” Ayolah, akui saja kalau aku sangat hebat dan keren”

” Sepertinya penyakit narsismu masih ada, aku curiga kau ketularan oleh
Kyuhyun oppa”

” Mungkin juga, ahahaha. Kajja kita main yang lain”



***

Seharian penuh aku menjelajah pulau Bali bersama Kim Bum. Pergi
berbelanja, makan, jalan-jalan, dan semuanya kami lakukan. Karena
sekarang sudah hampir sore, Kim Bum mengajakku ke pantai Kuta untuk
melihat matahari terbenam yang indah disana.

” Hey, kenapa terus memandangiku?” tanya Kim Bum bingung. Aku menekuk
kedua kakiku dan memeluknya lalu menatap laut.

” Mengawasimu agar tidak memandangi para bule berbikini yang sedari tadi
berlalu lalang” jawabku polos. Dia hanya tertawa pelan dan mengacak-acak
rambutku.

” Kau ini polos sekali. Tak usah khawatir, aku tidak akan menatap
bule-bule itu”

” Jeongmal? Aku tidak begitu yakin. Kau kan yadong”

” Yak, apa aku separah itu dimatamu?”

” Tidak juga, sisi manismu lebih menonjol daripada sisi yadongmu”

” Ahahaha tentu saja” ujarnya sambil kembali menatap laut. Kami berdua
sama-sama terdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing. Tiba-tiba dia
mengambil tangan kananku dan menggenggamnya. Aku menatapnya bingung.

” Kau kenapa?” tanyaku.

” Apa salah jika aku menggenggam tangan istriku?” tanyanya balik.

” Tidak juga..”. Kim Bum pun merengkuh daguku dan membuatku menatap
matanya yang lembut.

” Apa kau tahu apa alasanku mencintaimu?” tanyanya yang membuatku
tertegun. ” Itu karena…kau adalah Choi Sooyoung, tidak ada yang lain. Choi Sooyoung yang selalu ada untukku, Choi Sooyoung yang selalu membuatku
merasa nyaman, Choi Sooyoung yang membuatku berhasil menyelesaikan masalah
dan melupakannya dengan mudah, dan Choi Sooyoung…..yang membuatku
tergila-gila. Nan jeongmal…..saranghaeyo”. Diapun meletakan tangannya
dibelakang kepalaku dan mencium bibirku lembut. Agak kaget memang, tapi
aku menikmatinya. Berciuman ditengah matahari tenggelam, itu indah bukan??.



***

” Soo-ah, bogoshippoyo!” seru Seohyun sambil memelukku ketika aku dan
Kim Bum tiba di Bandara Incheon. Aku membalas pelukan Seohyun.

” Nado” balasku. Akupun melepaskan pelukan kami.

” Wah, aku tak percaya kau tumbuh secepat ini. Hebat sekali kalian,
merancang pernikahan tanpa kami” ujar Kim Bum sambil mengacak-acak
rambut ikal Kyuhyun oppa.

” Bukan aku yang anak kecil hyung, tapi kau yang sudah terlalu tua” ejek
Kyuhyun oppa sambil terkekeh evil. Kim Bum hanya menatapnya dingin.

” Sialan kau!”

” Bagaimana kalau kita pulang sekarang? Calon pengantin tidak boleh
terlalu banyak ada diluar” ajakku sebelum perang terjadi diantara
Kim Bum dan Kyuhyun.



***

Sekarang aku dan Seohyun tengah tidur-tiduran di kamar rumahnya. Hari
ini mereka mengajakku dan Kim Bum untuk menginap di rumah yang akan
mereka tempati ketika menikah nanti. Sedari tadi Seohyun terus
menggenggam tanganku, aku dapat merasakan kegugupan yang melandanya.

” Soo-ah, apa kau juga merasa gugup seperti ini ketika menikah dengan
Bum oppa?” tanya Seohyun. Aku menggeleng pelan.

” Tidak terlalu, kau tahu bagaimana pernikahan kami dulu kan? Tanpa
cinta. Karena Tuhan tidak mempertemukan kami sedikit lebih cepat, aku
tidak bisa merasakan apa yang pengantin lain rasakan. Merancang
pernikahan, gugup, bahagia ketika telah menjadi satu, aku….tidak
merasakannya dulu” jawabku panjang lebar.

” Hey, kalian sudah saling mencintai ya? Bagaimana dia menyatakannya?”
tanya Seohyun penasaran.

” Hanya saling mengungkapkan satu sama lain dan perlu kau tahu, dia
manis sekali. Sayangnya dia sedikit berlebihan dan terkesan
menggombaliku, aku benci itu”

” Aku suka digombali, sayangnya iblis yang satu itu tidak suka berlaku
romantis sedikit saja, itu membuatku jengkel!”

” Untuk beberapa alasan aku lebih menyukai Kyuhyun oppa daripada si tua itu”

” Hey, itu calon suamiku!”

” Waeyo? Aku hanya mengaguminya, kau harusnya bangga karena ada yeoja
yang mengakui kepiawaian calon suamimu!”

” Sudahlah, besok aku harus bangun pagi dan berdandan, aku tidak mau
mataku berubah menjadi seperti mata panda karena kurang tidur, selamat
malam Soo”

” Malam”



***

Kim Bum POV



” Hey, mau sampai kapan kau mondar-mandir disitu hah?” tanyaku yang
terganggu karena Kyuhyun yang sedari tadi mondar-mandir didepan tempat
tidur bagai setrikaan.

” Aku khawatir soal pernikahanku hyung, bagaimana kalau terjadi
sesuatu?. Kalau kakiku tersandung? Salah berbicara? Cincin jatuh? Suara
tiba-tiba menjadi fals? Bukankah itu menyedihkan?” ujarnya dengan wajah
bergidik ngeri. Aku hanya menggelengkan kepalaku.

” Kau itu berlebihan sekali, aku saja tidak seperti itu saat menikah
dengan Sooyoung”

” Waktu itu kalian kan belum saling mencintai, wajar saja jika tidak ada
rasa gugup!”

” Untung point itu, kau benar Cho Kyuhyun. Sekarang aku jadi iri pada
kalian. Aku juga ingin merencanakan pernikahan dan merasa gugup seperti
kalian”

” Kau juga ingin? Easy hyung, lakukan pernikahan kedua dengan Sooyoung”

” Kau gila? Memangnya ada seperti itu?”

” Waktu itu Seohyun menggangguku dengan cerita novel romantis yang
sangat menjijikan dan ada bagian itu didalam sana, tidak ada salahnya
jika dicoba”

” Pernikahan kedua? Kedengarannya menarik” gumamku sambil tersenyum.
Kyuhyun kembali naik keatas tempat tidur dan berbaring disampingku.

” Sebenarnya aku tidak bisa tidur sama sekali, tapi aku tidak mau
ketampananku terganggu dengan adanya kantung mata, apa lagi besok acara
pernikahanku” gumam Kyuhyun.

” Dan sebagai malaikat tak bersayap yang dikirim Tuhan ke dunia, aku
akan membantumu tidur”. Aku merayap keatas Kyuhyun dan mencium matanya
yang tertutup.

” Yak hyung, apa yang kau lakukan? Kau homo ya?” teriak Kyuhyun. Aku
segera memukul kepalanya.

” Enak saja!. Jangan buka mata bodoh, nanti mantra dari angel without
wings Kim Sang Bum menghilang, apalagi jika berada pada setan sepertimu,
khasiatnya agak susah beradaptasi” balasku yang langsung menerima
pukulan bantal darinya.

” Ah, jika bertengkar denganmu, aku bisa semakin tidak bisa tidur.
Aish!!!”. Kyuhyun mengacak-acak rambut ikalnya dan membalikan badannya
untuk mencoba terlelap. Aku hanya tersenyum dan mengelus rambutnya.

” Walaupun kau masih kekanak-kanakan, aku sudah cukup bahagia karena
berlahan kau menjadi dewasa. Aku harap kau akan bahagia dengan
pernikahanmu. Aku tidak begitu mengenal Seohyun tapi hanya dengan
melihat matanya saja aku tahu kalau dia adalah gadis baik, jangan
sia-siakan dia. Aku yakin kau akan tumbuh dengan sempurna disampingnya.
Selamat tidur Kyu, aku menyayangimu” ujarku pelan. Tak lama kemudian
suara dengkuran Kyu mulai terdengar. Aku turun dari tempat tidur dan
mematikan lampu kamar sebelum akhirnya keluar dari kamar.

” Belum tidur oppa?” tanya sebuah suara. Aku menatap si pemanggil,
kulihat Sooyoung tengah terduduk disofa. Akupun berjalan menghampirinya
dan duduk disampingnya. Kulingkarkan tanganku dibahunya dan menariknya
untuk bersandar didadaku yang bidang.

” Tumben memanggilku oppa” ujarku.

” Sedang ingin saja” balasnya. ” Sedari tadi Seohyun hanya
membolak-balikan tubuhnya dikasur karena tidak bisa tidur. Dia bilang
dia terlalu gugup untuk tidur”

” Kyuhyun juga, dari tadi dia hanya mondar-mandir didepan kaca rias
bagai setrikaan. Tapi setelah itu dia berusaha tidur karena tidak mau
ada kantung mata yang merusak wajahnya nanti”

” Ne, Seohyun juga bilang begitu. Aku iri dengan mereka. Aku juga ingin
merasa gugup dan tidak bisa tidur seperti itu”

” Kkeure?”

” Hm, kelihatannya itu menyenangkan”. Aku hanya bisa mengelus-elus
kepala Sooyoung dengan lembut. Malaikat Jungsoo mendengar doamu dan akan
mengabulkannya, batinku.



***

Sooyoung POV

# SeoKyu Weeding



” Sudah sangat cantik Seo, tidak perlu melihat kaca lagi” ujarku pada
Seohyun sedari tadi hanya melihat pantulan dirinya didalam cermin.

” Arraseo, tapi entah kenapa aku merasa sangat gugup dan berkeringat.
Aku takut make up diwajahku luntur”

” Rilex saja, jika begitu kau akan terlihat kikuk tahu”

” Mau rilex bagaimana? Ini hari paling bersejarah dalam hidupku!. Kalau
pada saat itu kau dan Kim Bum oppa sudah saling mencintai, pasti akan
terasa seperti ini”. Aku hanya bisa tersenyum miris.

” Kami….hanya terlambat bertemu saja. Apa itu sangat fatal?”

” Seohyun-ah, sudah waktunya” panggil Mr. Seo. Seohyun menatapku
sebentar sebelum akhirnya dia berjalan menghampiri ayahnya. Aku berusaha
menahan air mataku. Andai saja appa masih ada dan aku tidak terlambat
bertemu dengan Kim Bum, pasti aku bisa merasakan hal yang sama seperti
Seohyun.

” Yak, Kim Sooyoung-ssi, kenapa kau menangis seperti itu? setahuku yang
menikah adalah Seohyun dan Kyuhyun” ujar suatu suara. Aku mengadahkan
mukaku dan mendapati Kim Bum tengah tersenyum dan menghampiriku. ” Tidak
usah cengeng, istriku tidak boleh menangis, arraseo?” lanjutnya sambil
mengelus pipiku dengan telunjuknya.

” Ne arraseo”

” Bagaimana kalau sehabis pernikahan SeoKyu, aku mengajakmu ke suatu
tempat?”

” Kemana?”

” Nanti juga kau akan tahu”. Kim Bum mengarahkan tanganku untuk memeluk
lengannya dan mengajakku berjalan menuju gereja pernikahan SeoKyu. Aku
dan Kim Bum duduk bersama-sama dengan Donghae dan Dhea yang
kelihatannya mesra sekali sekarang. Tentu saja, mereka kan pasangan yang
suka mengumbar kemesraan mereka dan membuat orang lain gigit jari karena
iri.

” Cho Kyuhyun-ssi, bersediakah engkau memperistri Seo Joo Hyun sebagai
istrimu, selalu mendampinginya saat sehat maupun sakit, senang maupun
sedih, mencintai dan menyayanginya seumur hidupmu” tanya pastor.

” Ya, saya bersedia” jawab Kyuhyun oppa sambil menatap Seohyun dengan
lembut. Tatapannya….seolah mengatakan kalau dia sangat amat mencintai
yeoja dihadapannya itu.

” Seo Joo Hyun-ssi, bersediakah engkau memperistri Cho Kyuhyun sebagai
suamimu, selalu mendampinginya saat sehat maupun sakit, senang maupun
sedih, mencintai dan menyayanginya seumur hidupmu” tanya pastor lagi.

” Ya, saya bersedia” jawab Seohyun parau. Air mata mengalir dari kedua
matanya saat Kyuhyun mencium bibirnya.

” Payah sekali mereka, tidak ada hot-hotnya sama sekali” bisik Kim Bum
ditengah meriahnya sorak-sorai para undangan. Aku yang sedari tadi
menahan tangis langsung menatapnya dengan kesal, segala rasa terharu itu
hilang seketika karena kata-katanya.

” Itu karena kau yadong tingkat dewa” balasku jengkel.

” Tapi kau suka kan nyonya Kim?” godanya sambil tersenyum mesum. Aku
hanya bisa mendengus kesal. Tiba-tiba dia menarik tanganku dan membuatku
mencium bibirnya. Untuk beberapa detik pertama aku hanya kaget, tapi aku
langsung membalas lumatan bibirnya yang lembut itu dibibirku. Kami
berdua memejamkan mata.

” Bum-ah, kenapa semua menjadi diam?” tanyaku disela-sela ciuman kami.

” Mollayo, tapi apa itu penting?” jawabnya. Kami terus melanjutkan
ciuman kami.

” Hey hyung, sebenarnya yang menikah itu siapa? Kenapa kalian yang jadi
pusat perhatian?” teriak Kyuhyun oppa. Reflex aku langsung melepas
ciuman kami dan menatap sekeliling. Semua orang disana menatap kami
dengan tatapan iri dan itu membuatku malu.

” Suara decitan kalian kurang besar!” teriak Seohyun yang membuatku
mati kutu.

” Kami hanya menunjukan yang harusnya kami tunjukkan, iya kan Soo?
Sepertinya kita harus pergi, annyeong semua!!” seru Kim Bum sambil
menarik tanganku dan secepat kilat pergi dari gereja. ” Kita harus pergi
ke suatu tempat”

” Kemana?”

” Ikut saja!”



***

Aku terkesima ketika berada ditengah-tengah rak yang penuh dengan gaun
pengantin. Apa Kim Bum mengajakku kesini untuk membeli pakaian pernikahan?.

” Pilih yang mana saja yang kau suka, aku akan membayarnya” ujar Kim Bum
sambil mengibaskan poninya. Aku hanya tersenyum dan segera berkeliaran
mencari gaun yang aku inginkan. Sebenarnya aku masih bingung kenapa
Kim Bum mengajakku ke butik penuh gaun pengantin begini tapi apa boleh
buat, aku harus memilih sebelum si tua itu marah padaku. Pandanganku
tertuju pada sebuah gaun putih disudut butik. Gaun itu tidak terlalu
panjang, hanya selutut malahan. Yang menarik adalah aksen bunga
dilehernya, menurutku itu gaun pengantin paling simpel dan cantik yang
pernah kulihat. Dengan segera aku mengambilnya lalu membawanya kekasir.

” Sooyoung-ah, Kajja” ucap suara berat dibelakangku dan membuatku menoleh.

” Huh? In Guk oppa? Kenapa jadi kau? Kim Bum mana?” tanyaku sambil
celingukan mencari Kim Bum. In Guk oppa hanya tersenyum dan perlu kalian
ketahui kalau senyumannya sangat cool.

” Hyung bilang dia harus pergi mengerjakan sesuatu sehingga memintaku
untuk menjemputmu sekarang” jawabnya tenang. Aku hanya bisa mendengus.

” Setelah membuatku malu diacara pernikahan, dia malah meninggalkanku
dan menyuruh orang lain untuk menjemputku, dasar namja menyebalkan!”
rutukku. In Guk oppa hanya tertawa kecil dan mengacak-acak rambutku pelan.

” Jika kau tahu apa tujuannya, kau pasti akan sangat terkejut” ujarnya.
Dia mengecek jam tangan emasnya. ” Sudah selesai bukan? Sepertinya kita
harus segera pergi dari sini. Jika tidak kita tidak bisa mendandanimu”.

” Huh? Dandan? Untuk apa?”

” Nanti juga kau akan tahu. Kajja!”. In Guk oppa menggenggam pergelangan
tanganku dan menarikku pergi dari situ.



***

Author POV



” Turunlah, semua orang telah menunggumu didalam sana” ujar In Guk ketika
mobilnya telah tiba didepan Gereja tua di kawasan Myeondong. Sooyoung
menatap In Guk dengan tatapan tidak yakin.

” Shireoyo, aku gugup” tolak Sooyoung.

” Bukankah kau yang menginginkannya? Jangan kecewakan Kim Bum hyung. Dia
telah mengeluarkan banyak uang untuk gaun ini, dandanan ini, bunga ini,
dan gereja ini. Dia telah mengusahakan yang terbaik untukmu Sooyoung-ah,
akan sangat jahat jika kau tidak mau turun” bujuk In Guk.

Sooyoung menghela napas sebentar. Ya, inilah yang diinginkannya,
merasakan semua yang dirasakan pasangan yang ingin menikah. Setelah
merasa tidak terlalu gugup, diapun membuka pintu mobilnya. Sooyoung
melangkah dengan kaki bergetar menaiki tangga menuju gereja. Tiba-tiba
seseorang mengambil tangannya dan membuatnya menggenggam sebuah lengan.
Karena terkejut, iapun menoleh.

” M..Minho?” ucap Sooyoung tidak percaya. Adik lelakinya itu hanya
menatapnya sambil tersenyum.

” Noona cantik sekali, aku sampai pangling” puji Minho sambil tersenyum
hangat.

” Sedang apa kau disini?” tanya Sooyoung.

” Menggantikan appa. Bukankah seharusnya appa yang mengantarkan noona
menuju Kim Bum hyung? Sekarang akulah yang harus melakukannya.
Setidaknya menebus kesalahanku yang kemarin tidak bisa melakukan ini
dihari pernikahan noona dahulu dan mengucapkan terimakasih pada Kim Bum
hyung. Ah, sepertinya aku terlalu banyak bicara. Kajja, semua orang
telah menunggu” jawab Minho sambil tertawa ringan. Mereka melangkah masuk
kedalam gereja. Musik pernikahan yang sangat khas langsung mengiringi
mereka memasuki gereja.

Kim Bum menoleh kearah Sooyoung. Cantik, itulah yang terlintas dipikiran
namja manis itu ketika melihat istrinya tercinta masuk kedalam gereja.
Semua orang yang duduk dibangku jemaat langsung bangkit berdiri untuk
menyaksikan betapa manisnya pernikahan ini. Sooyoung tampak tersenyum
dalam keterkejutannya ketika melihat sahabatnya Seohyun dan Kyuhyun
yang tengah duduk dikursi paling depan sedang melambaikan tangan
kearahnya. Mereka tampak mengenakan pakaian pasangan, celana jeans dan
kaus putih garis-garis dipadukan dengan jaket. Simpel namun tampak manis.

” Annyeong noona” ucap Minho sambil melambaikan tangan ketika Sooyoung
telah sampai didepan Kim Bum. Seorang namja cantik dengan pakaian formal
tiba-tiba berdiri podium didepan KimYoung.

” Heechul oppa? Sedang apa kau disana?” tanya Sooyoung bingung. Heechul
mengibaskan poninya dan tersenyum manis.

” Tanyakan hal ini pada suamimu. Aku juga heran kenapa aku yang dipilih
menjadi pastor jadi-jadian disini, kenapa tidak In Guk saja? Dia lebih
berbakat. Gara-gara dia aku harus menghapalkan kalian yang bahkan tidak
pernah aku ucapkan sebelumnya dan gara-gara suamimu juga aku harus
melihat pernikahan kalian yang mengharukan ini. Sepertinya aku harus
segera mencari pasangan, apa Sohee mau denganku ya? Aku khawatir dia
menganggapku terlalu tua untuknya” cerocos Heechul dengan mata sendu.

” Yak, Kim Heechul, mau sampai kapan kau mengoceh hal-hal yang tidak
penting seperti itu hah?” teriak Kyuhyun dari bangku jemaat.

” Yak, Cho Kyuhyun, apa kau pernah merasakan dilempar oleh mic hah?”
balas Heechul sambil mengacung-acungkan mic dihadapannya.

” Heechul-ah, jika itu rusak, jangan harap aku yang akan menggantinya
untukmu, arraseo??” bisik Kim Bum mengancam. Heechul berdeham sebentar
sebelum memulai ucapannya.

” Baiklah, kita mulai saja. Sebelumnya kita sudah tahu kalau Choi Sooyoung
dan Kim Sang Bum telah menikah, namun hari ini mereka akan menikah untuk
yang kedua kalinya. Menurutku ini tidak terlalu penting tapi apa boleh
buat, aku harus melakukan hal ini” ujar Heechul. Dia mengencangkan
dasinya sejenak. ” Kim Sang Bum-ssi, apa kau bersedia menerima Choi Sooyoung sebagai istrimu yang sah, selalu mendampinginya saat sehat
maupun sakit, senang maupun sedih, mencintai dan menyayanginya seumur
hidupmu”

” Ya, saya bersedia” jawab Kim Bum mantap. Dia menatap wanita
dihadapannya dengan senyum riang.

” Dan Choi  Soo Young-ssi, apakah kau bersedia menerima Kim Sang Bum sebagai
suamimu yang sah, mendampinginya saat sehat maupun sakit, senang maupun
sedih, disaat dia memiliki uang atau tidak memiliki uang. Walaupun pelit
dan menyebalkan serta sering berpikiran porno, kau tetap mencintainya
dan tak akan pernah meninggalkannya?”

” Hey bodoh, mana ada yang seperti itu!” omel Kim Bum. Sooyoung hanya
tertawa kecil.

” Ya, saya bersedia” jawab Sooyoung tak kalah mantap. Dia meletakkan
tangannya ditengkuk Kim Bum dan dengan tanpa malu menarik namja itu lalu
mencium bibirnya dengan lembut.

” Waaa,Sooyoung sudah dewasa rupanya” seru Kyuhyun takjub. Heechul
langsung berlari menuju kursi pemain piano dimana Ryeowook duduk dan
menutup matanya.

” Kau enternal maknae dan kurasa kau terlalu kecil untuk menonton adegan
ini” ujar Heechul.

” Aku sudah dewasa hyung!!” gerutu Ryeowook. Sooyoung melepaskan
ciumannya dan tertawa geli melihat ekspresi kaget namja itu. Setelah
menguasai diri, Kim Bum menarik tangan Sooyoung dan membuat tubuh gadis
itu menubruk tubuhnya.

” Saranghae…” bisiknya ditelinga Sooyoung.

” Nado…” balas Sooyoung.

” Kalau begitu…..nanti malam akan menjadi malam yang penuh dengan cinta
kan?”. Sooyoung mendorong tubuh Kim Bum dan menatapnya bingung.

” Maksudmu?” tanyanya. Kim Bum hanya menjawab pertanyaan istrinya dengan
kedipan mata dan senyum penuh arti. Sooyoung berpikir sebentar. ” GYAAAA,
DASAR NAMJA MESUM!!!”



- The End –

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar