Kim Bum POV
Hari ini cukup menyenangkan. Dan yang paling spesial adalah aku tahu
bahwa Sooyoung bisa cemburu padaku. Bukankah cemburu adalah tanda
cinta??. Untuk saat ini aku belum tau hal itu harus dikategorikan
kemana,, yang pasti itu sudah cukup untuk membuatku percaya kalau
Sooyoung juga cinta padaku. Aku rasa aku mulai mencintainya, entah sejak
kapan hal itu berlangsung,, yang pasti saat ini dia adalah udaraku.
Kalian tau kan bagaimana jika seseorang hidup tanpa udara??. Aku mulai
bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi astronot yang lupa membawa helm
kaca dan tabung oksigen-nya ketika sudah sampai di Saturnus(?). Aku
terus menatap wajah innocent Sooyoung yang kini tengah duduk dihadapanku
sambil memakan semangkuk bakso.
Wajahnya benar-benar sempurna. Matanya amat bercahaya dan kadang
membuatku tidak sanggup menatapnya; hidung-nya bagus walaupun tidak
mancung, aku heran kemana dia saat pembagian hidung waktu itu; bibirnya
mungil dan manis, bukan karena aku pernah merasakannya,, tapi begitulah
gambarannya dimataku. Ahh, dia memang karya Tuhan yang paling indah.
” Hei,, kenapa kau tidak memakan makananmu?? Bukankah kau sedang lapar??
Makanannya enak lho,, kalau kau tidak mau lebih baik untukku saja” tanya
Sooyoung sambil terus mandangi mangkuk bakso-ku.
” Aku memang lapar,, tapi entah kenapa setelah melihat wajahmu aku jadi
kenyang” jawabku. Dia menatapku dengan tatapan jijay.
” Sejak kapan kau mempelajari kata-kata menjijikan seperti itu hah?? Kau
membuatku kehilangan napsu makan. Cepat habiskan makananmu,, aku masih
mau pergi menjelajahi pulau Bali,, mumpung aku masih disini” ujarnya
ketus lalu memainkan ponselnya.
” Ahahaha,, kau ini lucu sekali Sooyoung” tawaku sambil mengacak-acak
rambutnya.
***
” Bum-ah,, kenapa kau lama sekali hah??” tanya Sooyoung yang sudah ada
dipuncak duluan. Aku yang kelelahan pura-pura tidak perduli padanya dan
duduk ditangga. Aku dan Sooyoung kini tengah mengunjungi Garuda Wisnu
Kencana (GWK) dan untuk mencapai patung dewa Wisnu yang besarnya
ngajubilah itu, kami harus menaiki ratusan anak tangga. Huaah,, aku
benar-benar lelah saudara-saudara.
” Bum-ah,, kau itu lemah sekali sih!. Masa baru naik tangga begini saja
sudah capek??” omel Sooyoung yang sudah duduk disampingku.
” Aku kan tidak makan Sooyoung, bagaimana mau semangat jika tubuh
lelah??” balasku setengah ngos-ngosan.
” Itu salahmu!. Aku kan sudah menyuruhmu makan baksonya, bukannya makan
malah memandangiku terus”
” Habis kau cantik sih,, rasanya aku malas untuk melihat hal lain jika
aku sedang konsentrasi menatapmu”. Sooyoung menatapku sinis.
” Berhenti mengatakan hal-hal menjijikan seperti itu atau aku akan
melemparmu ke Neraka!” desisnya. Aku mulai tertawa ringan.
” Ahaha,, tapi aku romantis kan?? Sepertinya aku sudah bisa disandingkan
dengan pria-pria bule” ujarku.
” Aku tidak suka kau menjadi pria bule, aku lebih suka kau menjadi Park
Jungsoo” balasnya dengan wajah memerah.
” Aigoo, neomu kyeopta!!” seruku sambil mencubit pipinya karena gemas.
” Yak..yak..yak,, hentikan!” jeritnya lalu mendorong tubuhku pelan. Aku
langsung tertawa melihatnya menggembungkan pipi untuk mengurangi rasa sakit.
” Mianhae Soo. Ayo kita jalan lagi, aku sudah bertenaga lagi
sekarang. Kajja!!” seruku lalu menarik tangan Sooyoung dengan penuh semangat.
***
Sooyoung POV
Aku merebahkan tubuhku diatas kasur yang empuk. Untung tadi rencana
membujuk Kim Bum berhasil,, kami pun pindah ke hotel mewah. Hari ini
benar-benar melelahkan sekaligus menyenangkan. Tapi aku masih bingung
dengan orang-orang bule yang melihatku dan Kim Bum dengan tatapan iri
dan mengatakan how cute saat Bumnie mencubit pipiku. Apa kami terlihat
begitu romantis??.
Aigoo perutku jadi mules memikirnya. Tapi sekarang aku mulai menikmati
saat-saat bersamanya,, eh salah….aku sangat menikmati saat-saat
bersamanya dan rasanya tidak mau itu berakhir. Akankah pernikahan ini
menjadi pernikahan sungguhan??. Aku harap dia juga merasakan perasaan
yang sama denganku.
” Sooyoung-ah cepat mandi,, jangan cemari bau hotel yang mewah ini dengan
bau badanmu yang tidak sedap itu” suruh Leeteuk BT. Aku rasa dia masih
menyesal karena aku. Dia amat shock melihat harga menginap dihotel ini,,
katanya harganya sangat amat mencekik leher dan akhirnya sepanjang
perjalanan dari reseptionis ke kamar diisi dengan omelan dan gerutuannya
yang menyalahkan keteledoranku. Kalau saja aku yang memegang voucer itu
pasti tak akan begini jadinya. Kita pasti bisa menginap dihotel yang
lebih mewah dan pastinya gratis tapi karena kebodohanmu aku jadi harus
membayar biaya menginap hotel ini, begitu keluhannya. Dasar suami pelit!.
” Ne, aku akan pergi man AAAAAAAAAAAAAA”. Aku menjerit dan menutup
mataku dengan kedua tanganku. Alamak,, bagaimana aku tidak terkejut?? Si
gila itu sedang dalam keadaan tanpa busana dan DIA SAMA SEKALI TIDAK
MALU!!!.
” Aish kenapa berisik sekali sih?? Memang ada yang aneh apa??” tanyanya
tanpa dosa.
” Ada apa?? Kau bertanya ada apa?? Lebih baik kau cepat pakai bajumu
atau kau akan kubunuh sekarang juga!!!” ancamku sambil melemparinya
dengan bantal. Aku tidak tau bantal itu tepat mengenainya atau tidak
karena aku masih menutup mataku.
” Oh karena itu. Kenapa kau masih malu? Bukankah kau pernah melihatnya??
Bahkan kau juga pernah merasakannya” ujarnya sambil terkekeh. Yaiks,,
kenapa dia malah mengingatkanku dengan kejadian malam itu??. ” Atau kau
mau lagi?? Aku tidak keberatan jika kita melakukan it…”
” AAAARGH DIAM KAU KIM BUM. DASAR MANUSIA YADONG!!!” teriakku memotong
kata-katanya. Dia langsung tertawa lepas mendengar teriakanku. Tiba-tiba
aku merasakan ada yang memegang kedua bahuku.
” Aku belum mau pakai baju jadi daripada kau tidak mau masuk kamar mandi
lebih baik aku mengantarmu masuk kesana. Aku tak mau wajahmu penuh
dengan warna biru karena membentur pintu kamar mandi” ujarnya lembut
lalu menuntunku menuju kamar mandi. Setelah mendengar bunyi pintu kamar
mandi yang tertutup aku langsung membuka mata. Hfft,, untung dia tidak
memanfaatkan kesempatan. Aku kira dia akan ikut masuk kesini dan
menyerangku(?). Baguslah kalau tidak….
” Sudah selesai?? Kenapa cepat sekali??” tanyanya ketika aku sudah
keluar dari kamar mandi. Aku menatapnya yang kini sedang berbaring
dikasur sambil menonton saluran berita indonesia,, seperti mengerti saja
dia itu. Aku duduk dikursi dan ikut menonton dengannya.
” Kenapa duduk jauh-jauhan begitu?? Ayo berbaring disini” ajak Kim Bum
sambil menepuk-nepuk tempat disebelahnya. Aku menatapnya ragu-ragu,
jujur aku masih trauma atas kejadian malam itu. Aku jadi takut berbaring
disampingnya. Seolah mengerti ketakutanku dia hanya tersenyum. Diapun
menghampiriku dan duduk disampingku lalu membuat kepalaku menyandar
dibahunya.
” Apa aku salah? Kenapa kau takut padaku?” tanyanya lembut. Aku hanya
mendesah pelan.
” Molla, mungkin aku hanya belum terbiasa dengan semua ini. Kadang
terlintas dibenakku, apa ini pernikahan sungguhan atau tipuan? Sikapmu
membuatku sulit membedakan hal itu dan terlalu berharap” jawabku.
” Sepertinya kita senasip, terjebak dalam kebimbangan untuk membedakan
apakah ini pernikahan sungguhan atau tipuan”
” Maksudmu?”
” Aku rasa aku sudah jatuh cinta padamu. Selalu bersamamu membuatku
merasa kalau aku sulit kehilanganmu”. Aku melongo mendengar perkataannya.
” J..Jeongmal?” tanyaku tak percaya.
” Ne. Saranghaeyo….Choi Sooyoung” ucapnya sambil menyusupkan jari-jarinya
disela jemariku.
” Na…nado” balasku. Dia menatapku sambil tersenyum lalu memelukku.
” Gomawo. Aku senang mendengarnya”. Dia melepas pelukannya dan menatapku
lekat-lekat lalu mendekatkan wajahnya kearahku. Aigoo, apa dia mau
menciumku? Astaga,, aku kan belum siap!!. Aku terus mengatur napasku
saat hidung mancungnya menyentuh hidungku. Berlahan bibirnya mulai
menempel dibibirku dan….
KRIIING!!!!!. Bunyi telepon membuatnya menjauhkan diri dariku.
” Aish, siapa sih yang mengganggu acaraku itu?” rutuknya dan dengan
malas mengambil handphone.
” Dari siapa?” tanyaku penasaran.
” Cho Kyuhyun. Mau apa setan itu menelponku??” ujarnya lalu mengangkat
telepon. ” Yoboseo??”.
” Yak hyung,, cepat jauhkan telepon dari telingamu,, aku sedang
menelponmu dengan fasilitas 3G nih!” seru Kyuhyun oppa yang terdengar
olehku, suaranya dasyat sekali!!.
” Oh, kau pakai 3G? Tumben,, ada apa??” tanya Kim Bum lalu duduk
disampingku.
” Sedang ingin menghambur-hamburkan uang saja. Annyeong Soo,, apa
kau betah berada disana bersama hyungku? Kalau tidak, bersabar saja ya”
” Kalau Bum oppa macam-macam, hantamkan saja kepalanya ketembok
terdekat, arraseo??” teriak sebuah suara yang amat aku kenal. Tak sampai
berapa lama wajah Kyuhyun oppa langsung terganti dengan Seohyun. ” Yak
Kim Bum-ssi,, jangan macam-macam dengan sahabatku, arraseo??”
” Apa salah aku bermain-main dengan istriku sendiri?” tanya Kim Bum.
” Kalian itu hanya pura-pura menikah bodoh!”
” Sepertinya keadaan akan berubah Seohyun-ssi. Bukankah pernikahan
terjadi karena 2 insan yang saling mencintai?. Karena aku dan Soo
saling mencintai, kami pantas untuk disebut suami-istri yang sah”
” Mwoya? Dari buku mana kau mempelajari kata-kata itu hyung? Apa kau
kesambet hantu romantis dari Bali?” tanya Kyuhyun oppa yang wajahnya
kini ikut tertampang di layar hape.
” Sepertinya begitu Kyu oppa, sejak tadi kerjaannya hanya melontarkan
kata-kata menjijikan saja” sahutku.
” Aish kalian berdua mengganggu kami saja. Cepat katakan kenapa kalian
menelpon?” tanya Kim Bum oppa jengkel.
” Hanya ingin memberitahukan kalau aku dan Seohyun akan segera menikah”
jawab Kyu oppa santai.
” MWOYA?? KOK BISA??” jeritku dan Kim Bum dengan kompak.
” Bisa dong, memang kalian saja yang boleh menikah??. Seperti kata Bum
oppa, pernikahan terjadi karena 2 insan yang saling mencintai dan itu
yang dibilang sah. Aku dan Kyu saling mencintai,, tidak seperti kalian”
ujar Seohyun.
” Kata siapa aku dan Soo tidak saling mencintai? Aku dan Soo baru
saja melewati sesi ’katakan cinta’ tadi,, bahkan aku berencana untuk
menikah ulang dengannya”
” Jeongmal? Aigoo, ini benar-benar mukzizat” seru Kyu oppa.
” Kapan kalian menikah?” tanyaku penasaran.
” Minggu depan mungkin. Kami baru saja memilih baju pengantin” jawab Seo.
” Jangan menikah sebelum kami pulang, arraseo?”
” Shireoyo, terserah kami mau menikah kapan. Sudah ya hyung, annyeong”.
Mereka langsung mematikan telepon ketika melihat wajah garang Kim Bum.
” Aish,, dasar pasangan evil,, aku tidak bisa membayangkan bagaimana
sifat anak mereka nanti” gerutu Kim Bum yang membuatku bergidik ngeri.
” Wah, pasti anak mereka itu evil, gamers, tidak bisa masak, tidak sopan
pada yang lebih tua, menjengkelkan, dan….ah membayangkannya saja sudah
membuatku sakit kepala!” balasku. Kim Bum duduk disampingku dan
menatapku jail.
” Menurutmu kalau kita memiliki anak, dia akan seperti apa?” tanyanya
yang berhasil membuat pipiku merah.
” Molla. Yang pasti anak kita akan terlihat sangat cantik” jawabku
dengan nada menerawang. Dia merengkuh daguku dan mendekatkan wajahnya ke
wajahku.
” Cantik sepertimu? Itu tidak perlu ditanya. Oh ya, bagaimana kalau kita
lanjutkan yang tadi?” tanyanya sambil tersenyum seduktif. AAA,, SETAN
MESUM MUNCUL LAGI!!!!.
***
” Kita akan kemana hari ini?” tanyaku penasaran.
” Kalau aku beritahu sekarang, nanti jadi tidak seru lagi bukan?”
ujarnya sambil mengedipkan mata. Aish, namja itu, sudah tua genggok
*plak!!* masih saja suka bikin orang penasaran. Akupun berjalan
mengikutinya keluar dari hotel. Hanya dengan mengenakan kaus V neck
berwarna putih dibalut craft kotak-kotak dan celana selutut kotak-kotak
dia sudah terlihat tampan. Aegyaa, kenapa ada namja se-fantastis dia
didunia ini?.
” Mau sampai kapan kau memandangiku seperti itu? Ayo cepat masuk kedalam
Taxi” suruhnya membuyarkan konsentrasiku memandanginya. Aku bahkan tidak
sadar kalau sudah ada Taxi dihadapan kami berdua. Akupun segera masuk
kedalam Taxi. Kim Bum membisikan sesuatu ditelinga supir Taxi lalu masuk
dan duduk disampingku.
” Sebenarnya kita mau kemana sih? Jangan buat aku mati penasaran tuan
Kim” tanyaku lagi. Bukannya menjawab, dia malah melingkarkan tangannya
dipundakku dan mengacak-acak rambutku pelan.
” Bukankah sudah kubilang kalau ini rahasia nyonya Kim?” tanyanya
balik. Aku mengerutkan dahiku karena bingung.
” Kau panggil aku apa tadi? Nyonya Kim?”
” Aku tidak bisa memanggilmu nona Choi. Alasan pertama kau sudah menikah
denganku dan alasan kedua kau sudah tidak perawan lagi, jadi tidak bisa
dipanggil nona”. Aku langsung memukul lengannya kesal.
” Harusnya masih kalau kau tidak merenggutnya!”
” Kita kan suami istri, wajar kan kalau kita ’melakukannya’” ujarnya
sambil mengedipkan mata.
” Tch, dasar seobang mesum!” seruku.
” Yang penting kan kau suka, iya kan?” balasnya sambil mengelus-elus
pipiku. Aku hanya tersenyum kecut.
***
Kim Bum POV
Aku menutup mata Sooyoung dan menuntunnya berjalan. Aku sudah
mempersiapkan ini sejak tadi malam. Ketika Soo sudah tidur, aku
menghubungi eomma dan meminta saran yang bagus dan ini bukan ide yang
buruk. Sepertinya aku harus belajar untuk tidak terlalu sayang pada
uang, setidaknya jika itu dipakai untuk membahagiakan istriku ini.
” Kita ada dimana sih?” tanyanya penasaran. Aku hanya terkekeh pelan.
” Hampir sampai, bersabarlah sedikit” jawabku pelan. Setelah merasa
sudah waktunya, akupun membuka matanya. Kulihat dia terkaget-kaget
melihat kejutan yang aku berikan.
” I..ige mwo?”
” Kau suka? Aku mempersiapkannya khusus untukmu”. Aku menyewa tempat
dipinggir pantai untuk membuat dinner romantis dengan lilin-lilin yang
cantik. Sebenarnya ini bukan gayaku namun menurut eomma inilah cara
membuat yeoja-yeoja bahagia dan merasa dihargai.
” Yeppeuta” puji Sooyung lalu duduk dimeja dinner yang sudah aku
siapkan. ” Aku tidak tau kau bisa seromantis ini, belajar dari mana?”.
” Aku kan Kim Bum, pria yang bisa melakukan apapun!” ujarku bangga. Aku
segera membuka tudung saji dan mengambil garpu untuk menyuapi Sooyoung
dengan spaggeti bolognise yang enak ini.
” Hm…mashita” ujarnya senang dan tersenyum bahagia. Dia memandangi
lautan biru yang luas itu sambil tetap tersenyum. ” Bagaimana kalau kita
naik sampan itu? Keliatannya menarik!”.
Aku menatap sampan yang tengah nganggur ditepi pantai.
” Baiklah kalau begitu, kajja!” ajakku semangat lalu menggandeng
tangannya menuju sampan yang tak besar itu. Aku mengambil dayungan dan
mendayung sampan itu berlahan. Agak deg-degan juga sih, aku takut kalau
kami berdua jatuh. Kalau aku jatuh, aku masih bisa menyelamatkan diri,
tapi kalau Sooyoung jatuh? Aku takut dia kenapa-kenapa.
” Gomawo sudah membuatku menjadi yeoja paling bahagia hari ini” ucapnya
dengan pipi memerah. Aku hanya tersenyum.
” Ini hanya sedikit hadiah dariku sebagai tanda terima kasih. Gomawo
sudah bersedia menjadi separuh jiwaku” balasku.
” Apa aku boleh minta satu permintaan??” tanyanya.
” Apa it…”. Sooyoung menarik scraft dileherku dan membuatku mencium
bibirnya. Astaga, apa dia memintaku menciumnya? Jadi itu permintaannya?.
Kukira dia gadis yang amat polos tapi ternyata kucing garong juga ya,
rawww!! *mulai gaje*.
” Kajja kita pulang Bum oppa” ajaknya dengan pipi memerah. Aku hanya
tersenyum geli dan ikut turun dari sampan yang asik ini. Sepertinya
pulang nanti aku harus mengucapkan terima kasih pada eomma.
***
Sooyoung POV
” Oppa!!” teriak seorang yeoja dari belakang yang langsung membuatku dan
Kim Bum menoleh. Gadis itu langsung berlari cepat dan tidak sampai 2
detik langsung memeluk Kim Bum. Apa-apaan ini? Kenapa gadis ini
tiba-tiba memeluk seobangku?. Sialan, apa jangan-jangan si tua genggok
ini punya wanita simpanan dibelakangku?.
” Yoona-ah, kenapa kau bisa ada disini?” tanya Bumnie shock dan berusaha
melepaskan pelukannya. Aku harap itu bukan akting tapi jika itu memang
akting, harus kusarankan si tua ini untuk ikut main sinetron Putri yang
Ditukar, siapa tau bisa jadi pak Prabu yang kedua *makin gaje, ckckck*.
” Aku kangen oppa. Kajja oppa, kita pergi jalan-jalan!” ajak gadis
bernama Yoona itu lalu menarik Kim Bum pergi. Aku langsung meniup poniku
karena kesal, menyebalkan sekali dia!. Aku memutuskan untuk berjalan
menuju kamar hotel untuk menyibukkan diri dan melupakan kekesalanku
sebelum hotel ini tinggal nama saja karena aksiku nanti.
” Sooyoung-ah!” panggil seseorang yang membuatku menoleh. Aku menatapnya
bingung.
” Siwon oppa? Sedang apa oppa disini?” tanyaku. Dia hanya tersenyum
innocent dan mengacak-acak rambutku pelan.
” Aku dapat tiket gratis ke Bali dan menginap disini, tidak kusangka aku
dapat bertemu denganmu. Apa kau datang dengan suami-mu? Kemana dia?”
tanya Siwon oppa sambil celingak-celinguk mencari Bumnie. Aku menghela
napas kesal.
” Pergi bersama daun muda mungkin?” jawabku asal lalu masuk kedalam
kamar hotel tanpa mempedulikan Siwon oppa diluar sana. Aku menendang
tong sampah dan sandal hotel yang ada dilantai hingga terpental ribuan
mil (?) jauhnya. Awas saja nanti kalau si tua genggok itu pulang, akan
aku hajar dia!.
” Soo-ah!!” panggil suara yang sangat aku kenal. Aku langsung
memalingkan muka karena tidak mau memandang wajahnya itu. Dia sepertinya
tidak menyadari sehingga langsung duduk disampingku dan merangkulku
sambil tersenyum manis. ” Kau cemburu?”
” Ani, buat apa aku cemburu?” tanyaku ketus.
” Yoona itu anak dari pemilik perusahaan tempatku bekerja, dia datang
kesini karena liburan. Tadi dia menawarkan kita untuk ikut ke party
dekat sini, kau ikut ya?” ajaknya.
” Malas, lebih baik aku nonton TV saja” tolakku.
” Ayolah, ikut ya? Please….” ujarnya dengan wajah memelas. Melihat
wajahnya itu aku jadi tidak tega.
” Baiklah, tapi kau jangan jauh-jauh dariku”
” Arasseo, gomawo Soo-ah” ucapnya lalu mengecup pipiku.
0 komentar:
Posting Komentar